Belum Punya Hasil Tes Antigen, Datang Empat Jam Lebih Awal di Soekarno-Hatta
Penumpang yang belum memiliki hasil tes antigen dan hendak menjalani tes di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta diminta datang minimal empat jam sebelum keberangkatan untuk menghindari keterlambatan.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Para penumpang yang belum memiliki hasil tes antigen dan akan melakukan tes di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, diminta datang minimal empat jam sebelum keberangkatan. Datang jauh lebih awal akan menghindarkan penumpang dari potensi keterlambatan atau tertinggal penerbangan.
Layanan Tes Covid-19 di Shelter Kalayang Terminal 2 Soekarno-Hatta sempat dipadati penumpang, Minggu (20/12/2020). Mereka mengaku harus antre setidaknya tiga jam sebelum mengikuti tes.
Untuk mengantisipasi hal serupa, PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta membuka layanan tes Covid-19 tambahan di area kedatangan Terminal 2D, Senin (21/12/2020) pagi. Meski demikian, antrean penumpang tidak terhindari.
”Benar (kami tambah) karena saking banyaknya penumpang yang melakukan tes Covid-19,” kata Plt Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta Mulyono.
Mulyono juga mengimbau kepada para penumpang yang hendak melakukan tes Covid-19 di bandara untuk datang lebih awal. Idealnya, penumpang datang lebih kurang empat jam sebelum keberangkatan.
”Mengingat ada beberapa item pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum terbang,” ujar Mulyono.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura telah menyediakan enam titik layanan tes Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta. Tiga di antaranya bisa diakses melalui drive thru, yakni di lapangan parkir terminal 3 domestik, lapangan parkir terminal 1B, dan lapangan parkir terminal 2D.
Lainnya berada di Shelter Kalayang Terminal 2, SMMILE Center Terminal 3, dan area lounge umrah terminal 3. Dengan adanya layanan tambahan di area kedatangan terminal 2D, maka ada tujuh layanan tes Covid-19 di bandara.
Mulyono menegaskan, penumpang yang mendapatkan hasil positif melalui tes antigen ataupun tes usap PCR di layanan tes Covid-19 di bandara dilarang untuk terbang. Bandara tidak akan memfasilitasi proses isolasi bagi para penumpang.
Kalau positif (Covid-19) penumpang tidak boleh terbang. Mereka harus mengurus (isolasi) secara mandiri.
Hindari bandara
Ramainya peminat tes Covid-19 di bandara membuat Rahmat (37), warga Bekasi, Jawa Barat, enggan menjalani tes antigen di sana. Dia memilih untuk mengikuti tes antigen di klinik dekat rumah, sehari sebelum keberangkatan.
Rahmat memiliki jadwal penerbangan ke Palembang, Sumatera Selatan, pada Senin pukul 14.00. Dia telah tes antigen pada Minggu. Meski harus membayar Rp 250.000 atau Rp 50.000 lebih mahal daripada biaya tes antigen di bandara, Rahmat tidak menyesal.
”Untung kemarin sempat baca-baca berita. Makanya saya putuskan tes antigen hari Minggu,” ujar Rahmat.
Meski begitu, Rahmat yang akan terbang ke Palembang dengan sepupunya tetap harus datang lima jam lebih awal ke bandara. Dia mesti menemani sepupunya yang belum memiliki surat keterangan negatif Covid-19 antigen.
Dua jam sebelum penerbangannya atau sekitar pukul 12.00, sang sepupu belum juga mendapatkan hasil tes antigen. Padahal, dia sudah mendaftar sejak pukul 09.00. ”Belum selesai juga ini. Sudah tiga jam. Dua jam lagi berangkat,” ujar Rahmat.
Rahmat, menurut rencana, akan bersilaturahmi ke rumah mertuanya di Palembang. Beberapa hari sebelumnya, istri dan tiga anaknya sudah berangkat lebih dulu ke sana. Mereka akan kembali ke Bekasi dua pekan kemudian.
Suratno (56), penumpang asal Cirebon, Jawa Barat, juga rela mengikuti tes Covid-19 sehari sebelum penerbangan. Meski memiliki jadwal penerbangan pada Senin sore, dia sudah datang ke bandara pada Minggu malam. Menurut rencana, Suratno akan terbang ke Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
”Saya tes Minggu malam. Habis itu saya menginap di tempat saudara di Tangerang,” kata Suratno.
Suratno memilih mengikuti tes lebih awal karena tidak ingin mengulangi kesalahan yang dilakukan temannya. Saat itu, temannya yang memiliki penerbangan pada Minggu siang harus ketinggalan pesawat karena terlalu lama mengantre untuk melakukan tes antigen di Bandara Depati Amir, Bangka Tengah.
Berdasarkan pantauan pada Senin siang, sebagian besar penumpang dan pengantar terlihat disiplin memakai masker. Meski begitu, masih ada sejumlah penumpang yang masih memakai masker scuba. Padahal, masker jenis ini tidak direkomendasikan untuk dipakai.
Adapun penumpang harus melewati sejumlah pemeriksaan sebelum masuk ke dalam pesawat. Pertama, mereka akan melewati pemeriksaan suhu melalui alat pemindai suhu tubuh di pintu masuk. Setelah itu, mereka akan melewati posko pemeriksaan dokumen hasil tes antigen negatif.
Situasi di terminal 3 relatif lebih sepi dibandingkan dengan terminal 2. Antrean tes Covid-19 di SMMILE Center juga terpantau cukup lengang. Sejumlah kursi di ruang tunggu terlihat kosong.
Berdasarkan data dari posko Angkasa Pura II, total pergerakan penumpang pada Minggu (20/12/2020) mencapai 78.676 orang. Sehari sebelumnya, pergerakan mencapai 75.217 orang. Terjadi peningkatan 3.459 orang.