Setelah pembatasan sosial ketat di Jakarta, sejumlah warga mulai kembali mendatangi pusat perbelanjaan. Sebagian pengunjung pergi ke mal untuk mengisi waktu di sela jam istirahat kantor.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki bulan kesembilan pandemi Covid-19, aktivitas sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta yang sepi kini berangsur ramai dikunjungi warga. Sebagian besar pengunjung ini adalah kalangan pekerja yang memanfaatkan jam istirahat kantor.
Pantauan Kompas sepanjang Kamis (19/11/2020), aula utama sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta tampak didatangi puluhan pengunjung. Di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, misalnya, terdapat keramaian di lokasi swalayan ritel dan gerai pusat makanan-minuman sewaktu siang.
Raulie (33), pegawai yang berkantor di Gedung Panin Bank Senayan, memilih makan siang di mal tersebut. Hari itu bukan pertama kalinya pria ini berkunjung ke mal. Sejak perusahaan menambah kuota sif pegawai yang bekerja di kantor, dia juga mulai berani mendatangi mal di sekitar kantor.
”Tepatnya setelah pelonggaran pembatasan sosial ketat pas Oktober kemarin, terus lihat angka penambahan kasus yang turun beberapa minggu lalu. Karena situasi pandemi terlihat agak mereda, saya baru berani mulai makan di mal. Itu pun enggak lepas masker selama di jalan, kecuali pas lagi makan,” jelas Raulie saat berada di salah satu gerai makanan, Kamis siang.
Kondisi serupa terlihat di Mal Pacific Place di kawasan niaga Sudirman (SCBD). Noor Hafidz (31), pegawai di perusahaan teknologi kawasan SCBD, sempat makan siang dan membeli kopi di sebuah gerai waralaba populer di lantai dasar. Tidak jarang di sebagian gerai terdapat orang berkerumun.
Aktivitas kerumunan di sejumlah gerai tampak diawasi oleh petugas tersendiri. Noor sendiri merasa cukup aman dengan pengawasan tersebut. Dia pun pergi sendirian ke mal agar tidak memperparah situasi kerumunan.
”Lebih aman kalau dijaga-jaga begitu. Karena kadang kalau antre, kita enggak sadar ternyata barisnya terlalu berdekatan. Jadi memang harus terus ada yang menjaga dan mengingatkan,” ucap Noor.
Selain dua mal tersebut, mal Grand Indonesia dan Plaza Semanggi juga cukup sering dikunjungi warga beberapa hari terakhir. Gracetia Putri (28) yang sempat bertandang ke Grand Indonesia, Selasa (17/11/2020), melihat orang makin sering pergi ke mal untuk tujuan makan dan belanja kebutuhan esensial.
Baik Gracetia, Raulie, maupun Noor memandang situasi sekarang lebih aman untuk pergi ke pusat perbelanjaan. Persepsi mereka ini juga muncul seiring dengan penularan kasus harian yang relatif menurun meski belum terhitung aman. Sebab, angka rata-rata kasus positif harian DKI Jakarta per 19 November 2020 masih mencapai 8,7 persen. Angka ini masih jauh di atas standar menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 5 persen.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada 27 Oktober lalu melaporkan adanya peningkatan pergerakan warga pada masa pembatasan sosial berskala besar transisi. Peningkatan tertinggi terjadi di tempat kerja sebesar 8,07 persen. Mobilitas warga di transportasi umum juga meningkat hingga 5,21 persen, diikuti dengan pergerakan ke pusat ritel dan rekreasi 2,71 persen.
Data Google Mobility Report per 15 November 2020 menunjukkan, pergerakan warga pengguna ponsel ke pusat ritel dan rekreasi meningkat sekitar 2 persen dibandingkan pada 23 Juli silam. Dari data Dinas Perhubungan dan Google Mobility Report dapat terlihat ada kecenderungan warga untuk kembali bepergian saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Angka kunjungan mal sebelumnya terungkap dalam hasil survei Mandiri Institute pada Juli hingga Agustus 2020. Dengan pelacakan berbasis live tracking di 5.968 lokasi toko dan 7.531 restoran di kota besar, terlihat kunjungan pusat perbelanjaan naik dari 44 persen pada Juli menjadi 61 persen pada Agustus. Kenaikan didukung kembalinya aktivitas perkantoran dan keinginan konsumen untuk mencari hiburan.
Persepsi itu juga ditangkap survei Nielsen terhadap 537 responden di 11 kota. Ditemukan bahwa masyarakat mengharapkan bisa mengunjungi mal pada Juni dan Juli. Pada Agustus dan September, masyarakat berekspektasi bisa pergi ke luar kota dan menonton film di bioskop.
Ketua Umum Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, kunjungan warga agar kembali berbelanja sangat diharapkan oleh berbagai lini bisnis mal. Penerapan PSBB transisi sekitar pertengahan Oktober lalu turut memicu kunjungan warga meski jumlahnya tidak terlalu signifikan.
Salah satu waktu kunjungan mal yang cukup ramai adalah saat istirahat makan siang. Menurut dia, pekerja kantoran adalah kalangan yang mendominasi kunjungan. Sebagian besar dari mereka datang untuk makan atau belanja ke swalayan ritel, sedangkan belanja pakaian relatif jarang dilakukan.
Alphonzus berharap, seiring situasi pandemi yang mereda, warga juga bisa kembali berbelanja. Selama ini, mal menerapkan protokol kesehatan sangat ketat, mulai dari masker, cuci tangan, hingga pembatasan jumlah pengunjung di dalam gedung.
”Selama ini kami terapkan protokol itu secara ketat. Saya harap pengunjung pun datang dengan kedisiplinan tinggi agar tidak lagi terjadi kluster penularan Covid-19,” ucapnya.