Kabar Kedatangan Vaksin Mengendurkan Kewaspadaan Warga
Kabar vaksin membuat sebagian orang kurang waspada terhadap pandemi Covid-19. Padahal, vaksin Sinovac yang sedang dalam proses distribusi kini belum mendapat izin penggunaan secara darurat dari pihak otoritas.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kabar kedatangan vaksin membuat sebagian warga di Jakarta kurang waspada menyikapi pandemi Covid-19. Kondisi tersebut menimbulkan rasa aman semu di lingkungan warga, padahal pemberian vaksin kini masih menunggu izin penggunaan secara darurat dari pihak yang berotoritas.
Sebagian warga menyatakan perasaan lega terhadap adanya vaksin Covid-19 itu di Jakarta, Rabu (6/1/2021). Menurut keterangan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sudah ada 39.200 vial/dosis vaksin Sinovac yang tiba di Jakarta. Distribusi akan berlanjut dengan masuknya 80.840 vial/dosis vaksin dalam waktu dekat.
Ipah (39), warga RW 002 Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, menyampaikan kelegaan karena kabar vaksin telah ada sejak akhir tahun 2020. Sejak adanya kabar vaksin pula, warga di lingkungan RW 002 Tanjung Duren Utara beraktivitas tanpa protokol kesehatan. Beberapa kali dalam seminggu kemarin, dia berkegiatan tanpa masker.
”Kalau ngomongin protokol kesehatan kayaknya sekarang sudah longgar banget, ya. Tempat cuci tangan di lingkungan RW sering enggak ada air atau sabun. Orang-orang di sini juga kayak jarang pakai masker kalau keluar, kecuali pas pergi-pergi yang jauh ya,” kata Ipah saat dihubungi di Jakarta, Rabu siang.
Ipah memandang protokol kesehatan sudah sulit berjalan karena sarana di lingkungannya yang tidak mendukung. Perihal mencuci tangan, misalnya, tidak lagi menjadi kebiasaan lantaran air dan sabun habis. Wastafel tempat cuci tangan kadang sudah tidak terpasang lagi di lokasi.
Heru (48), warga RT 004 RW 008 Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, juga berpandangan serupa. Ketua RT di lingkungannya ini sulit sekali membiasakan warga agar selalu mencuci tangan, memakai masker, dan saling menjaga jarak. Terutama saat perayaan malam Tahun Baru kemarin, sebagian warga di lingkungannya tetap berkumpul meski sudah diimbau tidak berkerumun.
”Karena sudah ada vaksin, mungkin orang berpikir Covid-19 akan segera selesai. Saya sendiri juga memilih vaksin kalau terbukti aman karena untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan sudah sangat sulit di lingkungan RT dan RW,” ujar Heru.
Sunarno (63), warga RW 004 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, juga melihat penggunaan masker relatif kendur di lingkungannya. Warga tidak terlalu khawatir seperti saat awal kemunculan Covid-19 di Indonesia. Kabar vaksin pun dia akui cukup menenangkan dirinya dan sebagian warga lain.
”Saya sendiri sudah enggak terlalu khawatir seperti saat awal-awal munculnya Covid-19. Harapannya, ya, vaksin yang lagi ramai di pemberitaan ini segera bisa sampai ke warga,” ucap Ketua RT 004 RW 004 Petamburan ini.
Berdasarkan keputusan pemerintah pusat, pemberian imunisasi akan dilakukan sepanjang Januari 2021 hingga Maret 2022. Periode pertama adalah Januari-April 2020 dengan rincian prioritas 1,3 juta tenaga kesehatan, 17,4 juta petugas publik yang berinteraksi langsung dengan masyarakat, dan 21,5 juta lansia.
Terkait itu, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia DKI Jakarta Baequni menegaskan agar warga jangan terlena dengan kabar kedatangan vaksin. Terutama karena Sinovac, vaksin yang kini didistribusikan ke seluruh Indonesia, masih menunggu kepastian penggunaan untuk keperluan darurat Covid-19.
”Pemerintah masih akan menunggu kepastian emergency authorization use (EAU) dari pihak otoritas terkait. Terutama karena tingkat efektivitas vaksin Sinovac belum cukup teruji. Karena belum pastinya efektivitas vaksin, saya berharap warga jangan langsung terlena dengan adanya vaksin Covid-19,” kata Baequni, Rabu (6/1/2021).
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya Teguh Nugroho juga mengingatkan vaksin Covid-19 di Indonesia saat ini masih menunggu izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pihak BPOM hingga kini masih menunggu hasil dari uji klinis vaksin fase tiga yang mestinya baru ada pada akhir Januari 2021.
Hal tersebut ditegaskan pula oleh Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan PT Bio Farma Iwan Setiawan. ”Meski vaksin sudah didistribusikan, vaksinasi menunggu izin penggunaan darurat atau EUA dari BPOM,” ujarnya, Senin (4/1/2021).
Dengan kondisi tersebut, Baequni mengingatkan bahwa protokol kesehatan meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak mesti tetap dilakukan setidaknya hingga sepanjang tahun ini. Adanya vaksin mungkin masih butuh beberapa waktu hingga akhirnya menciptakan kekebalan pada tingkat komunitas. ”Selama proses itu, protokol kesehatan semestinya tetap berjalan untuk mencegah kemungkinan terburuk,” katanya.