252 Halte Transjakarta Kini Dilengkapi WiFi Gratis
Untuk meningkatkan layanan bagi penumpang, Transjakarta menyediakan jaringan internet nirkabel berkecepatan tinggi "TIJE-High Speed Wifi" yang bisa diakses tanpa bayar dan tanpa batas kuota pemakaian.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Untuk mendukung peningkatan layanan kepada penumpang, PT Transportasi Jakarta menyediakan jaringan internet nirkabel berkecepatan tinggi tanpa bayar dan tanpa batas kuota. Jaringan internet itu dapat dinikmati di 252 halte di 13 koridor bus Transjakarta.
Sardjono Jhony Tjitrokusumo, Direktur Utama PT Transportas Jakarta (Transjakarta) melalui keterangan tertulis, Selasa (01/12/2020) menjelaskan, jaringan internet nirkabel berkecepatan tinggi dan tanpa batas kuota tersebut didukung dengan kapasitas sebesar 5GB Bandwith secara total di tahun 2020.
"Dengan kapasitas sebesar itu, fasilitas WIFI ini memiliki kecepatan atau high speed yang sangat tinggi yakni mencapai 20 Mbps yang dapat dinikmati seluruh pelanggan Transjakarta tanpa bayar dan tanpa batas kuota," kata dia.
Jaringan internet nirkabel ini dapat digunakan secara instan tanpa melakukan registrasi apapun, tanpa kata kunci, tanpa bayar, dan tanpa batas kuota. (Gidionton Saritua)
Adapun dalam peluncuran wifi berkecepatan tinggi yang berlangsung di Halte Central Busway (HCB) Harmoni pada Selasa siang dan disiarkan secara daring, Direktur Eksekutif Transformasi Digital PT Transportas Jakarta Gidionton Saritua menyatakan, penyediaan jaringan internet di halte-halte Trans Jakarta dilakukan sebagai upaya inovasi dalam memberikan kemudahan bagi pelanggan Trans Jakarta. Selain itu, penyediaan jaringan internet berkecepatan tinggi juga menjadi upaya Trans Jakarta dalam transformasi digital.
"Dalam mendukung transformasi digital, kami meluncurkan internet berkecepatan cepat bagi pelanggan. Ini menjadi inovasi lain setelah pada Oktober lalu kami meluncurkan aplikasi Trans Jakarta," jelas Gidionton.
Dengan tersedianya jaringan internet nirkabel yang bisa diakses dengan mudah, lanjut Gidionton, masyarakat yang menunggu kedatangan bus di halte Transjakarta bisa tetap produktif. Nantinya, seiring dengan pertumbuhan pelanggan, kapasitas internet rencanya akan ditingkatkan menjadi 10 GBps Bandwith di awal 2021 untuk mendukung performa wifi di seluruh halte Trans Jakarta.
Untuk bisa mengakses jaringan internet itu, menurut Gidionton sangat mudah. Itu karena jaringan internet nirkabel ini dapat digunakan secara instan tanpa melakukan registrasi apapun, tanpa kata kunci, tanpa bayar, dan tanpa batas kuota.
"Saat membuka telepon genggam, masyarakat tinggal membuka menu akses wi-fi di telepon genggam. Lalu pelanggan bisa memilih nama yang disiapkan yaitu "TIJE - High Speed Wi-fi" kemudian diklik supaya terhubung dengan jaringan itu. Maka pelanggan Transjakarta langsung dapat menikmati internet kecepatan tinggi tanpa bayar di semua halte Transjakarta," jelas Gidionton.
Dengan adanya fasilitas ini, lanjut Gidionton, maka upaya mengunduh aplikasi TJ dan membeli tiket QR pun menjadi lebih mudah di semua lokasi halte Transjakarta. Selain itu, para pelanggan Transjakarta yang berada di halte dapat berselancar di dunia maya dan melakukan hal-hal produktif sambil menanti kedatangan bus Transjakarta.
Sardjono melanjutkan, fasilitas terbaru tersebut akan aktif selama jam layanan halte sehingga memastikan seluruh pelanggan selama jam-jam layanan operasional Transjakarta dapat menikmati akses konektifitas internet berkecepatan tinggi tanpa bayar dan tanpa batas kuota.
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang hadir secara daring pada peluncuran layanan jaringan internet nirkabel berkecepatan tinggi di HCB Harmoni itu menjelaskan, penyediaan internet nirkabel sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyediakan jaringan internet JakWIFI. Penyediaan jaringan internet juga untuk memenuhi standar kota berbasis teknologi informasi.
Dalam peluncuran itu, Syafrin mengingatkan manajemen Trans Jakarta, supaya jaringan internet berkecepatan tinggi itu bisa diantisipasi supaya tidak digunakan oleh orang-orang yang bukan penumpang Trans Jakarta. "Dikhawatirkan, mereka hanya akan membuat penumpukan orang di halte atau di sekitar halte tanpa akan menaiki bus. Itu harus diantisipasi dari sekarang," kata dia.
Ia pun mendukung penuh upaya layanan Transjakarta untuk bertransformasi secara digital. Hal ini menjadi strategi jitu dalam rangka meningkatkan kembali jumlah pelanggan Transjakarta yang di masa pandemi menurun.