Virus korona menyebar di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Kota Depok. Sebanyak 106 penghuni terkonfirmasi positif Covid-19.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Dari hasil tes usap, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Depok mengonfirmasi 106 penghuni Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Curug, Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, positif Covid-19. Pemerintah Kota Depok masih terus melacak kontak erat kasus di pondok pesantren dan di luar sekitar pondok pesantren.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, sebanyak 221 penghuni Pesantren Baitul Hikmah menjalani tes usap lanjutan di Rumah Sakit Universitas Indonesia.
”Sebanyak 170 penghuni sudah keluar hasilnya, 106 di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara 51 penghuni lainnya masih menunggu hasil tes usap keluar,” kata Dadang, Senin (16/11/2020).
Menurut Dadang, tes usap itu dilakukan setelah temuan kasus positif Covid-19 sebanyak 39 penghuni pesantren beberapa waktu silam. Temuan kasus positif tersebut berawal dari salah satu santri yang bergejala Covid-19 pada Minggu (8/11/2020).
Setelah menjalani tes usap, santri itu dinyatakan positif. Sejak menjalani tes usap, satgas dan dinas kesehatan langsung melacak kontak erat dan menggelar tes usap kepada 60 penghuni. Hasilnya, 39 penghuni positif, kemudian bertambah 41 penghuni, dan sekarang meningkat 106 penghuni positif.
”Kami masih lacak kontak erat dari kasus positif. Tidak hanya penghuni pesantren, tetapi juga keluarga dan sekitar wilayah pesantren. Pondok Pesantren Baitul Hikmah menjadi kluster penularan Covid-19. Pasien yang bergejala kami rujuk ke rumah sakit, sementara yang tanpa gejala diisolasi di pesantren dengan pengawasan langsung dari satgas,” papar Dadang.
Kasus positif di Pesantren Baitul Hikmah semakin menambah angka positif secara keseluruhan di Kota Depok yang mencapai 8.418 kasus. Adapun pasien sembuh mencapai 6.941 kasus, pasien meninggal 234 kasus, dalam pemantauan dan pengawasan 427 kasus, serta pasien tanpa gejala mencapai 1.115 kasus.
Penambahan ruang isolasi
Pemerintah Kota Bogor menambah ruang isolasi untuk penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dr Marzoeki Mahdi. Penambahan ruang isolasi itu terkait okupansi rumah sakit rujukan mulai meningkat karena efek libur panjang akhir Oktober lalu.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, pihaknya menambah ruang isolasi pelayanan Covid-19 di RSJ dr Marzoeki Mahdi. Salah satu alasan penambahan ruang isolasi itu karena kasus positif harian masih meningkat.
”Kami tambah enam ruang isolasi bertekanan negatif yang diresmikan di RSJ dr Marzoeki Mahdi. Setelah ini akan tambah lagi ruang isolasinya. Total saat ini sudah ada 407 ruang isolasi. Penambahan ini juga karena bed occupancy rate rumah sakit hampir mencapai 60 persen, jadi sangat tinggi,” kata Dedie, Senin.
Peningkatan jumlah okupansi di rumah sakit, menurut Dedie, tidak lepas dari peristiwa aksi demonstrasi massa menolak omnibus law, libur panjang, dan cuti bersama. Deretan peristiwa itu berdampak pada penambahan kasus Covid-19.