Basarnas Sebut Sinyal Kotak Hitam Telah Teridentifikasi
Pencarian kotak hitam dan bagian pesawat, antara lain, menggunakan jalur udara untuk pengamatan. Informasi yang dikumpulkan dari pengamatan udara lalu dikirim kepada tim penyelamat dan pencari (SAR) yang berada di kapal.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional atau Basarnas, Senin (11/1/2021), menyebut telah mendeteksi sinyal kotak hitam dari pesawat Sriwijaya Air bernomor penerbangan SJ-182. Tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT telah menandai lokasi di mana kotak hitam diduga berada.
”Telah teridentifikasi sinyal kotak hitam. Kami membantu KNKT mencari kotak hitam,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Konferensi pers itu juga dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero) Budi Rahardjo, dan Direktur Utama PT Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena.
Pencarian kotak hitam dan bagian pesawat, antara lain, menggunakan jalur udara untuk pengamatan. Informasi yang dikumpulkan dari pengamatan udara lalu dikirim kepada tim penyelamat dan pencari (SAR) yang berada di kapal. Tim kemudian menyelam dan melakukan pencarian di bawah air.
Hasilnya, selain mengidentifikasi sinyal kotak hitam, tim Basarnas juga telah menemukan sejumlah potongan yang diduga badan pesawat Sriwijaya Air dan bagian tubuh manusia. Hingga Senin (11/1/2021) sore, tim Basarnas telah mengumpulkan 10 kantong jenazah berisi bagian tubuh manusia, 16 potongan besar badan pesawat, dan 6 potong pakaian.
Untuk kantong jenazah, Basarnas telah menyerahkannya ke Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Sementara Basarnas mengoordinasikan penemuan badan pesawat dengan KNKT untuk penyelidikan lebih lanjut.
Soerjanto menyampaikan, pencarian kotak hitam telah dilakukan sejak Minggu (10/1/2021) sore menggunakan tiga set alat. Pencarian pada sore hari itu terpaksa dihentikan akibat hujan deras yang dikhawatirkan dapat membahayakan penyelam.
Pencarian kembali dilanjutkan kemarin pukul 20.00 WIB. Tim pencari, dengan menggunakan perahu karet, membuat semacam penanda segitiga untuk mempersempit keberadaan lokasi jatuhnya kotak hitam.
”Tadi malam kami sudah selesai membuat triangle (segitiga). Semoga hari ini ketemu dua kotak hitam itu,” ucap Soerjanto.
Menurut Soerjanto, pencarian kotak hitam amat vital karena analisis penyebab kecelakaan mengacu ke data yang tersimpan di sana. Soerjanto menyatakan akan mengoptimalkan pencarian kotak hitam. Pada Selasa (12/1/2021), KNKT menurut rencana memberangkatkan Kapal Baruna Jaya 4 dengan didukung peralatan tambahan untuk menemukan kotak hitam.
Pencarian korban
Budi Karya mengatakan, upaya pencarian terhadap korban dan kotak hitam akan terus dilakukan. Namun, hal yang juga tak kalah penting adalah memberikan ketenangan dan melayani keluarga penumpang Sriwijaya Air.
Budi telah bertemu dengan keluarga korban kecelakaan Sriwijaya Air di Bandara Soekarno-Hatta. Ia menyampaikan bahwa perkembangan pencarian telah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Pemerintah, kata dia, meyakinkan pihak keluarga penumpang bahwa tim tengah bekerja mencari keberadaan korban.
”Pertemuan tadi diharapkan memberikan kepastian kepada keluarga korban untuk mendapatkan suatu hal yang baik,” ujar Budi.
Untuk mengakomodasi para keluarga penumpang pesawat, manajemen Sriwijaya Air telah menyiapkan penginapan bagi mereka selama berada di Jakarta. Keluarga penumpang pesawat berasal dari sejumlah provinsi, antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Bangka Belitung.
Adapun Budi Rahardjo menjelaskan, pihak Jasa Raharja sejauh ini telah menghubungi pihak keluarga dari 62 penumpang pesawat, termasuk keluarga awak kabin. Penerimaan santunan diselesaikan setelah Jasa Raharja mendapat pengumuman resmi terkait identitas penumpang dari Rumah Sakit Polri Kramatjati.