Jenazah Dua Penumpang Kembali Teridentifikasi Melalui Sidik Jari
Proses identifikasi lewat sidik jari kembali membuahkan hasil. Dua jenazah dikenali dari kesamaan sidik jari KTP mereka.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC kembali teridentifikasi pada Rabu (13/1/2021). Dari total enam jenazah yang telah diidentifikasi sejak Senin (11/1/2021), satu di antaranya akan diserahkan kepada keluarga esok hari.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Rusdi Hartono mengatakan, tim Indonesian Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Bareskrim Polri telah mengidentifikasi dua jenazah kecelakaan pesawat Sriwijaya Air pada Rabu. Kedua jenazah yang merupakan penumpang pesawat tersebut adalah Indah Halimah Putri (26) dan Agus Minarni (47).
”Kedua korban diidentifikasi melalui kecocokan sidik jari,” katanya dalam konferensi pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dengan tambahan dua jenazah ini, hingga Rabu tercatat ada enam jenazah yang telah teridentifikasi. Keempat jenazah lainnya ialah Okky Bisma (29), Khasanah (50), Fadli Satrianto (38), dan Asy Habul Yamin (36). Okky Bisma merupakan kru pesawat, sedangkan Fadly merupakan kopilot.
Menurut Kepala Bidang Fotografi Kepolisian Pusat Inafis Bareskrim Polri Komisaris Besar Sriyanto, jenazah Indah Halimah Putri diidentifikasi melalui sidik jari jempol kiri. Ada 12 titik sidik jari korban yang identik dengan sidik jari pada KTP elektronik.
Sementara jenazah Agus Minarni diidentifikasi melalui sidik jari pada jempol kanan. Ada 12 titik sidik jari pada jempol kanan yang sesuai dengan sidik jari KTP-el. ”Identik 12 titik ini, menurut kami, sudah tidak bisa terbantahkan,” katanya.
Hingga Rabu pukul 17.00, tim Disaster Victim Identification (DVI) telah menerima 112 sampel DNA. Selain itu, juga ada 137 kantong jenazah dan 35 kantong properti yang telah mereka terima.
Kepala Laboratorium DNA Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Komisaris Besar Ratna mengatakan, hingga saat ini belum ada korban kecelakaan Sriwijaya yang teridentifikasi melalui sampel DNA meski proses identifikasi menggunakan DNA sudah mulai dilakukan. Dia menargetkan, analisis akan dilakukan sekitar 1-2 hari mendatang.
Sampel DNA merupakan salah satu data primer dari postmortem. Selain DNA, data primer tersebut juga bisa berupa sidik jari dan rekam gigi (dental record). Bersama data antemortem, data postmortem ini sangat menentukan keberhasilan dari proses identifikasi korban.
”Keberhasilan dari pemeriksaan DNA ini adalah ada atau tidaknya data antemortem dan postmortem. Yang kedua adalah kondisi dari sampel itu sendiri. Kita tahu, kondisi bagian tubuh korban itu ada yang terendam di air. Ini memang menjadi tantangan kita untuk lebih teliti dan hati-hati,” katanya.
Ratna menjelaskan, berdasarkan pengalaman peristiwa kecelakaan pesawat, data DNA menjadi data yang paling menentukan dalam proses identifikasi. Dalam kasus kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, misalnya, dari 92 korban yang berhasil diidentifikasi, 88 di antaranya menggunakan data DNA.
”Kemudian pada kasus kecelakaan pesawat Air Asia, 93 persen korban teridentifikasi berdasarkan DNA,” katanya.
Diserahkan
Menurut Rusdi, satu jenazah atas nama Okky Bisma akan diserahkan kepada keluarga pada Kamis (14/1/2021) esok hari. ”Besok kami akan menyerahkan satu jenazah kepada keluarga,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, dokumen kependudukan Okky Bisma sudah diserahkan kepada keluarga. Dokumen tersebut adalah akta kematian, kartu keluarga, dan DNA KTP-el sang istri.
”Persyaratannya cukup surat keterangan kematian ataupun data kematian dari kepala rumah sakit, jadi sangat mudah,” ujarnya.
Selain itu, dokumen dari tiga korban yang telah teridentifikasi pada Selasa (12/1/2021) juga akan diserahkan. Menurut Zudan, penyerahan masih menunggu kesepakatan dengan keluarga.
”Untuk dua korban yang ditemukan hari ini, kami sedang proses dokumen kependudukannya untuk diserahkan kepada keluarga,” ujarnya.
Direktur Utama PT Jasa Raharja Budi Rahardjo Slamet mengatakan, hak kepada ahli waris korban yang sudah teridentifikasi akan segera dituntaskan. Khususnya dua korban teranyar yang berhasil diidentifikasi.
”Hak kepada keluarga empat korban yang sudah teridentifikasi sebelumnya sudah kami tuntaskan,” katanya.