Kasus Baru Nyaris 3.000, DKI Waspadai Puncak Kasus Pascaliburan
Menghadapi lonjakan kasus pascaliburan Natal dan Tahun Baru, DKI Jakarta menambah tenaga kesehatan hingga 2.676 orang,
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pengguna jalan tol mengikuti tes cepat antigen gratis di tempat peristirahatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 19, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/12/2020).
JAKARTA, KOMPAS -— Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat tambahan kasus positif Covid-19 per Jumat (8/1/2021) sebanyak 2.959 kasus. Pemprov DKI juga masih mewaspadai puncak dampak libur Natal dan Tahun Baru yang diperkirakan mulai terlihat 17 Januari 2021.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia, melalui keterangan tertulis, menjelaskan, Jumat ini dilakukan tes PCR sebanyak 16.712 spesimen. Dari jumlah itu, sebanyak 14.122 orang dites PCR. Hasilnya, 2.204 positif dan 11.918 negatif.
”Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 2.959 kasus lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 755 kasus dari 2 laboratorium swasta dan 1 laboratorium RS BUMN, tujuh hari terakhir yang baru dilaporkan,” kata Dwi Oktavia.
Warga antre tes reaksi berantai polimerase (PCR) atau tes usap di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (8/1/2021). Sekitar 300 warga menjalani tes usap di puskesmas kecamatan itu seiring lonjakan kasus Covid-19.
Bila dirinci, jelas Dwi, angka kasus 2.959 itu tersebar merata di wilayah DKI Jakarta. Distribusinya, Jakarta Timur sebanyak 625 kasus, Jakarta Selatan sebanyak 548 kasus, Jakarta Barat sebanya 436 kasus, Jakarta Utara sebanyak 356 kasus, Jakarta Pusat sebanyak 245 kasus, Kepulauan Seribu sebanyak 9 kasus, serta terdaftar beralamat di luar DKI Jakarta sebanyak 268 kasus (9 persen) dan alamat tidak dilaporkan sebanyak 472 kasus (16 persen).
Dinkes DKI juga sudah mulai mencatat laporan kluster keluarga pascalibur Natal dan Tahun Baru. Sebanyak 33 dari 44 kecamatan di DKI Jakarta sudah melaporkan adanya kluster keluarga.
Dari penambahan kasus itu, lanjut Dwi, sebanyak 44 kecamatan di DKI Jakarta mengalami penambahan kasus. Terbanyak di Kebayoran Lama dengan 127 kasus baru dan Cipayung dengan 100 kasus baru. Paling sedikit penambahan kasus di Kepulauan Seribu Selatan dengan 2 kasus baru.
Sebanyak 75 persen kasus positif ditemukan di fasilitas kesehatan dan laboratorium di mana warga datang, sedangkan 25 persen adalah hasil contact tracing Puskesmas. Dari kasus positif yang ditemukan per Jumat ini, 51 persen tanpa gejala dan 49 persen bergejala.
Sementara untuk DKI Jakarta, sampai hari ini ada penambahan kasus aktif sejumlah 251 kasus. Jadi, jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 17.633 orang yang masih dirawat atau isolasi.
Kompas/Priyombodo
Calon penumpang kereta api mengantre melewati pemeriksaan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (20/12/2020). Arus mudik Natal dan Tahun Baru melalui stasiun Pasar Senen ke sejumlah daerah di Jawa mulai mengalami peningkatan.
Kasus Pascalibur
Untuk penambahan kasus karena libur Natal dan Tahun Baru, Dinkes DKI juga sudah mulai mencatat laporan kluster keluarga pascalibur Natal dan Tahun Baru. Sebanyak 33 dari 44 kecamatan di DKI Jakarta sudah melaporkan adanya kluster keluarga.
Data yang dihimpun 3-8 Januari untuk kluster keluarga pascalibur Natal dan Tahun Baru, di mana sebagian warga beraktivitas ke luar DKI Jakarta, Dinkes DKI mencatat terdapat 111 kluster keluarga dengan total 351 kasus positif teridentifikasi.
Adapun untuk puncak penambahan kasus efek libur Natal dan Tahun Baru yang merupakan efek langsung diprediksi terjadi pada 14 hari sesudah libur, yakni pada 17-31 Januari 2021. ”Untuk itu, perlu diwaspadai adanya peningkatan pada kluster keluarga,” ucap Dwi.
Ia pun mengimbau agar masyarakat terus meningkatkan perilaku 3M dan menghindari kerumunan. Selain itu, perlu juga mengingatkan sesama agar selalu menerapkan protokol kesehatan.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Tenaga medis mengenakan hazmat mendorong ranjang pasien Covid-19 di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (8/1/2021). Pemprov DKI Jakarta mengajukan penambahan tenaga kesehatan 2.676 orang.
Secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI menjelaskan, untuk menghadapi lonjakan kasus pascaliburan Natal dan Tahun Baru, DKI Jakarta menambah tenaga kesehatan hingga 2.676 orang, lalu juga menambah RS rujukan Covid-19 yang hingga sekarang ada 101 RS.
Dari data, lanjut Ahmad Riza, pasien yang mengisi RS-RS di DKI Jakarta berasal dari luar DKI Jakarta. ”Menurut data Dinkes DKI, 28 -30 persen yang menggunakan fasilitas RS, khususnya ICU, adalah warga dari luar Jakarta. Tentu sebagai pemerintah, siapa pun kita layani dengan baik, tidak hanya yang ber-KTP Jakarta,” kata Ahmad Riza.
Antisipasi lain yang dilakukan DKI adalah menambah laboratorium, tempat tidur di ruang isolasi dan ICU, juga menyiapkan fasilitas kesehatan lainnya.