MRT Terbaik dalam Layanan bagi Penyandang Disabilitas
Untuk mendorong perbaikan fasilitas layanan angkutan umum bagi penyandang disabilitas dan mengapresiasi upaya yang sudah ada, DTKJ Award digelar. MRT Jakarta terpilih sebagai yang terbaik.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dewan Transportasi Kota Jakarta menetapkan bahwa operator transportasi MRT Jakarta memperoleh predikat Platinum atau terbaik dalam memberikan layanan bagi kalangan disabilitas. Meski begitu, secara keseluruhan layanan angkutan umum yang ramah bagi kalangan disabilitas di Jakarta masih harus dibenahi dan ditingkatkan.
Haris Muhamaddun, Ketua DTKJ, dalam acara DTKJ Awards 2020, Selasa (1/12/2020), menyatakan, dewan juri menilai MRT Jakarta telah menyiapkan sarana dan prasarana serta layanan yang baik bagi kalangan disabilitas. ”Kami berharap bisa terus dipertahankan bahkan ditingkatkan,” jelasnya.
Dalam acara yang disiarkan secara daring itu, Haris menyatakan, DTKJ Awards yang tahun ini merupakan tahun pertama, tidak hanya penilaian, tetapi juga menjadi catatan sebagai sarana peluang untuk perbaikan. ”Sebagai opportunity for improvement, kesempatan untuk perbaikan,” jelas Haris.
Muhamad Kamaluddin, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, yang mewakili direksi menerima penghargaan itu juga mengungkapkan hal tentang peningkatan layanan. Penghargaan yang diterima MRT Jakarta menjadi salah satu pendorong untuk terus memberikan layanan terbaik.
Untuk layanan kalangan disabilitas di MRT Jakarta saat ini ada beberapa macam, di antaranya lift prioritas yang tersedia mulai dari lantai dasar hingga peron penumpang. Selain itu, juga penyediaan ramp saat memasuki stasiun dan kereta, toilet khusus, dan ruang kursi roda di kereta nomor 3 dan 4.
Selain kategori platinum, penghargaan juga terdiri atas sejumlah kategori yang direbut oleh sejumlah operator angkutan umum. Operator yang mendapatkan predikat gold adalah LRT Jakarta. Adapun peraih predikat silver, di antaranya PT Angkasa Pura II, PT Kereta Commuter Indonesia, Perum Damri, Perum PPD, Railink, KAI, PT Blue Bird, dan TransJakarta.
Lantaran agenda penghargaan ini berhubungan dengan penyediaan fasilitas bagi kalangan disabilitas oleh operator angkutan umum, penilaian dewan juri didasarkan pada kemudahan penyandang disabilitas dalam mengakses moda transportasi dan pendukung lain, seperti layanan penjelasan melalui audio.
Belum optimal
Dalam acara gelar wicara (talkshow) bertajuk ”Transportasi Berkeadilan untuk Disabiitas” yang mendahului acara penganugerahan penghargaan itu, Ketua POKJA Disabilitas Aryani menyampaikan kritiknya. Menurut Aryani, implementasi penyediaan fasilitas dan kemudahan akses kepada angkutan umum bagi kalangan disabilitas di lapangan belum optimal.
”Payung hukum sudah ada, tetapi semuanya masih jalan sendiri-sendiri. Ada pemasangan-pemasangan ubin penunjuk yang tidak nyambung. Belum berbentuk simfoni yang indah. Masih bernyanyi masing-masing,” ungkap Aryani.
Aryani berharap DTKJ Award dapat mendorong sinergi dan kolaborasi antarsemua pihak, seperti pemerintah provinsi, operator, dan pemangku kepentingan lainnya.
Terkait penyediaan dan penyiapan fasilitas bagi kalangan disabilitas oleh operator angkutan umum, Ketua Pertuni Eka Setiawan menyoroti para operator yang umumnya selalu menjawab ”kami telah sediakan petugas”. ”Yang kami butuhkan adalah kami, kalangan disabilitas, bisa mandiri bertransportasi dengan adanya sarana prasarana yang mendukung kalangan disabilitas, bukan semata mengandalkan petugas,” kata Eka.
Eka juga mengingatkan para operator untuk jangan memilih-milih lokasi tertentu untuk menyiapkan sarana dan prasarana bagi kalangan disabilitas. ”Transportasi yang adil bagi kalangan disabilitas pasti adil bagi yang lain,” kata Eka.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo yang hadir dalam gelar wicara itu, Dishub DKI terus menyiapkan sarana dan prasarana layanan bagi kalangan disabilitas di angkutan umum.
”Contohnya adalah Transjakarta Care. Kaum disabilitas bisa menghubungi nomor hotline, lalu membuat perjanjian. Keesokannya mereka bisa dijemput dari rumah ke halte Transjakarta terdekat dan seterusnya diantar sampai tujuan. Saat ini armada Transjakarta Care ada 26 unit,” ungkap Syafrin Liputo.
Dengan misi mendorong perubahan penggunaan angkutan umum, Dishub DKI dalam upaya penataan integrasi antarmoda dan transit memprioritaskan para pejalan kaki dan pengendara nonmotor. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperbaiki akses dan area bagi pejalan kaki dan kalangan disabilitas.
Staf Khusus Presiden untuk Masalah Sosial Angkie Yudistia, yang juga penyandang tunarungu, dalam gelar wicara itu juga menyampaikan, pemerintah pusat juga mendukung perlunya kemudahan akses bagi kalangan disabilitas. Itu sudah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2020 terkait aksesibilitas bertransportasi yang layak bagi kalangan disabilitas. Untuk itu, nantinya akan ada Komisi Nasional disabilitas.
”Pada tahun 2021 Indonesia akan memiliki Komunitas Nasional (Komnas) disabilitas untuk mewujudkan NKRI yang ramah bagi kaum disabilitas dengan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan daerah, serta sejumlah organisasi komunitas dan stake holder lainnya,” jelas Angkie.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang memberikan sambutan secara daring menekankan perlunya kepedulian para penyelenggara transportasi terhadap kalangan disabilitas. ”Semua mesti memberi perhatian serius dan kepedulian bagi kalangan disabilitas karena mereka juga memiliki hak untuk bertransportasi,” kata Budi Karya Sumadi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang juga menyampaikan sambutan secara daring juga mengatakan bahwa layanan bagi kalangan disabilitas menjadi tolak ukur kualitas layanan transportasi. ”Kalau kalangan disabilitas terlayani dengan baik, pasti yang lain juga terlayani dengan baik,” kata Anies.