Polda Metro Jaya Siapkan Tim Identifikasi di RS Polri Kramatjati
Tim gabungan pencarian dan pertolongan di lapangan menemukan benda-benda yang diduga bagian dari badan pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Metro Jaya bersiap dengan kemungkinan pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dipastikan jatuh pada Sabtu (9/1/2021) di perairan Kepulauan Seribu. Tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification bersiaga di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto atau RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, berjaga-jaga untuk mengidentifikasi identitas jika ada jenazah yang ditemukan.
”Polda Metro Jaya sudah menyiapkan malam ini (Sabtu) untuk post dan ante mortem dari DVI Polri di RS Kramatjati,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus melalui keterangan tertulis.
Polda Metro Jaya sudah menyiapkan malam ini (Sabtu) untuk post dan ante mortem dari DVI Polri di RS Kramatjati.
Data ante mortem merupakan data jenazah sebelum meninggal, yakni dari keluarga, seperti sidik jari, susunan gigi, juga informasi pakaian dan apa saja yang dikenakan korban sebelum meninggal. Adapun data post mortem adalah data yang didapat dari jenazah saat ditemukan.
Menurut Yusri, tim DVI bakal melayani anggota keluarga yang akan mencari keberadaan jasad korban seandainya terdapat penemuan jenazah. ”Jadi, keluarga korban yang akan mencari informasi silakan ke RS Kramatjati,” ujarnya.
Dalam siaran pers, Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas) Mayor Jenderal (Mar) Bambang Suryo Aji mengatakan, tim gabungan di lapangan menemukan benda-benda yang diduga bagian dari badan pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak.
”Peralatan-peralatan yang ditemukan tim gabungan di lapangan sekarang jadi barang bukti untuk diteliti lebih dalam, apakah itu bagian dari Sriwijaya atau bukan,” katanya.
Bambang menyebutkan, Basarnas pada pukul 14.55 menerima informasi pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJY-182 hilang kontak. Setelah itu, seluruh potensi dikerahkan untuk menuju lokasi pesawat hilang kontak. Kapal dan sea rider dari Kantor SAR Jakarta turut serta. Informasinya, lokasi berada di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Benda-benda yang ditemukan ditempatkan di kapal Basarnas kemudian dibawa ke daratan Jakarta. Basarnas, Sabtu malam, membuka pos komando di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Jakarta Utara.
Sebelumnya, Ketua RW 002 Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Naki (38) mengaku mendengar dentuman kencang sekitar pukul 15.00. RW ini berada di Pulau Lancang, pulau berpenghuni 700 keluarga dan berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan kapal nelayan dari Pulau Laki. ”Meski lumayan jauh, tapi terdengar keras,” ujarnya saat dihubungi pada Sabtu sore.
Adapun Pulau Lancang bisa dicapai dari Jakarta dengan perjalanan laut sekitar satu jam. Naki menceritakan, dirinya saat itu sedang beristirahat di rumah karena cuaca sedang gerimis. Sekitar pukul 15.00, ia dikagetkan oleh suara dentuman yang getarannya terasa hingga di rumahnya. Ia dan warga lain pun saling bertanya terkait suara tersebut.
Pulau Laki memang kerap digunakan sebagai tempat latihan anggota TNI sehingga warga terbiasa mendengar suara ledakan dari arah pulau itu. Namun, tidak ada pemberitahuan tentang akan adanya latihan. Para nelayan pun biasanya sudah diminta tidak mendekati Pulau Laki jika latihan digelar.