Puskesmas Belum Mencatat Ada Penambahan Kluster Baru Korona
Meski belum ada lonjakan kasus, peneliti Centropolis Untar, Suryono Herlambang, mengatakan, bulan ini tiba-tiba ada keramaian sehingga semua harus waspada kalau ada peningkatan kasus.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun pekan lalu terjadi kerumunan di Jakarta dan dua pekan lalu terjadi libur panjang akibat cuti bersama, sejumlah puskesmas di Ibu Kota belum melihat adanya penambahan jumlah kluster Covid-19. Meskipun demikian, mereka tetap siaga apabila kegiatan-kegiatan yang mengakibatkan kerumunan massa beberapa pekan lalu mulai menampakkan akibat.
Penularan virus korona jenis baru biasanya terlihat sekitar 14 hari setelah orang terpapar virus. Oleh sebab itu, pemantauan perilaku warga serta pemastian penerapan protokol kesehatan berupa memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus terus dilakukan.
”Sejauh ini, keadaan masih terkoordinasi. Belum ditemukan ada kluster baru,” kata Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sari Ulfa Nardia ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (18/11/2020).
Ia dan semua tenaga kesehatan di wilayah tersebut terus melakukan sinergi lintas sektor untuk menyosialisasikan protokol kesehatan. Mereka berharap jumlah kasus tidak melonjak naik dalam beberapa hari ke depan. Berdasarkan data terkini di laman Corona.jakarta.go.id di Tanah Abang, ada 2.041 akumulasi kasus positif sepanjang pandemi terjadi.
Informasi serupa disampaikan oleh Kepala Puskesmas Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rully Dewi Anggraeni. Belum ada penemuan kluster baru, baik di rumah tangga maupun pasar, di wilayah itu. Di kecamatan ini, jumlah keseluruhan kasus positif yang telah dan sedang terjadi adalah 2.177 kasus.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Menteng, Jakarta Pusat, IGA Rusmana Dewi mengungkapkan bahwa jumlah kasus positif tetap ada walaupun berkurang selama dua bulan terakhir. Pola penyebaran Covid-19 di tempat ini masih sporadis, tetapi belum ada kluster. Dari segi akumulasi, di Menteng tercatat telah ada 1.037 kasus positif.
Berkurang
Suryono Herlambang, peneliti senior Center for Metropolitan Studies (Centropolis), lembaga kajian perkotaan dan real estat Universitas Tarumanagara, mengatakan bahwa dalam dua bulan terakhir memang ada penurunan kasus Covid-19 di Jakarta.
Data Centropolis untuk 6 November mencatat, ada 7.905 kasus positif. Pada tanggal 12 November, jumlahnya menurun menjadi 6.571 kasus. Adapun tanggal 17 November, jumlah kasus naik lagi menjadi 7.116 kasus. Sejauh ini, mayoritas kelurahan adalah zona merah dengan rata-rata kasus positif di bawah 100.
”Masalahnya, di bulan ini tiba-tiba ada keramaian sehingga kita semua harus waspada kalau ada peningkatan kasus,” kata Suryono.
Ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan, hanya ada dua cara untuk mencegah penularan Covid-19, yaitu dengan pengawasan pergerakan manusia dan kontaknya serta melakukan tes usap guna memastikan keberadaan virus pada individu.
Dalam pengumuman perkembangan Covid-19 harian, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani menyebutkan, hari Rabu ada penambahan 870 kasus positif. Jumlah kasus aktif adalah 7.400 kasus. Total, Jakarta telah mencatat 111.948 kasus positif dengan 2.470 jiwa meninggal.
Persentase penularan juga meningkat dari 9,9 persen menjadi 10,4 persen. Angka ini melebihi batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.