PSBB Transisi, Omzet Pedagang Bunga Naik meskipun Belum Signifikan
Penerapan pembatasan sosial berskala besar yang melarang segala kegiatan kumpul-kumpul memukul telak bisnis bunga hias. Kini, seiring pelonggaran, bisnis mulai menggeliat lagi.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pedagang bunga di Pasar Rawa Belong, Jakarta Barat, menikmati peningkatan transaksi selama pembatasan sosial berskala besar transisi awal November 2020 meskipun belum banyak memberi perubahan. Mereka berharap, seiring diizinkannya pesta perkawinan serta perayaan Hari Ibu pada bulan Desember, roda perdagangan bunga potong kembali kencang.
”Pesanan memang masih ada, tetapi satu hari hanya satu sampai dua permintaan. Beda dengan zaman sebelum (pandemi) Covid-19,” kata Ella, pemilik kios anggrek potong di Pasar Bunga Rawa Belong, Selasa (24/11/2020). Selain memajang berbagai anggrek yang dipotong, ia juga telah merangkai sejumlah bunga matahari dan lili menjadi sebuah buket dibungkus kain hitam untuk upacara wisuda anak laki-laki.
Harga satu batang anggrek di kios Ella mulai dari Rp 10.000, tergantung jenis dan ukurannya. Sebelum pandemi Covid-19 pada bulan Maret, ia minimal bisa menjual 150 batang setiap hari. Umumnya bunga-bunga itu dipesan dirangkai menjadi buket atau bunga meja.
Adanya PSBB transisi membuat pesanan naik sedikit, berkisar 25-30 bunga papan setiap pekan.
Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang melarang segala kegiatan kumpul-kumpul memukul telak usaha Ella. Pada awal PSBB, resepsi pernikahan dan wisuda dilarang diadakan secara langsung. Upacara kelulusan dan pelantikan pejabat, misalnya, juga harus diadakan secara virtual. ”Bulan-bulan lalu anggrek yang terjual maksimal 50 batang per hari. Itu juga enggak tentu. Kadang cuma 15-20 batang,” tutur Ella.
Saat PSBB transisi, sejak bulan Oktober, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengizinkan resepsi pernikahan diadakan kembali. Syaratnya, jumlah orang di dalam ruangan tidak boleh lebih dari 25 persen kapasitas ruangan. Prasmanan tidak diizinkan karena setiap tamu harus duduk dengan menjaga jarak fisik dan hidangan diberikan pramusaji yang telah disiapkan secara khusus.
Kebijakan itu, meskipun masih ada pembatasan, cukup membuat Ella optimistis. Meskipun tidak ada jaminan ada pesanan dalam partai besar, setidaknya memungkinkan pesanan bunga meja penghias meja makan dan buket pengantin bertambah.
Harapan serupa diutarakan Riko, penjual lapak mawar bandung. Ia tidak memiliki kios. Jualannya buket-buket mawar di dalam ember-ember berisi air. Bunga-bunga itu berkualitas B karena ukuran kelopaknya tidak terlalu besar dan panjang tangkainya kurang dari 100 sentimeter sehingga untuk para floris atau perangkai bunga tidak menjadi pilihan pertama.
Mawar kualitas B diecer Rp 60.000 per buket yang terdiri atas sepuluh batang. Adapun mawar kualitas A harga setiap buketnya Rp 90.000. Riko mengatakan, selama ini konsumennya adalah kalangan mahasiswa. Sebelum pandemi, hari Jumat adalah saat banyak anak muda datang ke lapaknya berbelanja untuk persiapan apel ke rumah pacar.
”Dulu satu hari bisa habis 10-15 buket, sekarang ada yang beli tiga buket sudah syukur. Sejak pandemi, pembeli memesan buket mawar dengan tanaman lain yang saya juga bisa bikin, lalu dikirim ke rumah pacar atau klien bisnis untuk ucapan selamat ulang tahun. Mudah-mudahan bulan Desember yang ada Hari Ibu, Natal, dan Tahun Baru, pesanan buket nambah,” tuturnya.
Difoto, dibawa pulang
Bagi para penjual bunga papan, transaksi terus berjalan seiring perubahan signifikan. Sebelum pandemi, Yuli, pemilik Alfinza Florist, bisa menerima 50 pesanan bunga papan setiap pekan.
Harga setiap rangkaian mulai dari Rp 550.000, tergantung kerumitan tulisan ucapan dan jumlah bunga segar yang digunakan. Pesanan berupa ucapan selamat bagi pasangan pengantin yang baru menikah, pejabat yang baru dilantik, toko atau perusahaan yang baru buka, dan ucapan dukacita.
Sejak pandemi terjadi, pesanan hanya 20-25 bunga papan seminggu. Itu pun ucapan belasungkawa semua dan dikirim ke rumah persemayaman dan rumah keluarga yang bersangkutan. Ucapan itu juga tidak bisa terlalu banyak.
Yuli mengungkapkan, sebelum pandemi, jika ada satu individu meninggal, pesanan bunga papan untuk mengenang almarhum bisa sampai 10 papan sehingga ia dan karyawan begadang semalaman mengerjakan. Sekarang, tokonya sudah tutup menjelang maghrib.
Adanya PSBB transisi membuat pesanan naik sedikit, berkisar 25-30 bunga papan setiap pekan. ”Awal minggu ini dapat dua pesanan ucapan terima kasih dari beberapa individu kepada TNI,” katanya. Beberapa hari terakhir, karangan bunga membeludak di halaman Markas Kodam Jaya seiring sikap kodam yang tegas kepada salah satu ormas keagamaan yang memicu kerumunan.
Pesanan bunga papan untuk perkawinan mulai ada dan sebagian besar dikirim ke rumah mempelai. Alasannya, gedung resepsi dan hotel belum membolehkan peletakan bunga papan di depannya. Oleh sebab itu, banyak klien yang memesan bunga papan ke Yuli meminta bunga diantarkan ke gedung resepsi, diletakkan di teras, difoto, lalu dibawa kembali untuk dipereteli.
”Ada perubahan cara memberi selamat. Bagi para klien, mengucapkan selamat menikah melalui bunga papan tetap dianggap paling eksis walaupun hanya sekejap. Foto-foto itu kami kirim ke klien dan mereka teruskan kepada mempelai melalui media sosial,” paparnya.
Bunga lokal
Ketua World Flower Council Indonesia Maya Solichin menjelaskan, selama pandemi, bunga-bunga lokal seperti aster, krisan, anturium, heliconia, dan lili lebih diminati karena harganya murah jika dibandingkan bunga-bunga impor dari China dan Belanda. Dekorator glamor yang mengkhususkan acara-acara eksklusif dan memakai bunga impor tidak terlalu aktif sekarang.
”Kebanyakan pesanan selama pandemi ialah buket atau bunga meja yang diantar ke rumah-rumah untuk ucapan selamat ulang tahun dan belasungkawa,” ucapnya.
Terkait larangan memajang bunga papan di depan gedung resepsi, Maya mengatakan, para dekorator harus memutar otak menciptakan produk baru. Floris-floris eksklusif kini mulai mengubah ucapan selamat dirangkai dalam bentuk bunga berdiri, yaitu pot bunga yang diletakkan di atas tatakan besi tinggi. Ada juga kreasi bunga keranjang yang digantung di dinding ruang resepsi serta pergola di sepanjang jalur masuk menuju ruang pesta.