Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Memesan Hotel Murah
Jangan terlalu percaya tawaran harga murah di aplikasi layanan hotel. Kantongi dulu informasi detail tentang hotel murah yang ingin dipesan, baru kita berpeluang mendapat fasilitas lebih baik dan harga yang bersaing.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anda yang ingin menginap di hotel murah harus menggali informasi lebih selain deskripsi umum yang tersedia di platform pemesanan hotel murah. Periksa testimoni serta dokumentasi pengunjung sebelumnya untuk mengetahui situasi terkini hotel tersebut. Sebab, apa yang terlihat di aplikasi belum tentu sesuai kenyataan.
Di Indonesia, ada beberapa platform yang menyediakan layanan hotel murah, antara lain OYO dan RedDoorz. Ketika musim diskon, harganya bisa Rp 150.000 per malam di waktu tertentu.
Dengan harga di bawah rata-rata hotel pada umumnya, ada pengunjung yang merasa puas dengan layanan hotel ini. Namun, tak sedikit pula pengunjung yang kecele setelah memesan hotel murah itu.
Gina Mardani (25) pernah memesan hotel murah di Kota Yogyakarta, Maret lalu. Dia memesan melalui salah satu platfrom pemesanan hotel murah. Waktu itu, perempuan yang bekerja di salah satu lembaga swadaya masyarakat ini baru selesai bertugas di Gunung Kidul.
”Waktu itu pas sampai Kota Yogyakarta sama teman kerjaku sudah malam banget. Yang terpikirkan ya secepat mungkin dapat tempat untuk tidur karena besoknya harus jalan lagi. Ya sudah, waktu itu, mikirnya langsung pakai OYO saja,” ujarnya.
Bersama temannya, dia memesan dua kamar di hotel yang lebih menyerupai indekos ekslusif. Tarifnya Rp 349.000 untuk dua kamar. Di informasi umum yang tertera di situs, dia mengetahui hotel itu dilengkapi kolam renang sekaligus instagramable. Lokasinya di dalam kompleks, dekat pinggir sungai.
Ketika tiba di hotel, ternyata listrik pudur. Teman kerja Gina mengecek lokasi dan bertanya kepada manajemen hotel terkait listrik yang tak menyala.
”Aku tunggu di mobil, sementara teman kerjaku masuk buat memeriksa. Agak lama dia di dalam. Wah, kenapa nih? Pas keluar, dia kesal banget karena enggak dilayani maksimal dan pengelola enggak tahu kapan listrik akan menyala. Terus aku saranin untuk pindah saja,” ujarnya.
Wah, kenapa nih? Pas keluar, dia kesal banget karena enggak dilayani maksimal dan pengelola enggak tahu kapan listrik akan menyala. Terus aku saranin untuk pindah saja.
Kecele di hotel pertama, dia memesan lagi hotel berikutnya dengan tarif Rp 258.000 untuk dua kamar. Hotel ini berada di pinggir jalan raya. ”Nah, aku pikir di sini lebih baik, ternyata kamar mandinya rusak. Kata manajemennya, ini hotel tua yang sudah berusia 20 tahun,” tambahnya.
Kompas pun mencoba untuk memesan salah satu hotel yang berada di Kebayoran Lama Jakarta Selatan melalui aplikasi OYO. Dengan menggunakan voucer diskon yang disediakan aplikasi, Kompas mendapat harga Rp 152.234. Di aplikasi disebutkan, kamar dilengkapi kulkas kecil, pengering rambut, dan tempat duduk.
Tiba di lokasi, manajemen menyatakan bahwa kamar yang dipesan kamar mandinya berada di luar. Lalu, manajemen menawarkan penggantian kamar dengan tambahan biaya Rp 90.000.
Kondisi kamar pengganti ini masih belum baik. Tak ada selimut di kamar itu. Handuk pun tak ada. Kulkas kecil seperti yang tertera di aplikasi juga tak terlihat. Seprai kasur berkelir putih tampak menguning.
”Kalau untuk handuk sama selimut memang belum kering, masih dicuci. Kemarin itu pas malam Tahun Baru ramai banget yang pesan, jadi belum kering,” ujar salah seorang karyawan hotel itu.
Dilihat dari bentuknya, bangunan ini sebenarnya indekos. Ini dibuktikan dengan pemberitahuan di dinding lantai dua yang meminta penghuni kos tak ribut dan berisik di malam hari. Pengunjung hotel tiga lantai dengan susunan kamar memanjang itu rerata anak muda. Hampir semua dari mereka menggunakan sepeda motor.
Terkait sejumlah pengalaman di hotel yang tergabung dalam layanan aplikasi OYO, Manajemen OYO Indonesia berjanji akan mengirimkan jawaban tertulis melalui surat elektronik. Namun, hingga pukul 17.39, tanggapan tersebut belum dikirim.
Sebagian panduan, OYO menampilkan nilai hotel di aplikasi. Pengguna bisa menjadikan ini sebagai acuan untuk memilih hotel. Pengunjung setelah check out juga diminta mengisi survei yang menyaring kesan pengunjung selama menginap.
Menurut Asih Anggraini (26), karyawan swasta, di Jakarta, ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika memesan hotel murah. Pertama, baca testimoni dari pengunjung. Selain itu, lihat juga hasil dokumentasi foto pengunjung. Jika testimoni pengunjung negatif, lebih baik cari hotel lain.
Selain itu, pengunjung juga bisa melihat alternatif hotel lainnya lewat aplikasi serupa seperti Traveloka.com atau Tiket.com. Dengan demikian, pilihan hotel murah bisa lebih banyak. ”Jangan cuma lewat aplikasi platform penyedia hotel murahnya saja. Karena kan terbatas banget pilihannya,” katanya.
Warga Bengkulu, Mario (26), pernah membayar hotel dengan tarif Rp 180.000 melalui OYO dengan mendapat kamar mewah. Kamarnya luas, dilengkapi kulkas dan bak mandi. Dia memesan pada bulan Juli lalu.
Dia menjelaskan, hotel yang dia pesan dulunya merupakan hotel bintang tiga yang cukup populer di Kota Bengkulu. Dengan pengetahuan ini ditambah lagi diskon besar di aplikasi OYO, dia langsung percaya hotel itu bagus. ”Ternyata benar. Untuk harga segitu sudah mewah banget itu,” ujarnya.
Warga Bekasi, Jawa Barat, Yulvia (30) pernah juga menginap di hotel lewat OYO di sekitar Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Agustus lalu. Harga per kamar Rp 300.000. Menurut dia, hotel dengan harga serupa di Bekasi sedikit lebih baik. Paling tidak, kamarnya lebih luas.
Waktu itu, dia menginap bersama ibunya. Dia dan keluarga merasa agak kurang nyaman karena menjelang dini hari kian ramai pasangan muda berseliweran di hotel itu. ”Kalau kita cuma sendiri dan hanya butuh tempat untuk tidur, sepertinya hotel itu oke. Tetapi kalau bareng keluarga, kondisinya agak gimana gitu,” ujarnya.