Penumpang Undur Jadwal demi Hindari Kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta
Kerumunan calon penumpang yang hendak melakukan tes PCR di Bandara Soekarno-Hatta, beberapa hari lalu, membuat sebagian calon penumpang memutuskan mengundurkan jadwal keberangkatan mereka saat liburan.
Oleh
Fajar Ramadhan
·5 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Sejumlah penumpang pesawat yang hendak menikmati libur Tahun Baru terlihat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (28/12/2020). Mereka memilih berangkat setelah periode libur Natal demi menghindari kepadatan bandara.
Meski sudah libur sejak Rabu (23/12/2020), Badoni (40), karyawan swasta asal Subang, Jawa Barat, menahan diri untuk pulang ke kampung halamannya di Batam, Kepulauan Riau. Ia memilih berangkat pada Senin (28/12/2020) dan merelakan enam hari liburnya untuk tetap berada di Subang.
Hal ini dilakukan Badoni karena khawatir dengan kepadatan yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta selama periode libur Natal lalu. Meskipun kepadatan tersebut terjadi di titik layanan tes Covid-19 bandara, dia tetap enggan mengambil risiko.
”Saya lihat dari televisi. Ramai banget. Daripada repot jadi menunggu landai dulu,” ujar Badoni saat ditemui di ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta.
Alih-alih membawa kebahagiaan untuk istri dan anak-anaknya, Badoni khawatir akan terkena Covid-19 di bandara dan menulari keluarganya. Dia juga tidak ingin terbang dengan kondisi pesawat yang penuh dengan penumpang.
Meski mengundur kepulangannya, Badoni masih memiliki waktu sekitar sepekan untuk menikmati libur Tahun Baru bersama keluarganya di Batam. Kebetulan perusahaan memberikan jatah libur hingga Minggu (3/1/2021).
”Tiket pulangnya saya belum beli. Kemungkinan akan menambah cuti biar pulangnya bisa mundur juga. Soalnya Minggu itu kayaknya bakal ramai,” tambahnya.
Saya lihat dari televisi. Ramai banget. Daripada repot jadi menunggu landai dulu.
Untuk keberangkatan, Badoni mengaku baru membeli tiket pada Jumat (25/12/2020) setelah memastikan hasil tes antigen yang dia jalani negatif. Dia juga sengaja datang ke bandara lebih awal untuk memastikan semua dokumen penerbangannya memenuhi syarat.
”Penerbangan saya pukul 17.30, tetapi pukul 10.30 saya sudah sampai sini. Saya langsung cek persyaratan ke posko Covid-19 dan sudah diberi stempel. Syukurlah ternyata enggak antre,” katanya.
Dian (30), penumpang rute Pontianak-Pekanbaru, juga memilih berangkat pada Senin sore untuk menghindari membeludaknya penumpang. Apalagi, dia harus transit selama beberapa jam di Bandara Soekarno-Hatta sebelum melanjutkan penerbangan ke Pekanbaru.
Di sisi lain, Dian juga rela pulang setelah libur Natal demi mendapatkan tiket dengan harga yang lebih murah. ”Saya, sih, bebas, ya, mau pergi kapan saja karena enggak terikat sama hari libur atau tanggal merah,” kata pria yang sudah dua tahun berdagang di Pontianak ini.
Dian pergi ke Pekanbaru untuk menyambangi kakak kandungnya yang bekerja di sana. Dia tiba di Bandara Soekarno-Hatta dari Pontianak pada Senin sekitar pukul 10.00 dan akan melanjutkan penerbangan ke Pekanbaru pukul 15.00.
Lengang
Suasana di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (28/12/2020) siang terpantau lengang. Tidak terlihat ada penumpukan penumpang di layanan tes Covid-19, baik di area Terminal 2D maupun shelter kereta layang.
Sebelumnya dua lokasi tersebut dipadati oleh para penumpang, baik yang hendak menjalani tes antigen maupun PCR. Pada Selasa (22/12/2020), antrean penumpang di shelter kereta layang bahkan mencapai lebih dari 30 meter meski sudah dibuat tiga jalur.
Badoni khawatir akan terkena Covid-19 di bandara dan menulari keluarganya. Dia juga tidak ingin terbang dengan kondisi pesawat yang penuh dengan penumpang.
Hampir semua penumpang juga terlihat taat memakai masker pada Senin siang. Tidak hanya memakai masker kain atau bedah, beberapa penumpang bahkan memakai masker KN95. Beberapa di antaranya juga melengkapi diri dengan pelindung wajah.
Hanya saja masih dijumpai penumpang yang hanya mengenakan masker jenis scuba dan buff. Padahal, kedua jenis masker tersebut tidak direkomendasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 karena tidak efektif menangkal droplet.
Sebelumnya, melalui Surat Edaran Nomor 22 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksana Perjalanan Orang dengan Transportasi Udara Selama Masa Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 dalam Masa Pandemi Covid-19, Kementerian Perhubungan mewajibkan para penumpang yang melakukan penerbangan dari dan ke Pulau Jawa menunjukkan surat keterangan hasil tes antigen negatif. Surat ini berlaku mulai 22 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.
Adanya kewajiban melakukan tes antigen sebagai syarat penerbangan cukup memberatkan Ria (35), warga Bekasi, Jawa Barat, yang Senin sore berangkat ke Pekanbaru, Riau. Dia yang membeli tiket sejak November 2020 tidak menyangka jika harus diminta menyiapkan tes antigen untuk syarat terbang.
Dia pun harus merogoh kocek hingga Rp 1 juta untuk biaya tes antigen bagi suami, anak, dan ibunya. Dia memilih menjalani tes antigen di klinik dekat rumahnya dengan biaya masing-masing Rp 250.000.
”Mau bagaimana lagi. Saya beli (tiket) sudah jauh-jauh hari biar dapat murah. Sudah sepuluh tahun enggak pulang. Mau nyekar ke makam ayah,” katanya.
Karena cukup memberatkan, Ria sekeluarga berencana untuk mengundur kepulangan mereka dari Pekanbaru untuk menghindari syarat tes antigen. Awalnya, mereka akan pulang pada 7 Januari 2021. Karena mengetahui persyaratan tes antigen berlaku hingga 8 Januari 2021, dia berencana mengundur kepulangannya setelah tanggal tersebut.
”Rencananya 10 hari di sana. Siapa tahu bisa pakai rapid test saja setelah itu,” ujarnya.
PT Angkasa Pura II mencatat, pada 18-23 Desember 2020 jumlah penumpang pesawat 735.186 penumpang atau naik 26 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada bulan sebelumnya. Sementara itu, frekuensi penerbangan naik 37 persen dari 6.503 menjadi 8.901 penerbangan.
Jumlah penumpang tertinggi tercatat pada H-2 menjelang Natal atau pada Rabu (23/12/2020). Pada hari itu, volume penumpang sebanyak 144.594 orang dengan 1.604 penerbangan.
Khusus di Bandara Soekarno-Hatta, jumlah penumpang pada 18-23 Desember tercatat sebanyak 435.197 orang dengan 5.042 penerbangan. Jumlah penumpang tertinggi pada Rabu (23/12/2020), yakni 84.731 orang dengan 907 penerbangan. Sementara pada Minggu (27/12/2020), volume penumpang sebanyak 66.614 orang.
”Jumlah penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta sekitar 56 persen dari total penerbangan di seluruh bandara PT Angkasa Pura II,” jelas Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi dalam keterangan tertulis.