Demi Lindungi Keluarga, Tes Usap Jadi Pilihan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta
Sejumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta memilih melakukan tes PCR ketimbang hanya tes antigen. Meski biayanya lebih mahal, mereka beralasan itu demi menjaga keselamatan keluarga.
Oleh
Fajar Ramadhan
·5 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Sejumlah calon penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, memilih melakukan tes usap meskipun hanya diwajibkan melakukan tes antigen. Menjaga keselamatan keluarga di kampung halaman menjadi alasan utama.
Bayu (26), calon penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta tujuan Yogyakarta, rela merogoh kocek pribadi hingga Rp 700.000 untuk melakukan tes usap atau polymerase chain reaction (PCR). Padahal, PT Angkasa Pura II hanya mewajibkan penumpang melakukan tes antigen.
Bayu sengaja memilih tes usap guna mendapatkan hasil tes Covid-19 yang paling akurat sebelum bertemu dengan keluarganya di Sukoharjo, Jawa Tengah. Dia tak ingin kehadirannya menimbulkan petaka bagi keluarga.
”Di rumah masih ada nenek saya yang sudah lansia. Belum lagi bapak, ibu, dan anggota keluarga yang lain. Kalau cuma main, sih, tes antigen saja mungkin cukup,” ujarnya saat ditemui di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (20/12/2020) siang.
Menurut rencana, Bayu berangkat dari Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (23/12/2020) pagi. Dia akan menuju Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo, Yogyakarta, terlebih dahulu sebelum dijemput orangtuanya menuju rumahnya di Sukoharjo.
”Rencananya memang mau mampir di Yogya dulu. Mumpung saya cuti sampai tanggal 3 Januari 2021, jadi masih punya banyak waktu,” kata karyawan BUMN ini.
Bayu memilih melakukan tes usap pada Minggu atau tiga hari sebelum keberangkatan untuk menghindari keterlambatan pesawat. Adapun hasil tes usap baru keluar satu hari setelahnya atau Senin (21/12/2020).
Berdasarkan pantauan, antrean di layanan tes Covid-19 di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu siang terlihat cukup membeludak. Sejumlah calon penumpang harus rela berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.
Bayu sengaja memilih tes usap guna mendapatkan hasil tes Covid-19 yang paling akurat sebelum bertemu dengan keluarganya di Sukoharjo, Jawa Tengah. Dia tak ingin kehadirannya menimbulkan petaka bagi keluarga.
Bayu yang datang sekitar pukul 12.00 mendapatkan nomor antrean 750. Padahal, pada jam yang sama, petugas di pintu masuk baru mempersilakan pemegang nomor antrean 510 untuk masuk ke dalam ruangan.
Ari (40), calon penumpang tujuan Pontianak, harus rela mengubah jadwal keberangkatannya karena terlalu lama mengantre di layanan tes Covid-19 Shelter Kalayang Terminal 2. Ari yang memiliki jadwal penerbangan pada Minggu pukul 12.00 sebenarnya sudah datang sejak pukul 10.00. Namun, antrean di layanan tes Covid-19 tersebut sudah mengular.
Meski mengaku sudah mengantre sekitar dua jam, nomor antrean Ari belum juga dipanggil petugas. Dia pun segera meminta perwakilan kantornya untuk mengubah jadwal penerbangan menjadi hari Senin.
”Saya dapat antrean nomor 600-an. Sekarang yang dipanggil baru 500 sekian,” ujar Ari yang hendak pergi ke Pontianak karena urusan pekerjaan.
Sementara itu, ruang tunggu di bagian luar Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta juga dipenuhi oleh calon penumpang. Penumpang dewasa yang membawa serta anak-anak sangat mudah ditemui di sana.
Sebagian besar penumpang sudah terlihat disiplin memakai masker, kecuali para penumpang yang merokok di area-area khusus merokok. Di area-area tersebut, kerumunan bahkan sulit dihindari.
Pesawat penuh
Kepadatan penumpang juga dirasakan di dalam kabin pesawat. Seperti diungkapkan oleh Abdullah Rajab (49), penumpang asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu siang.
”Pesawat dalam keadaan penuh dan tanpa pembatasan fisik,” ungkapnya.
Rajab juga menyayangkan rendahnya kedisiplinan penumpang saat turun dari pesawat. Meski kru pesawat sudah meminta penumpang untuk keluar secara bergiliran, mereka tetap tidak mengindahkan.
”Sudah dikasih tahu turunnya 5-5, tetapi mereka tidak sabaran. Akhirnya menumpuk penumpangnya,” ujarnya.
Rajab sebenarnya ragu untuk berangkat ke Jakarta pada masa libur Natal dan Tahun Baru. Namun, mau tak mau dia tetap berangkat karena harus mengikuti acara di Jakarta. Dia mengaku masih khawatir dengan risiko penularan Covid-19 di pesawat. Untuk mengantisipasinya, dia bahkan menyiapkan 10 masker bedah cadangan di saku jaket selama di perjalanan.
Saat pulang ke NTB pada Rabu (23/12/2020) depan, Rajab yakin suasana bandara dan kabin pesawat pada tanggal tersebut akan jauh lebih ramai dibandingkan dengan hari Minggu ini mengingat Kamis (24/12/2020) adalah cuti bersama Natal.
”Istri sudah siap mengungsi ke rumah mertua begitu saya pulang ke Mataram. Kira-kira seminggulah dia disana. Saya juga harus dua kali tes antigen saat berangkat dan pulang,” katanya.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, Mulyono, mengatakan, semua penumpang setidaknya wajib menunjukkan surat hasil tes antigen negatif. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 3 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Masa Pandemi Covid-19.
”Iya, sesuai dengan surat edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19,” katanya saat dihubungi.
Dalam surat tersebut dijabarkan, per 18 Desember 2020, pelaku perjalanan yang menggunakan moda transportasi udara wajib menunjukkan surat keterangan negatif menggunakan tes cepat antigen. Surat keterangan tersebut dikeluarkan paling lama 3 x 24 jam sebelum keberangkatan.
Mulyono menambahkan, PT Angkasa Pura telah menyediakan enam titik layanan tes Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta. Tiga di antaranya bisa diakses melalui drive thru, yakni di lapangan parkir Terminal 3 Domestik, lapangan parkir Terminal 1B, dan lapangan parkir Terminal 2D. Sisanya berada di Shelter Kalayang Terminal 2, SMILE Center Terminal 3, dan area lounge umrah Terminal 3.
Berdasarkan sumber data dari posko PT Angkasa Pura II, total pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (19/12/2020) mencapai 75.217 orang. Angka ini meningkat dibandingkan jumlah penumpang pada Jumat (18/12/2020), yakni sebanyak 69.928 orang.
”Ada peningkatan lebih kurang 7 persen dibandingkan Jumat,” ungkap Mulyono.
Sementara itu, untuk memastikan agar semua penumpang di Bandara Soekarno-Hatta tertib menaati protokol kesehatan, PT Angkasa Pura menerjunkan petugas pemantau yang akan berkeliling. Menurut Mulyono, mereka akan bertugas mengatur penumpang agar menjaga dan mematuhi protokol kesehatan selama berada di bandara.
”Seperti periode Natal dan Tahun Baru sebelumnya, kami juga menyiapkan sejumlah posko tugas untuk kesiapan operasi bandara,” katanya.