Libur panjang pekan ini berpotensi meningkatkan kasus positif Covid-19. Antisipasi perlu disiapkan, antara lain dengan meningkatkan pemeriksaan dan pelacakan.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mobilitas masyarakat yang meningkat selama libur cuti bersama pekan ini berpotensi memicu lonjakan kasus Covid-19. Upaya antisipasi yang disertai pengawasan ketat dibutuhkan agar penularan penyakit itu tetap terkendali.
Potensi lonjakan kasus ini muncul karena imbauan untuk menjalankan protokol kesehatan selama liburan sulit berjalan optimal di sejumlah tempat. Kasus positif atau reaktif Covid-19 juga ditemukan di antara pelancong.
Kasus positif Covid-19, antara lain, ditemukan pada dua wisatawan yang berkunjung ke kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Hal itu diketahui dari hasil tes usap di Tourist Information Centre Kabupaten Magelang, Jumat (30/10/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Retno Indriastuti mengatakan, dua wisatawan dari luar Jawa Tengah itu tidak menunjukkan gejala sakit apa pun. Mereka datang dalam rombongan keluarga. ”Kami meminta mereka untuk kembali pulang. Jika perjalanan pulang terlalu jauh, mungkin pasien bisa memanfaatkan tempat-tempat di lokasi terdekat untuk isolasi mandiri,” ujar Retno.
Sementara itu, dari 2.229 pelancong yang menjalani tes cepat yang digelar Pemerintah Kota Bandar Lampung pada Senin-Kamis (26-29/10/2020), 63 orang ditemukan reaktif.
Warga dari luar Bandar Lampung yang reaktif Covid-19 kami minta pulang ke daerah asal. Sementara warga Bandar Lampung diminta isolasi mandiri.
Dari 63 orang itu, menurut juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bandar Lampung, Ahmad Nurizki, 57 orang berasal dari luar Bandar Lampung. Sementara 6 orang lainnya adalah warga Bandar Lampung yang baru kembali dari luar daerah. ”Warga dari luar Bandar Lampung yang reaktif Covid-19 kami minta pulang ke daerah asal. Sementara warga Bandar Lampung diminta isolasi mandiri,” kata Ahmad.
Hingga kemarin, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bandar Lampung terus memeriksa orang yang masuk Bandar Lampung. Pemeriksaan dilakukan di Kecamatan Rajabasa dan Sukarame.
Kontradiktif
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, memastikan, liburan panjang pekan ini bakal meningkatkan penularan. ”Kebijakan liburan ini kontradiktif dengan penanganan pandemi. Kasus pasti kembali meningkat,” katanya.
Libur panjang yang memicu tingginya mobilitas pasti menaikkan kasus.
Meski ada imbauan untuk menerapkan protokol kesehatan selama liburan, baik dalam perjalanan maupun di tempat wisata, menurut Pandu, hal ini tidak bisa menghindarkan dari peningkatan penularan. ”Pasti ada manfaatnya pakai masker, tetapi bagaimana dengan jaga jarak? Risiko penularan tetap besar. Libur panjang yang memicu tingginya mobilitas pasti menaikkan kasus,” katanya.
Pandu dan tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dengan dukungan Bappenas baru-baru ini membuat pemodelan tentang wabah Covid-19 di Indonesia yang diperkirakan baru mereda pada awal 2022. Sementara puncak penambahan kasus harian diperkirakan terjadi pada trimester I-2021.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Akmal Taher mengatakan, pelonggaran mobilitas selama liburan panjang ini seharusnya diikuti peningkatan penanggulangan, khususnya tes dan pelacakan kasus. ”Saat ini tidak terlihat ada peningkatan tes yang signifikan,” ujarnya.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Jumat menunjukkan, ada penambahan 2.897 kasus Covid-19 dengan korban jiwa 81 orang. Jumlah kasus ini diperoleh dari pemeriksaan 24.854 spesimen, sedangkan jumlah orang yang diperiksa hanya 23.278 orang.
Jumlah pemeriksaan ini di bawah standar minimal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 1 per 1.000 orang per minggu atau untuk Indonesia 38.500 orang per hari.
Kesenjangan antara kasus yang dicurigai dan orang yang dites telah melebar sejak 29 Agustus.
Laporan WHO tentang situasi Indonesia pada 28 Oktober 2020 juga menggarisbawahi minimnya tes itu. Disebutkan, pada 28 Oktober, jumlah spesimen harian dan orang yang diuji masing-masing adalah 40.572 spesimen dan 27.344 orang. Pada hari yang sama, jumlah kasus yang dicurigai adalah 169.833 kasus. ”Kesenjangan antara kasus yang dicurigai dan orang yang dites telah melebar sejak 29 Agustus,” tulis laporan ini.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Budi Hidayat mengatakan, pengawasan pada protokol kesehatan dan pelacakan kasus perlu lebih gencar. ”Dinas kesehatan di setiap daerah harus kembali mengaktifkan kegiatan surveilans kesehatannya sampai di tingkat desa dan dusun,” ujarnya.
Arus balik
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, arus balik libur panjang akan terjadi pada Minggu (1/11/2020). Namun, guna menghindari kepadatan dan penyebaran Covid-19, warga diminta kembali lebih awal, yaitu Sabtu ini.
Berdasarkan pantauan Jasa Marga, dalam tiga hari libur ini, Rabu-Jumat (28-30/10/2020), 509.140 kendaraan sudah meninggalkan Jakarta. Total volume kendaraan yang meninggalkan Jakarta itu naik 40,3 persen dibandingkan dengan saat fase normal baru.
Lonjakan jumlah penumpang juga terjadi pada bus luar kota dan kereta api.
Apabila protokol kesehatan di rest area tidak dilaksanakan dengan baik, (ada) potensi besar terjadinya penularan.
Syafrin meminta warga yang akan kembali ke Jakarta mewaspadai tempat-tempat istirahat (rest area). ”Apabila protokol kesehatan di rest area tidak dilaksanakan dengan baik, (ada) potensi besar terjadinya penularan. Apalagi, warga cenderung dalam kondisi lelah saat di rest area sehingga imunitas berpotensi turun,” ujarnya.
Dishub DKI pun mengimbau pengelola jalan tol dan tempat istirahat menurunkan petugas demi pengawasan secara ketat.