DKI Tambah Tiga RS Rujukan dan 2.000 Tenaga Kesehatan
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta, Pemprov DKI menambah tiga rumah sakit rujukan dan menambah tenaga kesehatan. Gedung DPRD kini ditutup setelah ada 15 orang positif Covid-19 di lingkungan Dewan.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki pekan pertama setelah liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus. DKI Jakarta mengantisipasi dengan menambah tiga rumah sakit rujukan dan tempat tidur.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Senin (4/1/2021), di Balai Kota DKI Jakarta menjelaskan, perpanjangan status pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi selama dua pekan ke depan dilakukan Pemprov DKI dengan fokus untuk menekan penambahan kasus. Penambahan kasus salah satunya diakibatkan libur Natal dan Tahun Baru.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, per 3 Januari ada kenaikan kasus sebanyak 18 persen, yaitu dari 13.066 kasus pada 20 Desember 2020 menjadi 15.471 kasus. Lalu jumlah RW rawan juga meningkat dari sebelumnya 21 RW rawan bertambah menjadi 35 RW.
Menurut Ahmad Riza, dengan fokus itu, DKI meningkatkan upaya mengidentifikasi kasus aktif melalui pengetesan dan penelusuran sekaligus secepat mungkin melakukan tindakan jika ditemukan kasus positif, terlebih seusai libur Natal dan Tahun Baru 2021. Kapasitas pengetesan, kata Ahmad Riza, ditingkatkan menjadi 10.000 orang, bahkan lebih.
”Cara ini adalah cara efektif karena kalau ingin menyelesaikan masalah, kita harus identifikasi masalah. Identifikasi masalah yang penting dari Covid-19 adalah mengetahui penyebaran atau titik-titik penyebaran. Dengan begitu, kita bisa melaksanakan contact tracing dan treatment,” kata Ahmad Riza.
Untuk mendukung hal itu, DKI menambah rumah sakit rujukan Covid-19 dari sebelumnya 98 RS menjadi 101 RS, serta meminta rumah sakit menambah layanan untuk Covid-19. ”Ketiga RS tambahan itu adalah RS Ukrida Jakarta Barat, RS Antam Medika, Jakarta Timur, dan RS Harapan Jayakarta, Jakarta Timur,” kata Ahmad Riza.
Selain itu, kata Ahmad Riza, DKI Jakarta juga akan menambah jumlah tenaga kesehatan sebanyak 2.676 orang. ”Ini sudah kami ajukan,” ucapnya.
Widyastuti, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, melalui rilis resmi Pemprov DKI Jakarta, Minggu (3/1/2021), menjelaskan, untuk tempat tidur isolasi, DKI sudah menambah jumlah unitnya. Dari 6.663 tempat tidur isolasi pada 20 Desember 2020, per 3 Januari 2021 sudah menjadi 7.379 tempat tidur. Kemudian untuk tempat tidur intensive care unit (ICU), per 3 Januari 2021 sudah menjadi 960 tempat tidur. Sebelumnya hanya tersedia 907 tempat tidur ICU.
Dengan angka kasus yang meningkat, lanjut Widyastuti, keterpakaian tempat tidur isolasi harian (ruang rawat inap) dan ruang ICU di 98 RS Rujukan Covid-19 di DKI Jakarta cenderung meningkat. Keterisian tempat tidur isolasi sudah menyentuh 87 persen dengan sebanyak 6.385 pasien menempati tempat tidur isolasi per 3 Januari 2021.
”Untuk kondisi ruang ICU, keterisian tempat tidur sebanyak 79 persen,” kata Widyastuti.
DPRD DKI Ditutup
Di DPRD DKI Jakarta, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menegaskan, dari pengawasan terbaru, ada 15 orang positif Covid-19 di lingkungan Dewan. Ada tujuh anggota Dewan, satu pejabat pelaksana tugas sekretaris Dewan, tiga penyedia jasa lainnya orang perorangan (PJLP), satu sopir, dan tiga staf yang terpapar Covid-19.
”Saya sebagai pimpinan DPRD DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan para wakil pimpinan DPRD DKI Jakarta, hari ini DPRD DKI mulai tanggal 4 sampai tanggal 18, saya akan menutup kantor DPRD karena sudah ada beberapa yang positif. Penutupan ini untuk memutuskan mata rantai Covid-19 ini,” kata Prasetio.
Dengan penutupan kantor DPRD DKI, yang kali ini adalah penutupan ketiga, Prasetio berharap penanganan harus terbuka. ”Saya tidak akan malu karena ini bukan aib,” katanya.
Prasetio juga mengingatkan Pemprov DKI, karena libur sudah usai, Pemprov DKI mesti mengantisipasi masalah lonjakan kasus. ”Sekarang ini sudah mulai memasuki masa bekerja, masa sekolah, dan lain-lain. Saya mengimbau kepada Pak Gubernur dan Pak Wagub dan Ibu Sekda, anggaran APBD yang diketok kemarin sangat luar biasa untuk penanganan Covid-19. Nah, itu harus betul-betul sampai ke masyarakat,” kata Prasetio.
Dengan penutupan kantor DPRD itu, Prasetio menjelaskan, listrik di gedung DPRD akan dimatikan dan dilakukan sterilisasi gedung. Selain itu penelusuran kontak juga dilakukan.
Untuk kasus positif per Senin (4/1/2021) di DKI Jakarta, terdapat tambahan 1.832 kasus positif. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Dwi Oktavia menjelaskan, hasil itu diperoleh dari tes PCR sebanyak 9.837 spesimen.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 8.721 orang dites PCR pada hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 1.621 positif dan 7.100 negatif. ”Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 1.832 kasus lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 211 kasus dari 1 laboratorium swasta tanggal 31 Desember 2020 yang baru dilaporkan,” kata Dwi Oktavia.
Untuk rata-rata tes PCR, total per 1 juta penduduk sebanyak 202.854 tes. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 98.897 orang.