Aman, Stok Pangan di DKI untuk Natal dan Tahun Baru
Menjelang Natal dan Tahun Baru, Tim Pengendali Inflasi Daerah DKI Jakarta berupaya menjaga kestabilan stok, pasokan, dan harga pangan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan stok, pasokan, dan harga pangan aman serta terjaga menjelang Natal dan Tahun Baru. PT Food Station, PD Dharma Jaya, dan Perumda Pasar Jaya menjadi pihak yang menjaga kelancaran pasokan dan distribusi pangan.
Sri Haryati, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Rabu (16/12/2020), dalam keterangan tertulis Pemprov DKI Jakarta seusai High Level Meeting TPID di Ruang Pola Balai Kota DKI Jakarta, menjelaskan, pandemi Covid-19 membuat perekonomian Jakarta tumbuh negatif.
Perekonomian Jakarta pada triwulan III-2020 tumbuh negatif 3,81 persen (yoy). Pertumbuhan itu membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang minus 8,23 persen (yoy). Seiring dengan penurunan perekonomian Jakarta tersebut, permintaan masyarakat juga melemah sehingga berdampak pada menurunnya inflasi.
Itu sebabnya menjelang Natal dan Tahun Baru, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta tetap akan mengawal kecukupan dan kelancaran pasokan pangan strategis serta turut mendukung upaya pemulihan ekonomi Jakarta.
Sri Haryati juga menyatakan, untuk kelancaran distribusi pangan di tengah pandemi, Pemprov juga akan melakukan inovasi. Di antaranya melalui pemanfaatan platform daring untuk penjualan komoditas BUMD pangan ataupun rekayasa sistem logistik.
Pada paparan tersebut diketahui, untuk Natal dan Tahun Baru, stok pangan dari Dharma Jaya, untuk daging sapi ada 737 ton, daging ayam 417 ton, produk siap saji 2.038 juta kaleng, dan ternak sapi hidup 972 ekor.
Lalu, Dharma Jaya akan melakukan penyediaan daging sapi beku impor 241 ton dari Australia, daging ayam dari penyedia dalam negeri, serta produk siap saji 1,2 juta kaleng.
Kemudian pengamanan stok yang dilakukan PT Food Station disebutkan, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang saat ini ada 50.152 ton dan stok milik Food Station ada 13.650 ton. Telur ada 5 ton, minyak goreng 60.000 liter, gula 2.880 ton, tepung terigu 80 ton, dan bawang putih 1.250 ton.
Untuk pengamanan pasokan, PT Food Station bekerja sama dengan sentra beras di Indramayu, Karawang, Cilacap, Subang, dan Karanganyar. Selain itu juga beras didatangkan dari Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Jawa Barat.
Untuk bawang putih diimpor dari China pada November dan Desember 2020 sebanyak 43 kontainer atau setara dengan 1.250 ton. Gula pasir, PT Food Station melakukan pengadaan dari PT RNI, PTPN XI, PT GMM, dan PT Sungai Budi. Kemudian telur ayam didatangkan dari Blitar bekerja sama dengan koperasi peternak ayam petelur, juga dari CV Radhia Abadi, Bandung.
Dengan stok itu, Gubernur DKI Anies Baswedan dalam rilis tertulis Pemprov DKI menyatakan, dari data tersebut ia memastikan stok pangan Jakarta aman. Untuk TPID, diharapkan sebaiknya bukan hanya menjaga pasokan dan harga, melainkan juga memastikan daya beli masyarakat terjaga.
”Dari laporan tadi insya Allah aman. Ke depan kita pastikan pekan pertama di Januari tidak ada interupsi di pasokan, TPID Provinsi DKI Jakarta aktif memonitor dan mengawal kecukupan komoditas pangan strategis di DKI Jakarta,” kata Anies.
Sri menambahkan, selain menjaga stok, pasokan, dan harga pangan, TPID Provinsi DKI Jakarta melalui BUMD turut mendukung upaya pemulihan ekonomi. Upaya yang dimaksud yaitu melalui penyaluran bansos serta penyediaan bahan baku terjangkau untuk UMKM.
TPID Provinsi DKI Jakarta juga aktif mengelola ekspektasi masyarakat melalui pemberian informasi mengenai kecukupan pasokan, terutama saat hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru serta perkembangan harga harian komoditas pangan strategis di Jakarta melalui situs Informasi Pangan Jakarta (IPJ) dan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Upaya-upaya itu dikerjakan dengan harapan bisa menjaga inflasi Jakarta.