Selama Liburan, Antisipasi Penularan Kluster Keluarga
Mobilitas warga Jabodetabek melonjak selama cuti bersama akhir Oktober ini. Kondisi ini diikuti potensi peningkatan penularan korona, khususnya di lingkungan keluarga.
Oleh
Helena F Nababan/Aguido Adri/Stefanus Ato/I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Angkasa Pura II (Persero), selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta, mencatat, jumlah penumpang pesawat pada 28 Oktober 2020 mencapai 64.021 orang dengan 644 penerbangan dalam sehari. ”Jumlah penumpang pada 28 Oktober 2020 adalah yang tertinggi selama pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama PT AP II Muhammad Awaluddin, Kamis (29/10/2020), melalui siaran pers.
Di luar Bandara Soekarno-Hatta, PT AP II juga mencatat, jumlah penumpang pesawat di 19 bandara lain di bawah PT AP II mencapai 110.530 orang dengan 1.069 penerbangan. Jumlah itu melebihi catatan tertinggi sebelumnya pada 23 Agustus 2020, yaitu sekitar 95.000 orang penumpang pesawat dengan 1.045 penerbangan.
Warga juga tercatat banyak menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian akhir pekan ini. PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat 336.929 kendaraan bermotor meninggalkan Jakarta. Angka itu berdasarkan pantauan kumulatif arus lalu lintas dari beberapa gerbang tol utama, yaitu Cikampek Utama dan Kalihurip Utama (arah timur), Cikupa (arah barat), dan Ciawi (arah selatan). Angka tersebut diyakini sebagian besar adalah kendaraan bermotor pribadi.
Dwimawan Heru, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, melalui keterangan tertulis, Kamis, menjelaskan, total volume hasil pantauan pada Rabu-Kamis (28-29/10). ”Total volume lalu lintas yang meninggalkan Jakarta ini naik 40,5 persen jika dibandingkan dengan lalu lintas new normal,” ujarnya.
Baca juga : Paket Bantuan Covid-19 Terus Mengalir bagi Warga
Rincian distribusi lalu lintas, ujar Dwimawan, untuk kendaraan yang menuju arah timur dari Gerbang Tol Cikampek Utama 1, terpantau 100.842 kendaraan meninggalkan Jakarta. Angka itu naik 93,7 persen dari lalu lintas normal baru. Untuk kendaraan yang menuju timur dari Gerbang Tol Kalihurip Utama 1, 73.078 kendaraan meninggalkan Jakarta, atau naik 53,1 persen dari lalu lintas normal baru. Total kendaraan meninggalkan Jakarta menuju arah timur adalah 173.920 kendaraan, naik 74,3 dari lalu lintas normal baru.
Karena padatnya lalu lintas, kebijakan lawan arus sempat diterapkan siang kemarin. Lawan arus, lanjut Dwimawan, merupakan diskresi kepolisian. Untuk mendukung kelancaran lawan arus, Jasa Marga menyiagakan petugas dan penyiapan rambu-rambu.
”Jasa Marga mengimbau seluruh pengguna jalan agar memastikan kendaraan dalam keadaan prima, saldo uang elektronik cukup, mengisi bahan bakar sebelum memulai perjalanan, serta membawa bekal untuk menghindari kerumunan atau kepadatan di tempat beristirahat. Selalu berhati-hati dalam berkendara, patuhi rambu-rambu, dan ikuti arahan petugas di lapangan,” tutur Dwimawan.
Seringnya karena merasa kenal, merasa saudara, maka tidak menggunakan masker dengan baik, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan. Penularan antaranggota keluarga jadi mudah terjadi. (Anies Baswedan)
Di tengah peningkatan mobilitas warga, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengingatkan, meski pekan ini ada hari-hari libur, warga tetap diingatkan untuk tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan karena masih pandemi Covid-19.
”Kita masih ada dalam suasana pandemi dan hari-hari ke depan adalah hari libur. Pada saat hari-hari libur terjadi interaksi yang lebih intensif. Kita mengunjungi keluarga, mengunjungi kolega, berkegiatan bersama. Di sini potensi penularan muncul. Padahal, kita tahu bahwa virus ini tidak mengenal tempat, bisa menular di mana saja, kapan saja. Tidak hanya menular di tempat publik, bahkan penularan di ruang ruang privat itu sangat tinggi,” papar Anies melalui media sosial Pemprov DKI Jakarta.
Untuk Jakarta, dari semua kluster penularan, 39 persen dari kasus positif yang ditemukan di Jakarta adalah kluster keluarga. ”Jumlah kluster 4.684 dan total positif sampai 36.659 kasus. Artinya, banyak sekali penularan yang justru terjadi di dalam keluarga,” kata Anies.
Seringnya karena merasa kenal, merasa saudara, maka tidak menggunakan masker dengan baik, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan.
”Pada saat kita berada di kendaraan umum, kita disiplin menjalankan 3M. Kita berada di tempat tempat yang banyak orang, kita pakai masker. Tapi, ketika bertemu dengan keluarga, kolega, orang yang kita kenal, mendadak kita merasakan turun kedisiplinan itu. Ingat, bahwa ketika kita kenal seseorang, tidak berarti penularan lalu terhenti. Penularan bisa terjadi lewat orang yang dikenal ataupun tidak dikenal,” kata Anies mengingatkan.
Tes cepat wisatawan
Di wilayah tetangga Ibu Kota, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, seusai apel siaga bersama TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Dinas Perhubungan Kota Bogor pada Kamis pagi, petugas langsung bergerak mengawasi secara ketat penerapan protokol kesehatan di sejumlah obyek wisata, hiburan, dan rumah makan agar aturan 50 persen kapasitas pengunjung dipatuhi.
”Tidak boleh melebihi 50 persen kapasitas. Jika ada lebih 50 persen, petugas akan memberikan teguran dan apabila masih tidak diindahkan, akan diberi tindak tegas,” kata Bima, kemarin.
Agar tidak kembali ke zona merah, kata Bima, pihaknya juga akan menggelar tes cepat sehubungan dengan masa libur panjang pekan ini. Pemkot Bogor menyiapkan 3.000 alat untuk tes cepat Covid-19 di sejumlah obyek hiburan, tempat wisata, dan sarana transportasi.
”Tidak hanya untuk wisatawan, saya minta semua ASN yang mau ke luar kota untuk lapor kepada atasannya. Dan apabila ada kepala dinas yang mau ke luar kota juga, lapor ke saya. Pulang dari luar kota diwajibkan untuk tes usap semua. Setelah tes usap, mereka wajib isolasi mandiri, tidak diizinkan masuk kantor. Kami juga perkuat pengawasan dengan mengerahkan aparatur wilayah camat dan lurah,” tutur Bima.
Sementara itu, Pemkab Bogor juga mengelar tes cepat dengan menyediakan 3.000 alat tes. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor Dedi Syarif dalam keterangan tertulisnya mengatakan, kemarin disediakan 1.000 alat tes di kawasan Puncak.
”Jika hasil tes reaktif, kami siapkan wisatawan langsung tes usap dan putar balik pulang kembali ke rumah masing-masing. Jika positif hasil tes usap, wajib isolasi,” kata Dedi.
Berdasarkan laporan aparatur Kecamatan Cisarua, hingga sekitar pukul 14.00 kemarin, dari 918 tes, ada 50 wisatawan menunjukkan hasil reaktif.
Bencana hidrometrologi
Bima Arya dan juga Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengingatkan warga bahwa selain korona, semua pihak harus mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti bencana longsor dan banjir.