DKI Tambah 1.210 Sukarelawan Penelusur Kontak Pasien Covid-19
Untuk memperkuat penelusuran kasus Covid-19, Dinkes DKI merekrut sukarelawan pelacak kasus. Dari 1.545 yang diperlukan, kini sudah 1.200 orang direkrut.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui akun media sosial Instagram mengumumkan, sebanyak 1.210 sukarelawan dan manajer data atau petugas data tracing contact berhasil direkrut. Tenaga sukarelawan itu direkrut untuk memperkuat kapasitas penelusuran kasus Covid-19 di DKI Jakarta.
Dwi Oktavia Handayani, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yang dihubungi, Sabtu (7/11/2020), membenarkan adanya pengumuman itu melalui pesan singkat. ”Iya, baru sebanyak itu,” katanya.
Dalam pengumuman sebelumnya, untuk keperluan penelusuran kontak, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menambah tenaga profesional untuk tracing. Jumlah sukarelawan contact tracer atau pelacak kontak yang dibutuhkan sebanyak 1.545 orang dan manajer data atau petugas data 10 orang.
Dwi menjelaskan, para petugas pelacak kontak itu akan ditempatkan di puskesmas-puskesmas di DKI Jakarta. Dengan jumlah yang sudah diperoleh itu, menurut Dwi, mereka tidak akan langsung ditempatkan dan ditugaskan, tetapi akan dilatih terlebih dahulu. Hanya saja, Dwi Oktavia tidak menjelaskan secara detail waktu untuk pelatihan para tenaga pelacak kontak itu.
Dalam rangka penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, perekrutan oleh Dinas Kesehatan DKI ini sudah yang kesekian kalinya. Pada April 2020, Dinkes DKI merekrut 619 tenaga penanggulangan Covid-19, mulai dari dokter spesialis paru-paru, dokter umum, perawat, tenaga radiografer, apoteker, tenaga kebersihan, dan tenaga surveilans. Kemudian pada September sebanyak 1.174 orang kembali direkrut. Mayoritas ialah perawat, tenaga penyuluh, dokter spesialis paru, dokter umum, dan tenaga surveilans.
Sementara, dalam keterangan resmi harian Pemprov DKI Jakarta tentang perkembangan kasus Covid-19, Dwi Oktavia memaparkan, pada Sabtu ini dilakukan tes PCR terhadap 7.467 orang. Hasilnya ada 9.218 spesimen yang kemudian diuji.
Dari jumlah tes tersebut, tercatat kasus baru dengan hasil 747 positif dan 6.720 negatif. ”Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 1.118 kasus lantaran ada akumulasi data 371 kasus dari 2 laboratorium swasta dan 2 laboratorium rumah sakit pemerintah dalam lima hari terakhir yang baru dilaporkan. Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 126.110. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 54.858,” kata Dwi.
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta naik sebanyak 121 kasus sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini 8.026 orang yang masih dirawat atau isolasi. Sementara, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 111.201 kasus.
Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 100.816 orang dengan tingkat kesembuhan 90,7 persen dan total 2.359 orang meninggal dengan tingkat kematian 2,1 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 3,4 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 9,6 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 8,3 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengapresiasi angka kesembuhan yang terus meningkat dan angka kematian yang turun. ”Secara umum berbagai fasilitas kami tingkatkan. APD kami tingkatkan, kesadaran masyarakat kami tingkatkan, dan operasi juga sebanyak mungkin kami adakan,” katanya.
Ia meminta masyarakat terus menerapkan 3M, sementara pemerintah fokus pada 3T. Ia meminta masyarakat terus aktif menerapkan 3M supaya angka kasus bisa terus berkurang. Istilah 3M dan 3T merujuk pada memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan. Adapun 3T yaitu tracing (penelusuran), testing (pengujian), dan treatment (perawatan) dalam memerangi Covid-19.