Wagub DKI Ahmad Riza Patria menyatakan, Pemprov DKI sudah menyiapkan tenaga kesehatan yang akan divaksin terlebih dulu. Di sisi lain, ia menyarankan agar vaksin didistribusikan lebih dulu ke daerah yang sulit dicapai.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam beberapa hari ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menerima vaksin Covid-19 secara bertahap. Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya mengingatkan, BPOM belum menerbitkan izin penggunaan sehingga Dinkes DKI diharapkan bisa menyimpan vaksin sesuai prosedur penyimpanan supaya tetap terjaga.
Ani Ruspitawati, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menjelaskan, saat ini Dinas Kesehatan DKI Jakarta sudah menerima 39.200 vial/dosis vaksin. ”Menurut rencana akan didistribusikan lagi ke Dinkes DKI sebesar 80.840 vial/dosis,” kata Ani melalui pesan singkat, Selasa (5/1/2021).
Ahmad Riza Patria, Wakil Gubernur DKI Jakarta, menyatakan, terkait vaksin, Pemprov DKI sudah menyiapkan tenaga kesehatan, siapa saja yang akan divaksin. ”Sudah ada daftar jumlahnya mulai pertengahan Januari minggu kedua dan ketiga mudah-mudahan kita bisa mulai,” katanya.
Ahmad Riza menegaskan, terkait vaksin itu ia berpendapat, sebaiknya distribusi dan pengantaran vaksin didahulukan ke daerah-daerah yang jauh.
Sebaiknya distribusi dan pengantaran vaksin didahulukan ke daerah-daerah yang jauh.
Sementara, untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, DKI Jakarta akan menambah 2.676 tenaga kesehatan. ”Kita lagi proses, ya. Kita bisa, itu bisa dipenuhi. Kami sangat yakin para dokter dan tenaga kesehatan punya konsistensi dan komitmen serta kepedulian tinggi,” kata Ahmad Riza.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia melalui keterangan resmi menyatakan, pada Selasa ini dilakukan tes PCR sebanyak 15.496 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 13.721 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru. Hasilnya 1.657 positif dan 12.064 negatif.
”Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 1.824 kasus lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 167 kasus dari satu laboratorium swasta dalam dua hari terakhir yang baru dilaporkan,” tuturnya.
Untuk rata-rata tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 204.613. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 97.409 orang. Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 706 kasus sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 15.376 orang yang masih dirawat/isolasi. Adapun jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 192.899 kasus.
Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 174.131 dengan tingkat kesembuhan 90,3 persen, dan total 3.392 orang meninggal dengan tingkat kematian 1,8 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 3 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 12,8 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 8,9 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.
Sementara itu, Teguh P Nugroho, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya, menjelaskan, begitu vaksin Covid-19 masuk Indonesia, mesti menunggu izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
”Saat ini sedang dilakukan uji klinis tahap 3 atas vaksin. BPOM masih memantau uji klinis tahap 3 itu,” kata Teguh.
Meski begitu, Ombudsman RI Jakarta Raya menilai, Kementerian Kesehatan memiliki antisipasi bagus dengan menetapkan siapa yang akan mendapat vaksin serta distribusi per daerah beserta timeline-nya. ”Namun, untuk pendistribusian, seharusnya menunggu kepastian emergency use authorization (EUA) dari BPOM dulu karena menyangkut keamanan dan tingkat efektifitas vaksin sendiri,” tutur Teguh.
Karena pendistribusian vaksin sudah terjadi, Teguh melihat, Jakarta tidak kesulitan dengan penyimpanan. ”Fasilitas lengkap walaupun harus dicek kapasitasnya karena vaksin di kita, kan, bukan hanya vaksin Covid-19,” ujarnya.