Penyebab Lonjakan Kasus di Kota Bogor Belum Diketahui
Meskipun belum bisa memastikan, Pemerintah Kota Bogor menduga libur dan cuti bersama pada akhir Oktober silam sebagai penyumbang angka kasus positif Covid-19 yang mencapai 272.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Dalam sepekan terakhir terjadi lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor, Jawa Barat, sebanyak 272 kasus. Pemerintah Kota Bogor belum bisa memastikan penyebab lonjakan kasus positif meski ada dugaan libur panjang pada akhir Oktober silam menyumbang angka kasus positif.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan yang disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kota Bogor, Sri Nowo Retno, dari Senin (2/11/2020) hingga pembaruan data pada Senin (8/11/2020) terjadi lonjakan kasus konfirmasi positif sebanyak 272 kasus.
Retno merinci, pada Senin lalu kasus positif bertambah 14 kasus, Selasa sebanyak 33 kasus, pada hari Rabu kembali meningkat 39 kasus. Sementara pada Kamis, angka kasus harian menurun menjadi 20 kasus, tetapi pada Jumat meningkat menjadi 39 kasus, Sabtu bertambah menjadi 42 kasus, Minggu meningkat jadi 48 kasus, dan Senin sebanyak 37 kasus.
”Total kasus konfirmasi hingga saat ini 2.401 kasus. Sebanyak 464 kasus masih sakit atau dalam perawatan. Sementara jumlah kasus sembuh mencapai 1.858 kasus,” kata Retno, Senin (9/11/2020).
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, memang ada lonjakan kasus positif dalam beberapa hari terakhir. Lonjakan kasus positif terjadi beberapa hari setelah libur panjang dan cuti bersama pada akhir Oktober silam. Selain itu, lonjakan kasus karena pihaknya gencar mengelar tes usap.
”Beberapa hari ada lonjakan kasus dan rekor jumlah di atas 40 kasus. Namun, belum bisa memastikan penyebab lonjakan kasus tersebut. Gambaran peningkatan kasus positif harus melihat secara luas. Apakah karena libur panjang dan cuti kemarin, kami belum bisa memastikan. Beberapa persen dari penyumbang kasus lonjakan memang dari saat libur, tetapi belum diketahui berapa persen. Harus lihat dulu, ya,” tutur Bima, Senin (9/11/2020).
Meskipun terjadi lonjakan kasus positif Covid-19, lanjut Bima, Kota Bogor masih berstatus zona oranye. Dari temuan kasus tersebut, pihaknya juga gencar melacak kontak erat dengan kasus positif.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim juga menduga ada faktor liburan pada akhir Oktober silam sebagai penyumbang kasus lonjakan Covid-19. Kepastian terjadinya lonjakan kasus akan dilihat saat evaluasi masa pembatasan sosial berskala mikro dan komunitas (PSBMK) yang akan berakhir pada 11 November mendatang.
”Kita akan lihat saat evaluasi nanti, apakah lonjakan kasus Covid-19 terbesar karena libur atau karena transmisi lokal,” kata Dedie.
Selain itu, lanjut Dedie, aparatur sipil negara (ASN) yang berlibur ke luar kota atau mengambil cuti bersama sudah menjalani tes usap. Dari 49 ASN tersebut, tes usap menunjukkan hasil negatif Covid-19.