Polisi Tunggu Hasil Tes DNA untuk Pastikan Identitas Korban Mutilasi di Bekasi
Potongan tubuh manusia ditemukan di dua lokasi berbeda, tetapi dalam satu kelurahan di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Potongan tubuh yang ditemukan di daerah Kalimalang, Kota Bekasi, Jawa Barat, memunculkan dugaan itu jasad korban pembunuhan disertai mutilasi. Identitas korban mengarah kepada seorang pria berinisial DS (24), tetapi polisi masih menunggu hasil tes asam deoksiribonukleat atau DNA dari anggota keluarga DS untuk memastikannya.
”Dalam pelaksanaannya, kami harus mendalami secara detail sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan secara identitas, baik identitas yang bersangkutan, tempat kerjanya, keluarganya, dan sebagainya,” ucap Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota Komisaris Besar Wijonarko dalam keterangan pada Selasa (8/12/2020). Keakuratan identitas sangat penting untuk penyelidikan selanjutnya, termasuk tindak pidana yang mengakibatkan korban tewas lalu dipotong-potong.
Wijonarko menjelaskan, pada Senin (7/12/2020) sekitar pukul 09.00, polisi menerima laporan ada potongan tubuh manusia berjenis kelamin laki-laki di Jalan KH Noer Ali, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, atau di area Kalimalang. Potongan tubuh tanpa kepala, tangan kiri, dan kedua kaki itu ditemukan di aliran Kali BSK.
Ternyata, pada waktu hampir bersamaan, ada laporan penemuan potongan tangan kiri di tempat pembuangan sampah sementara di Jalan Gunung Gede Raya, Kayuringin Jaya. Saat itu, petugas kebersihan menemukan kantong plastik hitam yang mencurigakan sehingga mereka membukanya. Mereka terkejut karena kantong itu berisi potongan tangan yang masih berlumuran darah.
Meski sesuai dengan bagian tangan yang hilang dari potongan tubuh di aliran Kali BSK, Wijonarko menekankan, polisi menunggu hasil pemeriksaan dokter forensik guna memastikan potongan bagian badan manusia di dua lokasi tersebut merupakan milik satu orang.
Ajun Komisaris Besar Alfian Nurrizal, Wakil Kapolrestro Bekasi Kota, menambahkan, hasil pemeriksaan sidik jari mengerucut pada satu identitas, yaitu DS yang berasal dari Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Polisi mengundang anggota keluarga DS untuk datang ke Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto atau RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (8/12/2020), guna menjalani tes DNA.
”Dari pemeriksaan forensik, korban diduga meninggal kurang dari 24 jam sebelum mulai diotopsi di RS,” ujar Alfian. Ia memastikan, polisi masih mencari potongan tubuh lain, termasuk kepala dan kaki.
Sementara itu, Kepolisian Sektor Kepulauan Seribu Utara Kepolisian Resor Kepulauan Seribu juga menerima laporan penemuan mayat pada Senin. Kepala Polsek Kepulauan Seribu Utara Ajun Komisaris Josman Harianja menyebutkan, seorang penjaga di Pulau Kotok Besar, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, menemukan mayat laki-laki di sisi barat Pulau Kotok Besar.
”Posisinya mengapung dan tertelungkup. Dia kira boneka. Dia tarik ke dalam, ternyata mayat laki-laki,” tutur Josman. Korban mengenakan baju merah dan celana pendek biru. Tidak terlihat bekas kekerasan pada tubuh korban, tetapi kepala sudah tinggal tengkorak karena kemungkinan dimakan ikan.
Temuan itu dilaporkan ke polsek, kemudian polsek berkoordinasi dengan petugas Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) di Kepulauan Seribu. Informasi yang masuk dari petugas Basarnas di Lampung Timur, ciri-ciri korban cocok dengan laporan adanya orang yang hilang tenggelam dari kapal di sana. Jika mempertimbangkan angin monsun barat yang sedang berembus sekarang, terdamparnya korban dari Lampung Timur di Sumatera ke Kepulauan Seribu di DKI Jakarta masuk akal.
Namun, menurut Josman, jasad korban tetap dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk pemeriksaan forensik agar polisi mendapatkan kepastian. Hasil sementara, korban diperkirakan meninggal seminggu sebelumnya.