Kelurahan Perbatasan Bodetabek Memiliki Kasus Positif Tinggi
Penyebab pastinya masih terus dicari. Dugaan sementara ini ialah karena larangan berlibur di tempat umum serta keramaian tidak sepenuhnya diterapkan di wilayah satelit Ibu Kota.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam satu pekan liburan Natal, kasus-kasus positif Covid-19 terbaru kebanyakan terjadi di kelurahan Jakarta yang berbatasan dengan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Bodetabek. Penyebab pastinya masih terus dicari. Dugaan sementara ini adalah karena larangan berlibur di tempat umum serta keramaian tidak sepenuhnya diterapkan di wilayah satelit Ibu Kota.
Data itu terungkap melalui kajian Center for Metropolitan Studies (Centropolis), lembaga penelitian perkotaan dan real estat Universitas Tarumanagara. ”Berdasarkan data 27 Desember, kelurahan-kelurahan yang berbatasan dengan Bodetabek memiliki kasus di atas 100,” kata peneliti senior Centropolis, Suryono Herlambang, di Jakarta, Senin (28/12/2020).
Berdasarkan data 27 Desember, kelurahan-kelurahan yang berbatasan dengan Bodetabek memiliki kasus di atas 100.
Kelurahan itu adalah Cibubur (116 kasus), Ciracas (112), Jagakarsa (101), Cilandak Barat (119), Cengkareng Barat (158), Kapuk (103), dan Pluit (101). Menurut Suryono, harus ditelaah alasan kelurahan-kelurahan ini meningkat angka kasusnya. Ada kemungkinan pengawasan pergerakan orang di wilayah perbatasan dan penegakan kedisiplinan protokol kesehatan renggang.
Apabila disilangkan dengan peta persebaran kasus aktif di laman corona.jakarta.go.id, jumlah kelurahan dengan kasus aktif di atas 100 per 28 Desember lebih banyak. Peringkat pertama adalah Kelurahan Cipayung (246), Cilandak Barat (146), Ciracas (145), Cibubur (142), Jagakarsa (117), Kebon Jeruk (117), Pondok Kelapa (115), Halim Perdanakusumah (107), Lebak Bulus (107), Cengkareng Barat (105), Tugu Utara (104), dan Duren Sawit (100).
”Ada 14.500 kasus aktif di Jakarta dengan pasien dirawat atau menjalani isolasi mandiri. Untuk tanggal 28 Desember ada penambahan 1.678 kasus baru, di dalamnya termasuk 406 kasus akumulasi dalam tiga hari terakhir yang baru dilaporkan oleh sejumlah rumah sakit swasta,” kata Kepala Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani.
Persentase kasus positif meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas 5 persen guna mendefinisikan suatu wilayah bisa mengendalikan pandemi. Pekan lalu, angka kasus positif di Jakarta adala 9 persen. Kini angkanya adalah 12 persen. Meskipun begitu, Pemerintah Provinsi Jakarta cukup optmistis karena angka kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota adalah 1,8 persen. Sangat kecil apabila dibandingkan dengan angka kesembuhan.
”Kedisiplinan kita semua untuk tetap di rumah dan menghindari kerumunan adalah pencegah penularan nomor satu. Jangan keluar rumah kecuali untuk kebutuhan mendesak,” kata Dwi.
Pergerakan manusia diatur melalui aplikasi JakCLM. Orang-orang dari luar Ibu Kota diminta mengakses aplikasi ini dan mengisi sejumlah pertanyaan untuk melihat risiko Covid-19 yang mereka bawa atau hadapi. Dari segi kebijakan, juga ada Surat Edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang mewajibkan semua pegawai negeri masuk kerja seperti biasa mulai hari Senin.
Kepala Badan Kepegawaian DKI Jakarta Chaidir mengatakan, aturan tetap 50 persen bekerja di kantor dan 50 persen bekerja dari rumah. Sejauh ini di Pemprov Jakarta belum ditemukan kasus pegawai yang bolos kerja.
Terus meningkat
Sementara itu, Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Brigadir Jenderal TNI M Sholeh Mustofa memaparkan bahwa keterisian kamar di fasilitas kesehatan itu terus meningkat. Menara 4, 6, dan 7 keterisiannya di atas 50 persen. Bahkan, 89,42 persen kamar di Menara 7 sudah terisi. Tinggal Menara 5 dan 8 yang masih di bawah 50 persen.
RSDC Wisma Atlet Kemayoran juga menjalin kerja sama dengan lima hotel untuk menjadi fasilitas isolasi mandiri bagi pasien positif yang tidak memiliki gejala demam dan sesak napas. Hotel U Stay, Ibis Senen, Grand Asia, dan Twin Plaza keterisiannya di atas 50 persen. Khusus Ibis Senen dan Grand Asia sudah di atas 90 persen. Hanya Wisma Graha Taman Mini Indonesia Indah yang masih memiliki cukup banyak kamar karena baru terisi 21 persen, masih ada sisa 151 tempat tidur.