Terowongan Senen Perlu Dua Kali Uji Coba untuk Mudahkan Pengguna Jalan
Setelah melalui proses pembangunan juga sempat rusak karena aksi demontrasi, halte dan JPO Senen akhirnya mulai dipakai per Minggu (22/11/2020). Untuk underpass-nya masih perlu sekali lagi uji coba sebelum dibuka resmi.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Kendaraan melintas di kawasan Simpang Senen, Jakarta Pusat, Rabu (25/11/2020). Penataan kawasan Simpang Senen saat ini memasuki tahap akhir. Halte Transjakarta Senen dan jembatan penghubung (skybridge) baru sudah mulai dioperasikan.
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Bina Marga DKI Jakarta memastikan sebelum terowongan bisa dibuka dan dipergunakan secara resmi, akan dilakukan tahapan uji coba. Uji coba dilakukan dua kali untuk mengetahui perilaku pengendara dan kekurangan terowongan secara teknis sebelum dipakai mendukung kelancaran lalu lintas di kawasan Simpang Lima Senen, Jakarta Pusat.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, Kamis (26/11/2020), di DPRD DKI Jakarta, Jakarta, seusai rapat paripurna, menjelaskan, uji coba pertama dilakukan Senin (09/11) dan Selasa (10/11). Pada uji coba pertama, dari evaluasi Dinas Bina Marga DKI Jakarta dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jelas Hari, petugas berupaya mencermati perilaku pengemudi kendaraan.
Ternyata, begitu kendaraan sudah masuk terowongan, saat hendak menuju ke arah yang dituju pengemudi masih kebingungan. Awalnya kendaraan yang hendak berbelok kanan menuju Gatot Subroto masih mengambil di sisi kiri. Demikian juga ada kendaraan yang hendak berbelok ke kiri ke Salemba, masih mengambil posisi di kanan.
Hal itu mengakibatkan terjadinya kendaraan yang lewat dengan menyilang jalan supaya bisa berbelok ke arah yang dituju. ”Ini nanti harus ada marka dari arah belakang supaya saat masuk terowongan, kendaraan sudah berada di sisi jalan yang sesuai dengan arah mau berbelok. Jadi waktu masuknya terowongan itu sudah tertata rapi,” ujar Hari.
Kemudian uji coba kedua direncanakan digelar 2-9 Desember 2020. Dalam uji coba kedua nanti, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan kembali melihat pola kendaraan, serta kekurangan yang mesti diperbaiki di terowongan.
"Nanti ujicoba kedua, setelah terjadi perbaikan-perbaikan hasil uji coba pertama itu seperti apa? Selama seminggu nanti dilihat. Kalau sudah lancar, ya, sudah, nanti diperbaiki. Jadi, baru open traffic nantinya,” kata Hari.
Untuk open traffic atau pembukaan terowongan yang memiliki panjang total 675 meter itu secara resmi direncanakan bisa dilakukan minggu ketiga Desember 2020. Secara teknis, panjang terowongannya sendiri 182 meter dari total 675 meter dan berlebar 9 meter.
Bersamaan dengan uji coba terowongan, menurut Hari, Dinas Bina Marga DKI Jakarta juga sekalian mengoperasikan halte Transjakarta untuk operasional bus Transjakarta. Halte itu juga langsung terhubung dengan jembatan penyeberangan orang (JPO) Senen yang sudah selesai dibangun.
Halte diuji coba
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta Angelina Betris, melalui penjelasan tertulisnya, menyatakan, Halte Senen sudah bisa difungsikan dan melayani masyarakat sejak Minggu (22/11).
Menurut Betris, kondisi Halte Senen sekarang ini berbeda dengan kondisi sebelumnya. Salah satunya memiliki bangunan yang lebih luas, tiga kali lipat dibandingkan dengan halte sebelumnya.
”Hal ini ditujukan untuk memberikan ruang gerak yang lebih besar kepada pelanggan, khususnya dalam masa pendemi saat ini agar bisa menjaga jarak sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku, yakni minimal satu meter antara satu pelanggan dan pelanggan lainnya,” kata Betris.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Sejumlah kendaraan melintas di simpang bawah Senen, Jakarta Pusat yang sedang diuji coba, Selasa (10/11/2020). Uji coba simpang bawah Senen selama dua hari tersebut bertujuan untuk menguji ketahanan terowongan baru yang saat ini pengerjaannya sudah rampung 95 persen. Sejak Januari 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Underpass Senen Extension untuk mengakomodasi kendaraan dari arah Pulogadung menuju ke arah Utara. Terowongan baru itu dirancang terhubung dengan Underpass Senen yang sudah ada.
Luasnya Halte Senen juga terlihat dari jumlah dermaga pintu yang saat ini berjumlah 12 dermaga di kedua sisi. Sebelumnya hanya ada enam dermaga.
”Dengan jumlah dermaga yang lebih banyak, diharapkan pelanggan bisa nyaman saat melakukan aktivitas penaikan maupun penurunan pelanggan dan mengurangi pelanggan yang berdesakan di dalam halte mengingat Halte Senen ini merupakan halte transit,” kata Betris.
Selain memiliki kapasitas yang lebih luas, Halte Senen saat ini juga dilengkapi dengan mushala, toilet ramah dissabilitas, lift, serta ruang ramah perempuan dan anak (atau ruang serbaguna). Halte Senen juga terhubung langsung dengan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang dibangun Dinas Bina Marga DKI Jakarta. JPO dengan motif plano ini dibuat dengan konsep modern dan kekinian dan tampilannya menyerupai JPO lainnya, salah satunya yang berada di Halte Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Sejumlah penumpang berjalan di jembatan penghubung Halte Transjakarta Senen, Jakarta Pusat, yang telah selesai dibangun, Rabu (25/11/2020). Jembatan penghubung memudahkan pengguna tranportasi berpindah halte dan menuju ke kawasan Pasar Senen.
JPO itu membuat pelanggan bisa melakukan transit menuju Halte Central Senen, berpindah rute dan melanjutkan perjalanan. ”Sementara itu, kami juga menyediakan akses gate bagi pelanggan yang ingin memasuki halte Transjakarta dari sisi JPO,” jelas Betris.
Hari melanjutkan, selain terowongan Senen, Bina Marga juga terus menuntaskan pengerjaan tiga proyek lainnya, yaitu pekerjaan pembangunan tiga jembatan layang, yaitu di Lenteng Agung, Tanjung Barat, dan Cakung.
”Targetnya akhir Desember 2020 bisa selesai sehingga di awal Januari bisa dipergunakan,” kata Hari.
Empat proyek itu, seperti diberitakan, dituntaskan tahun ini dengan anggaran dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Dua proyek lainnya juga akan dituntaskan dengan dana PEN pada 2021 adalah jembatan Pesakih dan Pasar Minggu.