Sempat Turun, Kasus Harian Positif di Kota Bogor Kembali Meningkat
Setelah dua hari terakhir kasus harian di Kota Bogor, Jawa Barat, alami penurunan, Rabu (18/11/2020), angka kasus kembali meningkat mencapai 41 kasus.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Kasus harian positif Covid-19 di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020), kembali meningkat hingga 41 kasus setelah dua hari sebelumnya turun rata-rata sekitar 30 kasus. Pemerintah Kota Bogor memperingatkan warganya terkait situasi pandemi yang belum aman dan perlu diwaspadai dengan menjalankan ketat protokol kesehatan.
Wali Kota Bogor sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bogor Bima Arya mengatakan, ada penurunan angka kasus dua hari terakhir setelah lonjakan kasus pada rentang minggu lalu yang mencapai 27 persen. Pada Senin (16/11/2020) angka positif 30 kasus dan Selasa (17/11/2020) 37 kasus. Namun, pada Rabu (18/11/2020), angka positif kembali meningkat mencapai 41 kasus.
”Sekali lagi kita belum aman, masih terjadi lonjakan kasus. Dua hari kemarin angka kasus harian turun, tetapi Rabu ini naik lagi jadi 41 kasus. Kita bersama jalani ketat dan disiplin protokol kesehatan,” kata Bima, Rabu (18/11/2020).
Berdasarkan data pembaruan Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Rabu, kata Bima, total yang terkonfirmasi positif mencapai 2.781 kasus. Sementara pasien sembuh atau selesai isolasi juga meningkat 19 orang sehingga total 2.158 kasus. Pasien sakit bertambah 20 orang, total 538 kasus, dan pasien meninggal bertambah dua orang, total 85 kasus. Pada hari yang sama, dari hasil penelusuran tim satgas dan dinas kesehatan, jumlah kontak erat bertambah 10 orang sehingga total kontak erat mencapai 3.135.
Setidaknya ada 12 personel Dinas Perhubungan Kota Bogor yang terkonfirmasi positif setelah menjalankan tugas. Sementara dari RSUD Kota Bogor tercatat ada enam kasus positif dari kluster aksi unjuk rasa. (Bima Arya)
Dari lonjakan kasus positif itu, lanjut Bima, periode tiga minggu terakhir pada 26 Oktober-15 November merupakan lonjakan tertinggi selama masa pandemi Covid-19, yaitu mencapai 738 kasus. Bahkan pada rentang satu minggu kemarin mencapai 27 persen kasus positif.
”Minggu kemarin rata-rata kasus mencapai 43 kasus atau 27 persen kasus positif. Itu angka tertinggi selama pandemi Covid-19,” kata Bima.
Sebelumnya, Bima mengatakan, kenaikan kasus positif Covid-19, masih didominasi oleh kluster rumah tangga atau keluarga. Selanjutnya dari kluster perkantoran. Menurut Bima, terpaparnya lingkungan rumah tangga karena aktivitas anggota keluarga yang bekerja di kantor atau kegiatan luar lainnya. Bima menilai, protokol kesehatan di perkantoran belum terlaksana dengan baik.
Selain itu, lanjut Bima, kenaikan kasus juga terjadi karena dampak dari liburan panjang, yaitu sebesar 12 persen. Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor masih merawat 18 kasus positif dari kluster libur panjang. Kenaikan kasus juga terjadi karena kluster aksi atau demonstrasi omnibus law. Setidaknya ada 12 personel Dinas Perhubungan Kota Bogor yang terkonfirmasi positif setelah menjalankan tugas. Sementara dari RSUD Kota Bogor tercatat ada enam kasus positif dari kluster aksi.
”Dari kenaikan kasus itu, tingkat keterisian tempat tidur juga terus naik, yaitu 76 persen, melebihi standar WHO, sebesar 60 persen. Ini lampu kuning untuk keterisian tempat tidur di Bogor,” kata Bima.
Dari lonjakan kasus tinggi itu, Pemkot Bogor akan menggencarkan tes usap sebanyak 1.000 per minggu. Tidak hanya itu, Pemkot Bogor juga akan menambah kembali tempat tidur atau ruang isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, pihaknya sudah menambah ruang isolasi pelayanan Covid-19 di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dr Marzoeki Mahdi. Penambahan ruang isolasi itu terkait dengan okupansi rumah sakit rujukan mulai meningkat karena efek beberapa peristiwa, seperti libur panjang pada akhir Oktober lalu.
”Kami tambah enam ruang isolasi bertekanan negatif yang diresmikan di RSJ dr Marzoeki Mahdi. Setelah ini, akan tambah lagi ruang isolasinya. Total saat ini sudah ada 407 ruang isolasi. Penambahan ini juga karena bed occupancy rate (BOR) rumah sakit hampir mencapai 76 persen, jadi sangat tinggi,” kata Dedie.
Bima melanjutkan, kedisiplinan protokol kesehatan menjadi kunci terhindar dari paparan virus. Ia mengimbau, warga selalu jaga jarak dan jangan ada kerumunan dalam jumlah besar karena di situlah paparan virus semakin besar.
”Tidak boleh ada kerumunan massa, kami tegas akan menindak. Kami juga meminta warga yang terpapar untuk segera melapor dan akan diarahkan isolasi di BNN Lido jika tanpa gejala. Jadi, tidak boleh isolasi mandiri di rumah agar lingkungan keluarga terjaga,” kata Bima.