Fasilitas Layanan Tes Cepat Antigen di Bandara Soekarno-Hatta Ditambah
Puncak arus perjalanan penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta pada periode libur Natal dan Tahun Baru terjadi pada 23 Desember 2020. Jumlah lokasi tes cepat antigen ditambah untuk mengantisipasi kerumunan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — PT Angkasa Pura II (Persero), badan usaha milik negara pengelola Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menambah fasilitas layanan tes cepat antigen untuk mengantisipasi lonjakan penumpang saat libur Natal dan Tahun Baru. Puncak arus keberangkatan penumpang dari Jakarta dan sekitarnya jatuh pada Rabu (23/12/2020).
Executive General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengatakan, arus kedatangan penumpang mulai meningkat sejak 17 Desember 2020. Sebelum itu, jumlah penumpang harian di Bandara Soekarno-Hatta sekitar 62.000 orang.
Adapun puncak arus libur Natal dan Tahun Baru diperkirakan terjadi pada 23 Desember 2020 dengan prediksi jumlah penumpang mencapai 84.000 hingga 85.000 orang. Seiring dengan mulai terjadi tren peningkatan jumlah penumpang, Agus mengaku telah menyiapkan beberapa upaya antisipasi agar tidak terjadi kerumunan penumpang.
Antisipasi tersebut, antara lain, yang berkaitan dengan pelayanan tes cepat antigen di Bandara Soekarno-Hatta. Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nomor 22 Tahun 2020 dan Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 No 03/2020, penumpang pesawat udara wajib menyertakan hasil negatif tes cepat antigen yang berlaku maksimal tiga hari sebelum keberangkatan.
”Hal krusial yang harus kami antisipasi ialah pengaturan pada saat calon penumpang mengurus persyaratan terbang yang harus menyertakan tes cepat antigen,” kata Agus.
Antrean penumpang yang hendak mengikuti tes cepat antigen di Bandara Soekarno-Hatta sebelumnya terjadi pada Senin (21/12/2020). Perubahan syarat bepergian direspons penumpang secara mendadak sehingga menimbulkan antrean dan kerumunan di Terminal 2 dan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Kerumunan tersebut dinilai bisa berpotensi menimbulkan kluster baru penularan Covid-19.
Kerumunan juga disebabkan selain penumpang pesawat, penumpang mode transportasi lain juga memanfaatkan layanan tes cepat antigen di Bandara Soekarno-Hatta. Itu karena harga untuk satu kali tes cepat antigen di Bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp 200.000 atau masih di bawah tarif batas atas yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah menetapkan tarif batas atas untuk tes cepat antigen sebesar Rp 250.000 untuk sekali tes.
Mengantisipasi itu, Agus mengatakan, pengelola bandara telah menambah lokasi pos pelayanan tes cepat antigen. Jika sebelumnya pelayanan hanya disediakan di Terminal 2 dan 3, kini pelayanan juga tersedia di Terminal 1.
Diarahkan ke Terminal 1
Menurut Agus, kondisi di Terminal 1 relatif sepi karena untuk sementara tidak digunakan untuk layanan penerbangan. Dengan demikian, apabila antrean tes cepat antigen di Terminal 2 dan 3 mulai padat, penumpang bakal diarahkan untuk menjalani tes cepat antigen di Terminal 1. Pihak bandara menyediakan bus untuk keperluan tersebut.
”Layanan tes cepat antigen ini buka selama 24 jam. Penumpang bisa menyesuaikan untuk datang tidak pada saat jam-jam ramai. Biasanya ramai itu saat pagi hari,” ujar Agus.
VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano menambahkan, saat ini total terdapat tujuh lokasi pelayanan tes cepat antigen di Bandara Soekarno-Hatta. Di Terminal 2 dan 3 masing-masing ada tiga lokasi tes cepat antigen. Adapun d Terminal 1 terdapat satu lokasi. Dari data PT Angkasa Pura II, hingga 22 Desember 2020 tercatat sudah ada lebih dari 3.800 orang yang memanfaatkan layanan tes cepat antigen di Bandara Soekarno-Hatta.
”Berdasarkan evaluasi kami, untuk tes dengan walk in service waktu sibuk ada di sekitar pukul 06.00 hingga sekitar pukul 09.00. Kemudian agak menurun pada pukul 10.00-12.00,” kata Yado melalui keterangan tertulis.