Antisipasi Penularan Korona, Tenda Pengungsian Korban Banjir Tangerang Diperbanyak
Prosedur dan teknis penanganan bencana banjir tahun ini dipastikan berbeda dibandingkan sebelumnya karena harus tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Tangerang bersiap mengantisipasi banjir seiring memasuki musim hujan. Saat banjir dipastikan banyak kebutuhan tenda bagi warga yang mengungsi. Jumlah tenda pengungsian yang ada saat ini akan diperbanyak demi menghindari munculnya kluster baru penularan Covid-19.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Kamis (3/12/2020), mengungkapkan, Kota Tangerang belum sepenuhnya aman dari bencana. Ia berkaca pada kejadian di awal 2020, di mana saat itu intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan banjir di 11 kelurahan dengan ribuan orang terimbas.
Banjir dengan kedalaman lebih dari setengah meter di beberapa tempat mengganggu akses publik terhadap angkutan umum, merendam ratusan rumah, menutup ruas jalan tertentu, dan ribuan warga mengungsi. Adapun Kecamatan di Kota Tangerang yang paling sering diterjang banjir saat musim hujan tiba antara lain Ciledug dan Periuk.
”Dulu, kan, jumlah titik banjir hingga 32 titik. Terakhir itu paling berat (mengalami banjir) di awal tahun,” ujar Arief di sela memimpin kegiatan apel siaga bencana di Balai Kota Tangerang. Selain mempersiapkan petugas siaga bencana, Arief juga berkeliling memeriksa peralatan penanganan bencana alam bisa berfungsi dengan baik.
Di pengungsian nanti ketika istirahat dan makan, jangan kumpul-kumpul. Jangan sampai terjadi bencana di tengah bencana. (Arief R Wimansyah)
Penanganan bencana banjir tahun ini dipastikan akan sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 membuat Pemerintah Kota Tangerang setidaknya harus menyesuaikan teknis penanganan banjir dengan protokol kesehatan.
”Pastinya protokol kesehatan dilaksanakan. Di pengungsian nanti ketika istirahat dan makan, jangan kumpul-kumpul. Jangan sampai terjadi bencana di tengah bencana,” ucap Arief.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Deni Koswara menyampaikan, pihaknya menambah posko dan tenda pengungsian sebanyak dua kali lipat dibandingkan saat bencana banjir terjadi di awal 2020 lalu. Ia menggambarkan, apabila di awal tahun pada suatu kecamatan terdapat 8 tenda darurat, maka di tengah pandemi jumlahnya akan disiapkan dua kali lipat menjadi 16 tenda.
”Kalau dulu satu tenda diisi 30 hingga 40 orang, sekarang paling hanya bisa 20 orang. Mungkin nanti ke depan pada saat makan mereka tak boleh makan bareng. Harus terpisah. Jangan sampai terjadi bencana di tengah Covid-19,” ujar Deni.
Pemetaan titik-titik pengungsian di setiap kecamatan telah dilakukan. Selain tenda, jumlah perahu penyelamat juga akan ditambah agar bisa tetap menerapkan protokol kesehatan menjaga jarak. Saat ini BPBD Kota Tangerang memiliki 19 perahu penyelamat. Jumlah tersebut bisa bertambah karena akan ada bantuan perah penyelamat dari relawan.
”Di perahu yang biasanya bisa muat 6 orang nanti cuma diisi 4 orang saja karena harus tetap jaga jarak. Kemudian saat penyelamatan korban, petugas diupayakan tetap pakai alat pelindung diri lengkap,” kata Deni.