Menjelang Natal, Protokol Kesehatan di Pasar Tradisional Malah Kendur
Menjelang Natal, para pedagang pasar tradisional mulai merasakan peningkatan aktivitas pengunjung dan jumlah transaksi. Namun, penerapan protokol kesehatan di sejumlah pasar tradisional di Jakarta malah justru mengendur.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
KOMPAS/ADITYA DIVERANTA
Situasi di Pasar Asemka, Jakarta Barat, saat dikunjungi pada Senin (21/12/2020). Sejumlah pedagang mulai mendapat tambahan pesanan menjelang momen libur akhir tahun.
JAKARTA, KOMPAS — Penerapan protokol kesehatan di sejumlah pasar tradisional di Jakarta justru mengendur menjelang perayaan Natal dan akhir tahun 2020. Padahal, tren jumlah pengunjung pasar tradisional menjelang Natal selalu naik. Kerumunan tanpa protokol kesehatan yang ketat berpotensi menjadi kluster baru penyebaran Covid-19.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mewaspadai potensi kerumunan yang muncul di pasar tradisional pada libur menjelang akhir tahun 2020. Kondisi itu dikhawatirkan memperparah penularan Covid-19 pada awal 2021.
Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri menuturkan, sejumlah pedagang di pasar tradisional Jakarta mulai sibuk dengan permintaan berbagai komoditas pada Senin (21/12/2020). Beberapa hari menjelang Natal, sejumlah pedagang anggota Ikappi menyebut adanya tren kenaikan permintaan meski belum terlihat secara jelas.
Tren permintaan bisa memicu kunjungan yang lebih ramai ke pasar tradisional. Ramainya kunjungan juga turut menyulitkan penerapan protokol kesehatan, terutama penerapan jaga jarak fisik antarorang. Dengan kondisi itu, Abdullah khawatir kondisi penularan Covid-19 di pasar bisa lebih parah.
”Ikappi melihat semacam ada ritme tahunan yang memicu ramainya pasar pada beberapa hari menjelang momen Natal, lalu memuncak lagi saat akhir tahun serta awal tahun. Kami khawatir kondisi ini memicu kluster penularan di pasar, apalagi di saat kewaspadaan protokol kesehatan kini sudah sangat berkurang,” tutur Abdullah saat dihubungi di Jakarta, Senin siang.
Hendra (65), penjual tas kain di Pasar Asemka, Jakarta Barat, mendapat banyak pesanan barang menjelang momen libur Natal pada Senin (21/12/2020). Dia menjual sekitar 140 tas kain sepekan ini.
Pantauan Kompas, beberapa pasar di Jakarta menerapkan protokol kesehatan yang kendur dibandingkan pada Oktober 2020. Di Pasar Asemka, Jakarta Barat, tidak ada lagi pengawasan petugas terhadap orang yang lalai memakai masker. Situasi serupa juga terjadi di Pasar Tanah Abang, Jakarta.
Ada banyak keterbatasan dari kami, terutama untuk penerapan jaga jarak fisik dan pemberian masker bagi pedagang setempat yang sudah tidak lagi berjalan. Namun, setiap protokol kesehatan yang berlangsung itu selalu kami evaluasi setiap pekan.
Sementara itu, sejumlah pedagang mulai kebanjiran pesanan dari pengunjung yang langsung datang ke pasar. Hendra (65), pedagang tas kain di Pasar Asemka, telah menjual ratusan lusin produknya sejak Minggu (20/12). Di tengah larisnya penjualan, dia kerap lupa pakai masker serta mengawasi pembeli yang tidak pakai masker.
”Dari Minggu, saya dapat pesanan mendadak sampai 140 lusin tas kain untuk acara Natal. Sampai Senin ini, masih ada sisa sekitar 20 lusin lagi dan belum stok ulang. Jadi, agak sibuk karena mulai banyak dapat pesanan langsung di toko,” kata Hendra.
Lusiana (48), pengunjung di Pasar Asemka, mengakui mulai sibuk menyiapkan dekorasi Natal untuk di rumah. Kepergiannya hari itu adalah untuk mencari pernak-pernik Natal dengan harga terjangkau, terutama saat keluarganya sedang menekan pengeluaran.
Warga melintas di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (21/12/2020).
Daya beli
Abdullah memprediksi tren kenaikan permintaan yang terjadi saat ini masih sama secara psikologis. Dalam artian, orang-orang masih berpikir untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka menjelang akhir tahun. Namun, daya beli masyarakat tahun ini mungkin akan berbeda dengan tahun-tahun sebelum pandemi.
Untuk menjaga animo masyarakat dan pedagang pasar, Abdullah menilai pemerintah harus hadir mengawasi penerapan protokol kesehatan. Beberapa bulan terakhir, Abdullah justru menyayangkan pengawasan protokol kesehatan dari pemerintah yang makin kendur di pasar.
Begitu pula pelaksanaan tes untuk deteksi Covid-19 bagi pedagang. Di Jakarta, misalnya, Abdullah menyayangkan prosedur tes rutin yang berhenti di pasar tradisional sejak Juli 2020. Karena kondisi itu, Ikappi tidak lagi memperbarui data pedagang yang positif Covid-19 lantaran tes bergantung pada dinas kesehatan provinsi setempat.
”Tidak semua dinas kesehatan provinsi setempat rutin melakukan tes. Tentu ini menyulitkan pendataan kami apabila ada pedagang yang sebenarnya positif Covid-19, terapi tidak bergejala,” ucap Abdullah.
Hingga kini, Ikappi aktif membagikan masker kepada jaringan anggota ikatan pedagang setiap dua minggu sekali. Penerapan protokol kesehatan juga terus dikomunikasikan dengan sesama anggota pedagang.
Manager Pemasaran Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya Gatra Vaganza memastikan penerapan protokol kesehatan di jaringan pengelolaan Pasar Jaya berlangsung maksimal. Beberapa pasar telah memasang publikasi khusus terkait penerapan protokol kesehatan, bahkan hingga memasang pengeras suara untuk pengingat bagi seluruh pengunjung pasar.
”Ada banyak keterbatasan dari kami, terutama untuk penerapan jaga jarak fisik dan pemberian masker bagi pedagang setempat yang sudah tidak lagi berjalan. Namun, setiap protokol kesehatan yang berlangsung itu selalu kami evaluasi setiap pekan,” tutur Gatra.
PD Pasar Jaya juga bergantung pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk pelaksanaan tes Covid-19. Adapun sejak Juli lalu, tes terhadap pedagang tidak lagi berlangsung. ”Kami menyesuaikan dengan dinas kesehatan, sejauh ini belum mengadakan tes lagi untuk pedagang,” ucapnya.