Tingkat Kematian Lampaui Nasional, Airin Minta Warga Tangsel Optimalkan Tes Gratis
Kematian akibat Covid-19 di Tangerang Selatan terus bertambah. Penyebabnya antara lain keterbatasan ruang ICU dan pasien yang tiba sudah dalam kondisi parah.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Keterbatasan ruang perawatan intensif menyebabkan jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Kota Tangerang Selatan, Banten, terus bertambah hingga melampaui tingkat kematian nasional. Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mendorong warga Tangsel memaksimalkan layanan tes usap gratis di laboratorium kesehatan daerah untuk deteksi dini demi mencegah pasien terpapar Covid-19 terlambat ditangani.
Data Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (23/11/2020), mencatat ada tambahan dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal. Dengan demikian, total korban meninggal akibat Covid-19 di Tangsel saat ini mencapai 105 orang. Jumlah itu belum termasuk delapan korban meninggal yang berstatus probable.
Airin menyampaikan, tingkat kematian (case fatality rate/CFR) di Tangsel saat ini telah mencapai 4,4 persen. Jumlah tersebut melampaui CFR nasional yang per 23 November 2020 berada di kisaran 3,2 persen.
”Sekarang kami berusaha agar bagaimana caranya menurunkan angka kematian walaupun di satu sisi, kan, semuanya sudah lebih baik (tingkat kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan),” ujar Airin di Kantor Wali Kota Tangsel.
Kematian pasien Covid-19 di Tangsel cenderung disebabkan pasien yang terlambat diperiksa atau sudah tiba di rumah sakit dalam kondisi kritis. Selain itu, kematian lebih banyak menimpa pasien tanpa gejala, tetapi memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Airin mengatakan, rata-rata pasien yang sudah kritis kemudian meninggal di ruang perawatan. Situasi itu turut disebabkan kapasitas ruang ICU yang penuh.
”Jadi, saat (pasien) datang kondisinya sudah parah. Ditambah lagi ruang ICU penuh dan akhirnya meninggal,” katanya.
Menurut Airin, kematian seharusnya bisa dicegah apabila pasien memiliki tingkat pemahaman yang baik terhadap Covid-19. Oleh sebab itu, ia mendorong masyarakat Tangsel untuk memaksimalkan layanan tes usap gratis di puskesmas atau labkesda.
Warga Tangsel yang merasa memiliki gejala Covid-19 diminta segera menjalani tes usap. Airin mengklaim lama waktu pemeriksaan spesimen di Labkesda Tangsel saat ini sudah lebih cepat, yakni tiga hingga empat hari, dibandingkan sebelumnya yang mencapai satu pekan.
Kendati demikian, Airin mengakui, membuat masyarakat proaktif memeriksakan diri merupakan tantangan tersendiri karena masih banyak yang takut akan stigma. Di sisi lain, warga yang pernah berkontak dengan orang positif Covid-19 juga diminta segera melakukan tes usap dan jangan menunggu gejala Covid-19 muncul.
Mengatasi keterbatasan
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Tangsel Allin Hendarlin Mahdaniary menyampaikan, kapasitas ruang isolasi ICU dan high care unit (HCU) di Tangsel sudah penuh. Saat ini total ada 22 rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Tangsel.
Adapun kapasitas tempat tidur ICU di Tangsel seluruhnya sebanyak 20 tempat tidur. Saat ini 14 tempat tidur atau 70 persen telah terpakai. Sementara untuk tempat tidur ruang isolasi di rumah sakit yang di seluruh Tangsel sebanyak 400 tempat tidur telah terisi 342 tempat tidur atau mencapai 86 persen.
”Saat tingkat keterisian sudah mencapai 80 persen saja sebenarnya sudah bisa dikatakan penuh,” kata Allin saat dihubungi.
Untuk mengatasi persoalan itu, Airin mengatakan telah mencoba menambah kapasitas ruang ICU dengan menjajaki kerja sama dengan rumah sakit lain di Tangsel. Ia menyebut, saat ini sudah ada satu rumah sakit yang bersedia membantu menambah kapasitas ruang ICU.
Persoalannya, rumah sakit tersebut belum memiliki peralatan yang memadai. Untuk itu, Airin akan mencoba meminta bantuan Kementerian Kesehatan untuk dapat meminjamkan alat yang dibutuhkan rumah sakit tersebut.
Selain itu, selesainya pembangunan Gedung III Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangsel akan berpotensi menambah kapasitas ruang isolasi. Menurut rencana, seiring tuntasnya pembangunan Gedung III RSUD Tangsel, Gedung I RSUD Tangsel akan dikhususkan untuk merawat pasien Covid-19.