Sebagian Warga Menunda Balik ke Jakarta hingga Akhir Tahun
Sebagian orang memilih bertahan di kampung halaman seusai libur Natal. Pandemi Covid-19 tidak membuat mereka khawatir kembali ke Jakarta setelah malam pergantian tahun.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Situasi pandemi Covid-19 membuat sebagian warga bertahan di kampung halaman hingga masa libur akhir tahun 2020. Pilihan itu dianggap lebih aman di tengah laju penularan kasus Covid-19 yang secara nasional belum menurun.
Sejumlah warga masih berada di kampung halaman seusai momen libur Natal pada Senin (28/12/2020). Gracia Adiati (25), misalnya, masih bertahan di kampung halamannya di Semarang, Jawa Tengah. Pegawai perusahaan pendanaan sosial di Jakarta ini berencana tetap di kampung halaman hingga tanggal 3 Januari 2021. Dia sendiri berstatus libur, tetapi masih memegang sejumlah pekerjaan dari kantor secara daring.
Pertimbangan menetap di Semarang hingga akhir tahun itu lantaran banyak kerumunan orang selama Natal dan menjelang Tahun Baru di Jakarta. Gracia melihat, antrean penumpang kereta dan pesawat masih cukup ramai hingga momen seusai libur Natal.
”Sewaktu aku berangkat ke Semarang, seluruh kursi kereta kelas ekonomi penuh sampai tidak ada jarak fisik antarpenumpang. Enggak biasanya aku naik kereta seramai itu. Selain karena kepadatan penumpang, ada pertimbangan untuk bisa kumpul sama keluarga lagi setelah lama enggak pulang,” ujar Gracia.
Meski di kampung halaman, Gracia masih mewaspadai aktivitas bepergian jarak jauh bersama keluarga, terutama karena penularan Covid-19 di Jawa Tengah termasuk yang terbesar di Indonesia. Bahkan, total angka kematian Covid-19 hingga Senin mencapai 3.247 kasus.
Gracia menunda kepulangan ke Jakarta hingga 3 Januari nanti dengan kereta kelas eksklusif. Keputusan ini diambil setelah melihat lonjakan penumpang kereta yang cukup padat pada hari-hari setelah libur Natal.
Keputusan serupa pun diambil Ryan Pratama (28) yang masih berada di Jombang, Jawa Timur. Dia menunda kepulangan hingga setelah Tahun Baru karena kondisi kepadatan di stasiun. Dia sudah memesan tiket pada 3 Januari 2020 agar bisa kembali bekerja pada keesokan harinya.
”Karena status kantor sekarang masih libur, saya putuskan untuk ke kampung halaman selama sepuluh hari. Ini juga lantaran pas Lebaran kemarin enggak pulang. Pas di kampung pun, ya, kumpul saja bareng keluarga di rumah,” kata pekerja perusahaan pupuk pertanian di Jakarta ini.
Novia Mardesya (29), warga Jakarta Timur, masih berada di Padang, Sumatera Barat, hingga Senin ini. Alasan pulang ke kampung halaman itu karena menuruti permintaan orangtua. Namun, dia akan pulang pada Senin malam ini karena tuntutan pekerjaan.
Di tengah momen menjelang Tahun Baru, Novia masih punya kewajiban memenuhi utang jam kerja dari kantor. Kewajiban itu dia penuhi pada Kamis (31/12/2020) mendatang, tepat saat perayaan malam Tahun Baru.
”Sebenarnya statusku libur, tetapi masih ada utang jam kerja yang mesti dipenuhi di hari Kamis. Karena tuntutan orangtua, aku pun akhirnya pulang beberapa hari ke Padang. Aku pulang ke Jakarta menjelang sore atau malam ini, menyesuaikan situasi kepadatan di bandara agar enggak terlalu ramai,” ucap pegawai untuk perusahaan teknologi automasi di Bekasi, Jawa Barat, ini.
Saat sebagian orang menahan kepulangan ke Jakarta, total jumlah kendaraan yang masuk ke Jakarta melalui jalur tol kian bertambah. PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat 158.868 kendaraan yang masuk melalui ruas tol pada Minggu (27/12/2020). Jumlah itu lebih banyak dibandingkan sehari sebelumnya yang tercatat sebanyak 125.217 kendaraan.
Terkait hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sejak Minggu (27/12/2020) melihat kecenderungan orang kembali dari daerah ke Ibu Kota. Dia meminta agar warga berhati-hati dan menjaga diri saat lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta. Apabila memungkinkan, warga diminta isolasi mandiri setelah bepergian jauh.
Ahmad Riza menegaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terbuka dengan kebijakan rem darurat pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dalam pertemuan dengan wartawan di Markas Polda Metro Jaya, kemarin, dia menyebut keputusan rem darurat baru akan diputuskan setelah Tahun Baru 2021.
”Kami akan lihat nanti dalam beberapa hari ke depan, setelah 3 Januari 2021 apakah memungkinkan nanti untuk mengambil emergency brake atau rem darurat. Kami akan lihat sesuai dengan fakta dan data yang saat ini sangat dinamis sekali,” kata Ahmad Riza, Minggu (27/12/2020).
Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, menilai imbauan pemerintah agar masyarakat berdiam di rumah tak cukup. Itu perlu didukung ketegasan yang membatasi mobilitas warga, terutama saat liburan akhir tahun.
”Selama ini pengalaman di Indonesia menunjukkan tren penambahan kasus Covid-19 selalu terjadi seusai libur panjang. Penularan kian masif karena dipicu mobilitas warga,” katanya.