Berjam-jam Menunggu Masuk Kamar Rawat di Wisma Atlet
Jumlah pasien positif Covid-19 terus bertambah. Antrean penanganan menjadi keniscayaan seperti yang terjadi di RS Darurat Wisma Atlet. Namun, pasien mengapresiasi respons cepat dan ramah para tenaga kesehatan di sana.
Oleh
Helena F Nababan
·5 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Anggota TNI melintas di depan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (3/1/2021).
Sampai pekan pertama Januari 2021, angka kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta terus tinggi. Pasien positif yang dijemput petugas puskesmas untuk dirawat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet pun mesti menunggu beberapa waktu untuk bisa masuk ke kamar rawat.
Karena tidak bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, Satrio, warga Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, misalnya, dijemput petugas Puskesmas Pesanggrahan, Rabu (6/1/2021) sore, untuk mendapatkan perawatan dan isolasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet. Ia bergejala batuk kering, pilek, dan agak sesak.
Setibanya di Wisma Atlet pukul 17.00, ia masih harus menjalani sejumlah prosedur. ”Saya masuk IGD untuk pendaftaran dan check up. Lalu juga memberikan keterangan tentang riwayat dan gejala,” katanya ketika dihubungi, Jumat (8/1/2021).
Setelah proses pendaftaran, ia dibawa untuk menunggu masuk kamar. ”Saya menunggu 1,5-2 jam untuk bisa masuk ke kamar di lantai 11 tower 7,” ujar Satrio.
Lain Satrio, lain pengalaman Fajar, warga Cakung, Jakarta Timur. Dari hasil tes usap PCR yang ia jalani di pertengahan Desember 2020, Fajar positif terpapar dan diisolasi di Wisma Atlet. Ia diminta berkumpul di Puskesmas Cakung, Sabtu (26/12/2020). ”Saya diantar ke Wisma Atlet dengan ambulans bersama empat orang lainnya,” kata Fajar.
Setibanya di Wisma Atlet pukul 15.00, ia masih harus antre untuk pendaftaran, rekam jantung (EKG), pengambilan darah, pengecekan tekanan darah, wawancara dokter soal keluhan, serta rontgen dada. ”Setelah semua proses itu, saya perlu waktu empat jam untuk bisa masuk ke kamar rawat di tower (menara) 6 lantai 8,” ujarnya.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Ambulans membawa pasien Covid-19 menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (3/1/2021).
Ia cukup bersabar dengan waktu tunggu yang lama. ”Sehari sebelum saya, orang menunggu sampai dini hari untuk masuk. Teman sekamar saya masuk pukul dua dini hari,” kata Fajar.
Bahkan, lanjut Fajar, sewaktu ia akan pulang setelah selesai perawatan, Rabu (6/1/2021) malam, antrean pasien banyak sekali. ”Kemungkinan pasien membeludak karena pascalibur Tahun Baru,” ujarnya.
Meski harus menunggu untuk mendapatkan kamar rawat, Fajar merasakan tenaga kesehatan di Wisma Atlet ramah dan cepat tanggap. ”Kalau ada keluhan, langsung direspons dan tanggap. Mereka juga mengimbau pasien yang keluarganya juga dirawat di Wisma Atlet bisa langsung memberi tahu untuk disatukan. Tujuannya agar pasien senang dan imunnya bagus,” tutur Fajar.
Kalau ada keluhan, langsung direspons dan tanggap. Mereka juga mengimbau pasien yang keluarganya juga dirawat di Wisma Atlet bisa langsung memberi tahu untuk disatukan. Tujuannya agar pasien senang dan imunnya bagus.
Data terbaru dari RS Darurat Wisma Atlet, per hari Jumat (8/1/2021) ini sampai pukul 08.00 ada 4.240 pasien rawat inap terkonfirmasi positif, terdiri dari 2.235 laki-laki dan 2.005 wanita. Pasien rawat inap semula 4.093 orang, ada tambahan 147 orang.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan, saat ini penambahan kasus positif di Jakarta memang tinggi. DKI sampai menambah rumah sakit rujukan, tenaga kesehatan, juga tempat makam.
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan, per Jumat ini ada tambahan 2.959 kasus positif. Dinas Kesehatan melakukan tes PCR sebanyak 16.712 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 14.122 orang dites PCR dengan hasil 2.204 positif dan 11.918 negatif.
”Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 2.959 kasus lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 755 kasus dari dua laboratorium swasta dan satu laboratorium RS BUMN, tujuh hari terakhir yang baru dilaporkan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia.
Dari penambahan kasus per Jumat ini, Dinas Kesehatan DKI mendata di Jakarta Timur ada penambahan kasus sebanyak 625 kasus, Jakarta Selatan 548 kasus, Jakarta Barat 436 kasus, Jakarta Utara 356 kasus, Jakarta Pusat 245 kasus, Kepulauan Seribu 9 kasus, serta terdaftar beralamat di luar DKI Jakarta sebanyak 268 kasus (9 persen) dan alamat tidak dilaporkan 472 kasus (16 persen).
Selain itu, 44 kecamatan di DKI Jakarta juga mengalami penambahan kasus. Terbanyak di Kebayoran Lama dengan 127 kasus baru dan di Cipayung 100 kasus baru. Paling sedikit di Kepulauan Seribu Selatan dengan 2 kasus baru.
Sebanyak 75 persen kasus positif ditemukan di fasilitas kesehatan dan laboratorium di mana warga datang ke fasilitas kesehatan, sedangkan 25 persen adalah hasil penelusuran kontak oleh pihak puskesmas. Dari kasus positif yang ditemukan hari Jumat ini, sebanyak 51 persen tanpa gejala dan 49 persen bergejala.
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta, lanjut Dwi Oktavia, naik 251 kasus sehingga jumlah kasus aktif sampai Jumat ini sebanyak 17.633 orang yang masih dirawat atau isolasi.
Dari jumlah tersebut, 44 persen tanpa gejala, 20 persen bergejala ringan, 32 persen bergejala sedang, 2 persen bergejala berat, dan 3 persen bergejala kritis. Pasien tanpa gejala dan gejala ringan melakukan isolasi mandiri di tempat isolasi terkendali/wisma atlet/rumah. Sementara pasien dengan gejala sedang dirawat di ICU RS. Pada kasus berat dan kritis, pasien juga dirawat di ICU RS, baik menggunakan ventilator maupun nonventilator.
Kompas/AGUS SUSANTO
Foto udara keluarga dan kerabat dekat seusai pemakaman dengan protokol Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Selasa (29/12/2020).
Dengan angka yang makin tinggi, dalam hari-hari ke depan, Pemprov DKI kembali mengantisipasi lonjakan kasus akibat libur panjang, terutama kluster keluarga.
Untuk petak makam, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Suzi Marsitawati menjelaskan, pihaknya terus menambah ketersediaan petak makam. Dari perluasan 2 hektar di Rorotan, Jakarta Utara, ada 1.500 petak makam. Adapun di Tegal Alur dan Pondok Ranggon, petak makam khusus Covid-19 tersisa 200 petak untuk jenazah Muslim dan 200 petak untuk jenazah non-Muslim.
Dinas juga menambah makam seluas 3,3 hektar di TPU Srengseng Sawah, TPU Semper, dan TPU Dukuh.