Kasus korona di Ibu Kota dan sekitarnya naik tajam. Persentase kasus positif di DKI sebesar 8,3 persen. Di Tangerang Selatan, tingkat kematian mencapai 4,4 persen.
Oleh
Helena F Nababan/Aguido Adri/Stefanus Ato/I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penambahan kasus positif Covid-19 di Ibu Kota masih sekitar 1.000 kasus per hari. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia memaparkan, per Senin (23/11/2020), misalnya, sebanyak 7.574 orang dites PCR dengan hasil 1.009 positif dan 6.565 negatif.
”Untuk rate tes PCR (reaksi polimerase berantai) total per 1 juta penduduk sebanyak 144.228,” kata Dwi.
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta turun 72 kasus sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini 8.622 orang yang masih dirawat dan diisolasi. Jumlah kasus konfirmasi secara total hingga kemarin sebanyak 128.173 kasus. Dari jumlah itu, 117.003 orang pulih dengan tingkat kesembuhan 91,3 persen dan 2.548 orang meninggal dengan tingkat kematian 2 persen. Sementara tingkat kematian Indonesia mencapai 3,4 persen.
Untuk persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta, angkanya masih tinggi, yaitu 9,8 persen. Persentase kasus positif secara total 8,3 persen. Ini jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu tidak lebih dari 5 persen.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan, pihaknya masih melakukan pelacakan di sejumlah lokasi kerumunan dua pekan lalu, seperti di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, dan di Tebet, Jakarta Selatan.
Komando Lapangan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Letnan Kolonel Laut drg M Arifin mengatakan, pada Minggu (22/11/2020) pukul 21.15, pihaknya kembali menerima pasien rujukan dari Puskesmas Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebanyak 33 orang.
”Dari 33 pasien positif, 29 pasien tanpa gejala dan 4 pasien gejala ringan. Yang tanpa gejala kami masukkan ke menara atau tower 4 karena okupansi menara 5 sudah lebih 70 persen. Sementara yang bergejala ringan kami masukkan ke menara 6,” kata Arifin, Senin.
Selain pasien rujukan dari Puskesmas Tanah Abang, kata Arifin, beberapa hari yang lalu pihaknya juga menerima 20 pasien rujukan dari Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan; 20 pasien dari Puskesmas Duren Sawit, Jakarta Timur; dan 12 pasien lain dari puskesmas yang tersebar di Jakarta.
”Fakta lain, selain peningkatan jumlah okupansi di RSD Wisma Atlet, adalah protokol kesehatan yang sebelumnya sudah baik saat ini sangat longgar. Ini perlu diwaspadai. Mohon hindari bepergian dan berkumpul bersama, apalagi tanpa protokol kesehatan,” kata Arifin.
Di Tangerang Selatan, Banten, keterbatasan ruang perawatan intensif (ICU) menyebabkan jumlah korban meninggal terus bertambah. Data Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tangerang Selatan mencatat, total korban meninggal akibat korona saat ini mencapai 105 orang. Jumlah itu belum termasuk delapan korban meninggal yang berstatus probable.
Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany menyampaikan, tingkat kematian (case fatality rate/CFR) di Tangsel saat ini telah mencapai 4,4 persen. Jumlah tersebut melampaui CFR nasional yang per 23 November 2020 berada di angka 3,2 persen.
”Sekarang, kami berusaha menurunkan angka kematian. Walaupun di satu sisi, kan, semuanya sudah lebih baik (tingkat kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan),” ujar Airin di kantornya.
Kematian pasien Covid-19 di Tangsel cenderung disebabkan pasien terlambat diperiksa atau tiba di rumah sakit dalam kondisi kritis. Kematian lebih banyak menimpa pasien tanpa gejala, tetapi memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Tangsel Allin Hendarlin Mahdaniary menyebut, kapasitas ruang isolasi ICU dan high care unit (HCU) di kotanya sudah penuh. Saat ini total ada 22 rumah sakit rujukan Covid-19 di Tangsel.
Adapun kapasitas tempat tidur ICU di Tangsel sebanyak 20 tempat tidur. Saat ini, 14 tempat tidur atau 70 persen telah terpakai. Untuk ruang isolasi ada 400 tempat tidur dan telah terisi 342 tempat tidur (86 persen). ”Tingkat keterisian 80 persen sudah bisa dikatakan penuh,” kata Allin.
Sasar usia produktif
Di Bekasi, Jawa Barat, berdasarkan data satuan tugas Covid-19 setempat, akumulasi kasus Covid-19 di daerah itu mencapai 9.122 kasus. Rinciannya, 8.384 orang sembuh, 159 orang meninggal, dan 579 orang masih dirawat atau melakukan isolasi mandiri.
Adapun berdasarkan data pada 16 November 2020, akumulasi kasus Covid-19 di daerah itu sebanyak 8.936 kasus. Artinya, dalam kurun waktu seminggu terakhir ada penambahan 1.069 kasus baru. Selain itu, Kota Bekasi juga kembali mencatat 16 kasus kematian baru setelah sekitar tiga minggu tidak ada kasus kematian. Akibat penambahan itu, kasus kematian dari semula 143 kasus bertambah menjadi 159 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati mengatakan, penambahan 16 kasus kematian akibat Covid-19 di daerah itu tak semua merupakan kasus kematian baru. Penambahan angka itu merupakan hasil pengecekan dan sinkronisasi untuk menyamakan data dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat.
Di Kota Bekasi, warga yang terpapar Covid-19 didominasi mereka yang berusia produktif, yaitu mencapai 72 persen. Artinya, warga yang terinfeksi rata-rata merupakan warga yang banyak beraktivitas di luar rumah. Dari data satgas Covid-19 daerah setempat, akumulasi kasus usia anak atau usia nol sampai 19 tahun mencapai 1.430 kasus. Sementara untuk usia dewasa, mulai dari 20 tahun sampai 59 tahun, ada 6.536 kasus.
Hingga Senin, jumlah tempat tidur perawatan atau isolasi di semua rumah sakit sudah terpakai 797 unit. Adapun yang belum terpakai masih ada 381 tempat tidur.