Semangat Presiden Saat Tinjau Simulasi Vaksinasi di Tanah Sareal
Presiden Jokowi mengatakan, vaksin, baik dalam bentuk vaksin jadi maupun bahan baku, akan datang akhir November atau Desember ini.
Oleh
Aguido Adri
·4 menit baca
Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal Harapan keluarga, Kota Bogor, Rabu (18/11/2020). Presiden didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Wali Kota Bogor Bima Arya, serta perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia.
Diberitakan sebelumnya, Rabu (18/11/2020), simulasi vaksinasi Covid-19 diselenggarakan Kementerian Kesehatan melibatkan sekitar 100 orang di Puskesmas Tanah Sareal Harapan Keluarga. Warga dari berbagai latar profesi hadir secara bertahap sehingga tidak terjadi penumpukan.
Kedatangan Presiden untuk melihat langsung standar operasional prosedur dan persiapan tata cara pelaksanaan vaksinasi. Presiden juga meninjau proses, mulai dari antrean, pendaftaran, verifikasi data, hingga simulasi tindakan vaksinasi Covid-19 bagi warga.
Puskesmas Tanah Sareal dipilih menjadi salah satu titik vaksinasi Covid-19 karena memiliki capaian imunisasi rutin di atas 90 persen dan telah meraih akreditasi sebagai puskesmas paripurna.
Di Kota Bogor, jumlah warga usia produktif 690.000 jiwa. Namun, karena tahap awal vaksinasinya terbatas, difokuskan 20 persen dulu atau sekitar 138.000 jiwa.
Sejauh ini, Pemerintah Indonesia berupaya mengadakan vaksin dari tiga perusahaan farmasi dan biotek, yakni Sinovac Biotech, Sinopharm, dan CanSino Biologics. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia juga menjajaki pembelian calon vaksin yang dikembangkan perusahaan AstraZeneca dan University of Oxford sebanyak 100 juta dosis, tetapi belum ada kepastian lebih lanjut.
Mengenai vaksin yang akan diberikan, Presiden Jokowi ataupun Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tak menjawab secara detail. ”Kita akan membeli vaksin dari perusahaan/merek yang ada di daftar list-nya WHO. Kedua, juga kemanfaatan dari vaksin itu juga harus maksimal,” kata Presiden Jokowi.
Presiden menegaskan, tenaga medis, baik dokter maupun para perawat, akan mendapat prioritas pertama untuk divaksin. Setelah itu, TNI-Polri dan ASN yang memberikan pelayanan publik juga diprioritaskan untuk divaksin paling awal. Prioritas berikutnya adalah para guru.
Presiden Jokowi menambahkan, vaksin, baik dalam bentuk vaksin jadi maupun bahan baku, akan datang akhir November atau Desember ini. Namun, setelah tiba, vaksin tak bisa langsung disuntikkan. Sebab, masih ada proses sampai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan emergency use authorization. Proses ini memakan waktu sekitar tiga minggu.
”Kaidah-kaidah saintif, kaidah-kaidah ilmiah, ini wajib diikuti. Kita ingin keselamatan, keamanan masyarakat, itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi,” kata presiden.
Selain itu, distribusi vaksin ke seluruh Tanah Air juga disiapkan. Karena itu, diperkirakan vaksinasi dimulai akhir 2020 atau awal 2021. Supaya masyarakat mau menerima vaksin Covid-19, sosialisasi dilakukan sebanyak-banyaknya. Vaksinasi ini dilakukan baik melalui program yang tidak berbayar maupun vaksinasi mandiri dan akan berjalan beriringan.
Sementara itu, Bima mengatakan, untuk tahap pertama akan menyasar warga usia produktif dengan rentang usia 18-59 tahun. Simulasi vaksin juga sebagai bentuk sosialisasi kepada warga.
”Di Kota Bogor, jumlah usia produktif 690.000 jiwa. Namun, karena tahap awal vaksinasinya terbatas, difokuskan 20 persen dulu atau sekitar 138.000 jiwa. Jadi, ketika vaksin datang, sudah siap, BPOM juga semua sudah siap. Nah, 138.000 ini yang duluan mendapat vaksin,” tutur Bima.
Salah satu evaluasi dari Presiden Jokowi yang harus disempurnakan, kata Bima, seperti semua petugas harus menggunakan sarung tangan. Selain itu, hitung kapasitas vaksinasi per hari juga perlu diperhatikan.
”Pak Jokowi menghitung kapasitas per harinya berapa karena, kan, ingin cepat. Tadi kami laporkan satu hari bisa 20-40 per titik. Nah, nanti dilihat dan dihitung lagi apakah kapasitasnya ditambah, personelnya dan lain-lain. Tapi Pak Jokowi sangat fokus pada protokol kesehatan, intinya itu. Beliau juga memastikan adanya cold chain untuk menyimpan vaksin itu,” tutur Bima.
Meski sudah ditinjau langsung oleh Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan Terawan, Bima mengaku belum mendapatkan arahan pasti mengenai waktu pelaksanaan vaksinasi.
”Diperkirakan kalau yang disampaikan Pak Jokowi, kalau tidak akhir tahun, ya awal tahun lah. Pertama memastikan barangnya datang dulu kata Pak Terawan barang datang Desember. Tapi, kan, ada proses macam-macam dari BPOM juga harus ada emergency use authorization (EUA) itu mungkin sampai awal tahun,” tutur Bima.