Pilar Jati Bike Park, Oase di Tengah Gersangnya Ruang Bermain
Pilar Jati Bike Park mulai berwujud. Memakai area kosong di bawah kolong tol, satu lintasan sepeda mulai terlihat. Di situ, warga menyematkan harapan bisa memiliki ruang terbuka untuk aktivitas anak dan warga.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·5 menit baca
Senyum mengembang di wajah Masha (8) dan Firli (8) saat berlari-lari di lintasan table top Pilar Jati Bike Park, Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Senin (2/11/2020) siang. Meski sadar gundukan tanah setinggi 2 meter yang diinjak adalah lintasan sepeda, mereka tak peduli.
Pembangunan Pilar Jati Bike Park saat ini baru mencapai 30 persen. Namun, Masha dan Firli seakan tak sabar untuk bermain di area tersebut. Terhitung sudah tiga kali ini mereka bermain di lintasan sepeda yang mulai dibangun sekitar sebulan yang lalu itu.
Bukan hanya lintasan, siang itu Masha dan Firli juga asyik menjelajahi taman-taman di sekitar lintasan. Pemandangan di kawasan ini dibuat menarik buat anak-anak seperti Masha dan Firli. Sejumlah ban bekas, misalnya, disusun dan digambari tokoh kartun ,seperti Doraemon dan Pikachu. Tak ketinggalan mural pada tiang yang menambah semarak suasana di sana.
Budi (43), ayah Masha, mengaku terkesan dengan pembangunan ruang terbuka publik di kolong tol Becakayu ini. Baginya, Pilar Jati Bike Park ini semacam oase bagi anak-anak di Kelurahan Cipinang Melayu. Selama ini, mereka kerap kesulitan mengakses sarana bermain yang aman dan nyaman.
”Biasanya kalau mau menngajak main anak-anak mesti ke kawasan Kanal Timur di Duren Sawit, Jakarta Timur. Jaraknya lebih dari 5 kilometer,” ungkap warga Kelurahan Cipinang Melayu ini.
Pilar Jati Bike Park ini berbatasan langsung dengan permukiman warga RW 03 Cipinang Melayu. Di sana, anak-anak hampir tidak memiliki ruang yang memadai untuk bermain. Rumah warga yang saling berimpitan menambah kesan sesak. Setidaknya ada 1.320 keluarga yang mendiami kawasan ini.
RW 003 juga tidak memiliki ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). Satu-satunya ruang bermain yang bisa mereka manfaatkan adalah gang selebar 1,5 meter di depan rumah.
Hal itu membuat Budi (53), warga RT 003 RW 003 Cipinang Melayu prihatin dengan putrinya yang masih berusia lima tahun. Selama ini, putrinya lebih banyak menghabiskan waktu berkutat dengan gawai di rumah ketimbang bermain di luar rumah. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.
Untuk itu, ia selalu menyempatkan diri mengajak putrinya bermain ke kawasan Senayan setiap akhir pekan. ”Sangat minim ruang bermain di sini. Seringnya kami ke Senayan. Kadang-kadang naik sepeda dari sini,” ungkapnya.
Budi mengaku tak sabar dengan pembangunan Pilar Jati Bike Park. Untuk saat ini, ia masih enggan melepas putrinya bermain di sana mengingat pembuatannya belum tuntas 100 persen. Ia khawatir proyek yang dibangun tepat di tepi inspeksi saluran Tarum barat tersebut bakal membahayakan putrinya.
”Masih belum berani saya lepas sendiri karena di samping lintasan itu, kan, kali. Belum ada pembatasnya. Arusnya juga lumayan deras di sana,” ujar Budi yang juga petugas keamanan di sebuah tempat hiburan.
Area kumuh
Sebelum disulap menjadi ruang terbuka, Pilar Jati Bike Park ini dulunya merupakan kolong tol yang kumuh. Banyak tunawisma tinggal di kawasan ini. Lokasinya yang cukup luas juga kerap dijadikan tempat parkir mobil liar oleh warga sekitar.
Ketua RW 003 Cipinang Melayu Mochtar Usman mengatakan, pembangunan Pilar Jati Bike Park ini salah satunya untuk mengubah kesan kumuh di kawasan tersebut. Ke depan, ruang terbuka ini juga akan diperluas dengan membangun lapangan futsal di sisi timur.
”Dulunya ini dijadikan parkir liar oleh warga. Kemudian lurah punya ide untuk membuat ruang terbuka di lahan yang potensial ini,” ungkapnya.
Kegemaran warga Cipinang Melayu bersepeda juga turut mewujudkan pembuatan Pilar Jati Bike Park ini. Bukan hanya warga dewasa, anak-anak pun senang bersepeda. Mochtar berharap, lintasan sepeda ini menjadi tempat anak-anak menyalurkan hobi secara optimal.
Mencari bakat
Menurut Ketua Pelaksana Pembangunan Pilar Jati Bike Park Adrian Bahrumsyah, keberadaan lintasan sepeda di ruang terbuka ini bertujuan untuk menjaring bakat-bakat pembalap BMX di Cipinang Melayu dan sekitarnya. Ia berharap, setelah ini akan lahir atlet-atlet yang dapat dilibatkan dalam ajang kejuaraan BMX.
”Anak-anak di RW sana bisa latihan gratis. Jika mereka punya bakat, akan kami salurkan. Apalagi kami punya jaringan dengan Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) untuk memfasilitasi bakat mereka,” katanya.
Menurut dia, sinyal ini sudah mulai ditangkap oleh anak-anak di sana. Sejumlah anak di Cipinang Melayu dengan sepeda BMX-nya sudah mencoba lintasan tersebut meskipun mereka belum melengkapi diri dengan perlengkapan yang memadai.
Pembangunan Pilar Jati Bike Park ini merupakan kerja sama Kelurahan Cipinang dengan tiga komunitas sepeda di Jakarta, yakni Roam UI, Satharlan Bike Park, dan Jurnalis MTB.
Menurut rencan, Pilar Jati Bike Park akan memiliki tiga fitur lintasan, yaitu table top track, freestyle jump track, dan pump track. Sejauh ini, pembangunan table top track diprediksi selesai paling awal.
”Lintasan ini bisa digunakan untuk sepeda MTB dan BMX. Nantinya terbuka untuk komunitas mana pun,” ujar Adrian yang juga Ketua Umum Roam UI.
Pembangunan Pilar Jati Bike Park ini, lanjut Adrian, sama sekali tidak menggunakan dana APBD DKI. Semua lintasan juga dibuat dari tanah sehingga lebih ekonomis dan fleksibel. Menurut dia, konsep seperti ini baru pertama kalinya di DKI Jakarta.
”Tanah merah didukung dari Wika, sedangkan fondasinya kami pakai material kerukan lumpur kali. Kalau tenaga, kami dibantu pasukan oranye,” ungkapnya.
Dengan semua urunan ini, Pilar Jati Bike Park mulai menampakkan wujudnya. Selain wujud fisik, kebahagiaan anak dan warga juga perlahan tercetak di wajah warga yang rindu ruang publik.