Pendataan sementara ada 666 pohon yang teridentifikasi kesehatannya, 60 persen berkartu tanda pohon berstatus hijau, 30 persen kuning, dan 20 persen merah. Masih ada sekitar 150 pohon yang belum diidentifikasi.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Memasuki musim hujan, Pemerintah Kota Bogor tidak hanya mewaspadai bahaya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, tetapi juga pohon tumbang. Pemerintah setempat mendata pohon-pohon yang rawan tumbang agar tidak menimbulkan korban jiwa dan luka.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat ada empat titik pohon tumbang pada Senin (2/11/2020), seperti di Jalan Juanda (Bogor Tengah), Jalan Ahmad Yani (Tanah Sareal), Jalan Dadali (Tanah Sareal), dan di kawasan Tajur (Bogor Selatan). Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa tersebut membuat 4 warga luka-luka dan merusak 1 mobil yang sedang parkir, serta satu rumah.
”Kita tidak hanya mewaspadai banjir dan longsor, tetapi juga bahaya pohon tumbang. Mitigasi bencana perlu segera dilakukan. Kami sudah memangkas pohon yang dinilai riskan tumbang agar tidak ada korban luka dan jiwa. Semua korban dari pohon tumbang kemarin kami tanggung pembiayaan perawatannya,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Rabu (4/11/2020).
Bima mengatakan, Bidang Pertamanan Dinas Perumahan dan Permukiman dan BPBD Kota Bogor berupaya mengantisipasi dengan memangkas dahan dan menebang pohon yang sudah rapuh. Hingga saat ini, setidaknya ada sekitar 300 pohon yang dipangkas oleh Bidang Pertamanan. Selain itu, dinas terkait juga masih menyusuri pohon-pohon rawan tumbang.
Menurut Bima, pohon rawan itu terlihat kokoh dari luar tetapi di dalamnya akarnya sudah rapuh atau keropos. Pohon yang berstatus merah akan ditebang.
”Pohon ini (status merah) sering tumbang ketika ada angin. Kedua akarnya kuat belum keropos, tetapi ranting dan dahannya rapuh (status kuning). Itu rawan sekali patah menimpa orang ketika cuaca buruk, terutama hujan dan angin,” kata Bima.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertamanan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor Febi Darnawan mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi kondisi 666 pohon. Tercatat, sekitar 133 pohon berstatus merah.
”Ada sekitar 14.000 pohon. Pendataan sementara ada 666 pohon yang teridentifikasi kesehatannya, 60 persen berkartu tanda pohon berstatus hijau, 30 persen kuning, dan 20 persen merah. Masih ada sekitar 150 pohon yang akan kami identifikasi atau yang belum memiliki kartu tanda pohon,” kata Febi.
Febi melanjutkan, kawasan pohon di Kota Bogor yang berkartu tanda pohon merah ada di empat kecamatan, seperti Kecamatan Bogor Selatan di Kelurahan Lawang Gintung dan Batu Tulis. Kemudian, Kecamatan Tanah Sareal di Jalan Ahmad Yani. Selanjutnya, Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Utara di Jalan Padjadjaran.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Bogor Priyatna Syamsah mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga terhadap musim hujan ditambah fenomena La Nina yang dapat berdampak buruk pada curah hujan yang disertai petir dan angin kencang.
Untuk meminimalisasi jatuhnya korban jiwa, selain memantau pohon-pohon rawan, BPBD juga meminta warga untuk tidak berkendara atau melintas di titik-titik rawan.
”Sebaiknya tidak berkendara saat terjadinya hujan dengan intensitas deras yang disertai petir. Jika telanjur sudah berada di jalan atau sedang mengemudi, kemudian ada angin kencang, sebaiknya menepi ke tempat yang aman. Hindari melintasi dan berteduh di bawah pohon,” kata Priyatna.