Ada Aksi 1812, Pengalihan Arus di Sekitar Istana Negara Disiapkan
Kelompok massa bernama Anak NKRI mengumumkan mereka akan menggelar aksi 1812 pada siang ini di depan Istana Negara, Jakarta Pusat.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski tidak mengeluarkan izin unjuk rasa, Kepolisian Daerah Metro Jaya bersama TNI dan pemerintah daerah tetap menyiapkan personel pengamanan sebanyak 12.500 orang untuk mengawal jalannya aksi 1812 oleh Anak NKRI, yang rencananya dihelat pada Jumat (18/12/2020) siang di sekitar Istana Negara, Jakarta Pusat. Selain itu, skenario rekayasa lalu lintas juga sudah dirancang untuk mengantisipasi jika jumlah massa yang hadir besar.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menjelaskan, personel pengamanan merupakan gabungan dari unsur TNI, Polri, sedangkan dari pemda ada petugas Satuan Polisi Pamong Praja, dinas perhubungan, serta pemadam kebakaran. ”Ada 5.000 personel kami turunkan,” katanya dalam keterangan pada Jumat pagi.
Adapun 7.500 personel lainnya disiapkan sebagai pasukan cadangan yang bakal dikerahkan hanya jika dibutuhkan.
Adapun 7.500 personel lainnya disiapkan sebagai pasukan cadangan yang bakal dikerahkan hanya jika dibutuhkan. Yusri mengatakan, mereka bersiaga di area Monas, Kompleks Parlemen, Polda Metro Jaya, serta untuk tentara di batalyon-batalyon.
Seperti diberitakan, kelompok massa bernama Anak NKRI mengumumkan bahwa mereka akan menggelar aksi 1812 pada Jumat di depan Istana Negara, Jakarta, mulai pukul 13.00. Tuntutan mereka antara lain adalah pengusutan tuntas kematian enam anggota Front Pembela Islam (FPI) dan pembebasan pemimpin FPI Muhammad Rizieq Shihab tanpa syarat.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo menambahkan, pihaknya juga menyiapkan skenario rekayasa lalu lintas di sekitar Istana serta Jalan MH Thamrin. Namun, hingga pukul 09.30, lalu lintas di kawasan itu terpantau masih normal. ”Pengalihan arus lalu lintas bersifat situasional,” ujarnya.
Rincian skenarionya, kendaraan yang hendak masuk ke Jalan Veteran Raya dicegat sejak di persimpangan dengan Jalan Katedral sehingga harus meneruskan perjalanan belok kanan ke Jalan Pos. Arus kendaraan dari Jalan Medan Merdeka Timur yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Utara dibelokkan ke kanan ke Jalan Perwira. Arus dari Jalan MI Ridwan Rais yang menuju Jalan Medan Merdeka Selatan diluruskan masuk ke Jalan Medan Merdeka Timur, kemudian ikut pengalihan ke Jalan Perwira.
Selanjutnya, arus lalu lintas dari Jalan MH Thamrin yang menuju Bundaran Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda dibelokkan ke kiri atau ke kanan di Jalan Kebon Sirih. Arus dari Jalan Abdul Muis yang akan belok kiri ke Jalan Budi Kemuliaan diatur tetap lurus agar tetap di Jalan Abdul Muis.
Arus lalu lintas dari Jalan Tanah Abang II yang akan lurus ke Jalan Museum dibelokkan ke kiri ataupun ke kanan di Jalan Abdul Muis. Arus dari Jalan Majapahit yang akan belok kiri ke Jalan Museum diluruskan ke Jalan Abdul Muis, sedangkan yang dari Jalan Abdul Muis akan belok kanan ke Jalan Museum diluruskan ke arah Jalan Majapahit. Sementara itu, kendaraan dari Jalan Hayam Wuruk yang hendak lurus ke Jalan Majapahit bakal dibelokkan ke kiri, ke Jalan Juanda.
Meski Polda Metro Jaya sudah menyiapkan personel dan skenario pengalihan arus lalu lintas, Yusri tetap berharap kelompok masyarakat tidak menyampaikan aspirasi dengan berdemonstrasi. Pengumpulan orang sangat berpotensi menjadi kluster penularan Covid-19. Polda pun tidak mengeluarkan surat tanda terima pemberitahuan (STTP) terkait unjuk rasa Jumat ini.
Sebelumnya, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Fadil Imran menuturkan, polisi mengantisipasi adanya unjuk rasa dengan tindakan yang disebut operasi kemanusiaan, antara lain dengan melakukan 3T atau pelacakan, tes, dan perawatan bagi yang terpapar Covid-19. Ini terkait terus naiknya jumlah kasus Covid-19 di Jakarta. ”Jakarta belum aman dari Covid-19. Setiap hari, masih ada sekitar 1.500 kasus baru,” ucapnya.