Per Rabu (4/11/2020), Dinkes DKI Jakarta mencatat ada penambahan kasus positif sebanyak 774 kasus. Sementara kasus aktif turun 172 kasus.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, per Rabu (4/11/2020) terdapat penambahan kasus positif di DKI Jakarta sebanyak 774 kasus. Sementara jumlah kasus aktif turun 172 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia, melalui keterangan tertulis melalui laman resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pemprov DKI Jakarta, menjelaskan, sebanyak 7.205 orang dites PCR dan diperoleh 8.787 spesimen.
”Hasilnya, 774 positif dan 6.431 negatif,” ujarnya. Adapun untuk rate test PCR total per 1 juta penduduk sudah sebanyak 123.086. ”Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 46.840,” kata Dwi Oktavia.
Untuk jumlah kasus aktif di Jakarta, Dinkes DKI mencatat ada penurunan 172 kasus sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 8.472 orang yang masih dirawat atau diisolasi. Sementara jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 108.620 kasus.
Dari jumlah total kasus tersebut, orang yang dinyatakan telah sembuh sebanyak 97.833 dengan tingkat kesembuhan 90,1 persen dan 2.315 orang meninggal dengan tingkat kematian 2,1 persen. Adapun tingkat kematian Indonesia sebesar 3,4 persen.
Sementara itu, positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 10,1 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 8,3 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.
Selain terus memasifkan tes PCR, Dwi melanjutkan, Pemprov DKI Jakarta juga telah menyediakan tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU di 98 RS rujukan Covid-19. Berdasarkan data terakhir pada 1 November, untuk tempat tidur isolasi ada sejumlah 5.782 dengan persentase keterisian sebesar 52 persen. Sementara untuk tempat tidur ICU ada sejumlah 793 dengan persentase keterisiannya sebesar 58 persen.
Lacak kontak erat
Sementara di Kota Bogor, Jawa Barat, pemerintah setempat menggencarkan tes usap bagi warganya dan khususnya kepada 47 aparatur sipil negara yang melakukan perjalanan ke luar kota. Rangkaian tes usap akan terus dilakukan untuk memetakan pelacakan sehingga penularan Covid-19 tidak meluas ke lingkungan keluarga dan perkantoran.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, rangkaian tes terus dilakukan untuk memetakan penyebaran Covid-19 sehingga tim satuan tugas penanganan Covid-19 dan dinas kesehatan segera melacak kontak erat. Selain itu, rangkaian tes masif yang dilakukan tidak hanya terkait pergerakan warga kota saat berlibur dan bepergian ke luar kota, tetapi juga terkait kasus harian yang masih terus terjadi penambahan kasus.
”Fokus kami segera melacak kontak erat dengan kasus positif agar langsung tertangani. Selain itu, libur kemarin ada 47 ASN yang cuti dan ke luar kota. Para ASN harus menjalani tes usap dan isolasi mandiri, tidak boleh beraktivitas di luar rumah. Kita tentu tidak ingin kasus di kluster keluarga dan perkantoran terus bertambah,” kata Bima, Rabu (4/11/2020).
Warga Kota Bogor yang berlibur ke luar kota pada akhir pekan lalu terus melapor ke RW dan kelurahan agar pihaknya bisa mendeteksi lebih cepat. (Bima Arya)
Bima melanjutkan, dari rangkaian tes yang sudah dilakukan, hingga Rabu siang, kontak erat yang terlacak sebanyak 23 sehingga total ada 2.923 kontak erat. Sementara warga yang menjalani karantina bertambah 11 orang sehingga total ada 390 orang. Kasus suspek bertambah 9 orang menjadi total 3.033 kasus.
”Secara keseluruhan jika melihat data, kasus terkonfirmasi masih terus bertambah. Hari ini (Rabu) ada 39 terkonfirmasi, totalnya 2.215 positif. Pasien bertambah 16 orang, totalnya saat ini 360. Untuk kasus meninggal tetap masih 73 kasus. Yang sembuh terus meningkat, ada 23 pasien sembuh dan total pasien sembuh 1.782 orang,” kata Bima.
Bima mengimbau warga Kota Bogor yang berlibur ke luar kota pada akhir pekan lalu melapor ke RW dan kelurahan agar pihaknya bisa mendeteksi lebih cepat.
”Kuncinya kesadaran protokol kesehatan. Selain dari pemerintah, kesadaran warga untuk menjalani tes juga sangat penting. Sekali lagi kita sama-sama melakukan pencegahan agar lingkungan keluarga dan perkantoran tidak semakin tinggi,” kata Bima.
Di Kota Depok, Penjabat Sementara Wali Kota Dedi Supendi juga mengimbau warga kota itu yang kembali dari perjalanan ke luar kota saat libur akhir panjang menjalani tes cepat dan tes usap. Warga bisa melapor ke pengurus RW dan keluarga setempat untuk kemudian didata dan menjalani tes cepat.
”Selain warga yang melapor, pihak RW dan kelurahan juga harus mendata warga yang kemarin keluar kota. Warga diimbau untuk ikut tes cepat dan jika reaktif harus menjalani tes usap. Warga yang reaktif dan positif juga dipantau oleh pengurus RW setempat. Sementara satgas puskesmas melacak kontak erat dari kasus positif,” kata Dedi.
Berdasarkan pembaruan data pada Selasa (3/11/2020), kasus konfirmasi positif di Kota Depok bertambah 54 pasien. Adapun kasus sembuh bertambah 106 sehingga total sebanyak 6.130 kasus. Sementara kasus kematian sebanyak 204 orang.