Di saat kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19 penuh, Pemerintah Kota Tangerang Selatan terkendala dalam menambah kapasitas ranjang. Kondisi serupa juga terjadi di seluruh Provinsi Banten.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS – Upaya Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk menambah kapasitas ranjang bagi pasien Covid-19 menemui kendala. Sementara itu, libur Natal dan Tahun Baru dikhawatirkan bakal kembali menambah lonjakan kasus sehingga berpotensi membuat fasilitas kesehatan kolaps.
Tren peningkatan kasus Covid-19 di Kota Tangerang Selatan masih belum dapat ditekan. Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Tangerang Selatan, Jumat (25/12/2020), mencatat terdapat penambahan 50 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru.
Penambahan kasus itu membuat total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Tangerang Selatan mencapai 3.537 kasus. Sementara jumlah korban meninggal terkonfirmasi Covid-19 bertambah 2 orang menjadi total 168 korban.
”Kasus Covid-19 sekarang lebih tinggi dibandingkan di bulan Maret. Saya berharap masyarakat di hulu lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan. Tugas pemerintah melaksanakan pelacakan kontak, pengetesan, dan perawatan,” kata Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
Kasus Covid-19 sekarang lebih tinggi dibandingkan di bulan Maret. Saya berharap masyarakat di hulu lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Saat ini upaya perawatan bagi pasien Covid-19 di Tangerang Selatan dihadapkan pada masalah keterbatasan ranjang. Data Dinas Kesehatan Tangsel menyebutkan, hingga 17 Desember 2020, tingkat keterisian ranjang di 22 rumah sakit rujukan Covid-19 di Tangerang Selatan telah melampaui 80 persen, baik untuk ranjang di ruang intensive care unit (ICU) maupun ruang high care unit (HCU) yang dipergunakan untuk isolasi pasien.
Menurut Airin, kondisi tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan bergerak mencari alternatif cara agar kapasitas ranjang bisa ditingkatkan.
Langkah yang sudah ditempuh antara lain meminta rumah sakit rujukan setidaknya agar menyiapkan kuota sebesar 30 persen dari total kapasitas ranjang yang mereka miliki untuk pasien Covid-19. Permintaan pemerintah itu diikuti sejumlah rumah sakit dengan menambah kapasitas ranjang di ruang HCU. Adapun kapasitas ranjang di ruang ICU masih stagnan. Total jumlah ranjang pasien Covid-19 di ruang ICU seluruh Tangerang Selatan sebanyak 26 ranjang, sementara di ruang HCU mencapai 471 ranjang.
Upaya penambahan ranjang terancam tidak banyak berpengaruh karena kasus Covid-19 masih terus meningkat. Mengantasipasi hal itu, Pemkot Tangerang Selatan membuka kembali opsi untuk bekerja sama dengan sejumlah hotel. Kamar-kamar hotel rencananya akan dipergunakan sebagai ruang isolasi mandiri bagi pasien Covid-19.
Namun, rencana tersebut belum kunjung terlaksana lantaran pihak hotel melaporkan tingkat okupansi mereka kian membaik. ”Karena kamar-kamar hotel mulai terisi, mereka (pemilik hotel) tidak jadi mengambil program ini,” ujar Airin.
Setelah kerja sama dengan pihak hotel urung terlaksana, cara lain yang akan ditempuh Pemkot Tangerang Selatan adalah menambah kapasitas ranjang di Rumah Lawan Covid-19. Selain itu, Airin berencana membuka Rumah Sakit Umum Pakulonan, Serpong Utara, Tangerang Selatan, yang selesai dibangun pada bulan ini sebagai rumah sakit rujukan khusus pelayanan Covid-19.
Kondisi Banten
Kondisi di Tangerang Selatan juga terjadi di seluruh Provinsi Banten. Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Hastuti mengungkapkan, rata-rata penambahan kasus Covid-19 baru per hari bisa mencapai 190 kasus. Padahal, tingkat hunian ICU sudah mencapai 94 persen dari 145 total tempat tidur. Sementara tingkat hunian ruang isolasi sudah mencapai 91 persen dari total tempat tidur sebanyak 2.191.
”Pada rumah singgah isolasi, tingkat huniannya pun sudah mencapai 90 persen dari 703 tempat tidur,” kata Ati melalui siaran pers.
Kapasitas atau daya tampung rumah sakit di Banten yang telah menipis menjadi perhatian dari Gubernur Banten Wahidin Halim. Situasi itu sampai membuat ia meminta kepada masyarakat untuk menerapakan protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19. Masyarakat diminta menjaga kesehatan agar tidak jatuh sakit dan makin membebani rumah sakit.
”Masyarakat bangun kesadaran supaya jangan datang ke rumah sakit dan jangan sakit,” kata Wahidin.
Di Kabupaten Tangerang, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang Hery Heryanto mengatakan, kasus Covid-19 di wilayahnya terus meningkat dan semakin banyak yang menjadi korban. Ia menjelaskan, dengan jumlah total 702 tempat tidur perawatan di Kabupaten Tangerang, ketersediaan ICU saat ini dalam keadaan penuh seluruhnya.
Adapun untuk ruang isolasi telah terisi di atas 80 persen. Demikian pula dengan rumah singgah di Hotel Yasmin untuk merawat pasien Covid-19 tanpa gejala saat ini sudah terdapat banyak antrean untuk masuk.
Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, menilai upaya menambah kapasitas ranjang untuk sementara bisa mencegah angka kematian akibat Covid-19. Namun, itu saja belum cukup, terlebih pemerintah daerah di Tangerang Raya tak secara tegas melarang warganya bepergian ke luar kota selama libur Natal dan Tahun Baru. Apa yang dilakukan pemerintah hanya sebatas mengimbau masyarakat untuk tetap berdiam di rumah.
”Padahal, selama ini pengalaman di Indonesia menunjukkan tren penambahan kasus Covid-19 selalu terjadi usai libur panjang. Penularan kian masif karena dipicu mobilitas warga,” kata Miko.