Arus balik libur panjang pekan ini dipastikan terjadi pada Minggu (1/11/2020). Warga diminta mengatur perjalanan kembali supaya tidak terjadi penumpukan di jalan tol dan area istirahat demi menekan persebaran Covid-19.
Oleh
Helena F Nababan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Perhubungan DKI Jakarta memastikan arus balik libur panjang akan terjadi pada Minggu (1/11/2020). Dishub mengimbau warga untuk tidak bersamaan kembali dan merencanakan kembali mulai Sabtu (31/10/2020) demi menghindarkan kepadatan dan persebaran virus korona.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Jumat (30/10/2020), menjelaskan, sejak libur bersama dimulai, Rabu (28/10/2020), sudah terjadi peningkatan jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta. Untuk jalan tol, pada Rabu (28/10/2020), terjadi peningkatan 22 persen kendaraan yang melintas keluar Jakarta dibandingkan dengan Selasa (27/10/2020). Volume kendaraan tercatat 190.000 kendaraan.
Pantauan Jasa Marga, dalam tiga hari libur ini, mulai Rabu (28/10/2020) sampai dengan Jumat (30/10/2020), sebanyak 509.140 kendaraan sudah meninggalkan Jakarta. ”Angka tersebut merupakan kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari beberapa Gerbang Tol (GT) Barrier/Utama, yaitu GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Timur), GT Cikupa (arah Barat) dan GT Ciawi (arah Selatan),” kata Dwimawan Heru, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui keterangan tertulis.
Total volume lalu lintas yang meninggalkan Jakarta tersebut naik 40,3 persen jika dibandingkan dengan lalu lintas saat kenormalan baru.
Selain peningkatan pada kendaraan pribadi, jumlah orang yang meninggalkan Jakarta dengan bus antarkota antarprovinsi juga naik. ”Per 28 Oktober, jumlah penumpang angkutan umum naik 31 persen dibandingkan dengan sebelumnya,” kata Syafrin.
Polana B Pramesti, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), membenarkan adanya lonjakan penumpang bus angkutan antarkota antarprovinsi di sejumlah Terminal Tipe A yang dikelola oleh BPTJ, yaitu di Terminal Tipe A Jatijajar, Kota Depok; Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang; Terminal Pondok Cabe, Kota Tangerang Selatan; dan Terminal Baranangsiang, Kota Bogor.
Catatan BPTJ menyebutkan, terjadi kenaikan penumpang berkisar 23-62 persen mulai 22 sampai persen pada 22-28 Oktober 2020 dibandingkan dengan hari-hari biasa pada pekan sebelumnya. Di Terminal Pondok Cabe terjadi kenaikan jumlah penumpang 23 persen, di Terminal Jatijajar terjadi kenaikan 38 persen, dan di Terminal Poris Plawad terjadi kenaikan 62 persen.
Namun, di Terminal Baranangsiang, Bogor, justru tidak terjadi kenaikan jumlah penumpang. ”Data yang diperoleh pada 22-28 Oktober 2020 menyebutkan bahwa rata-rata setiap hari Terminal Baranangsiang Bogor tercatat melayani keberangkatan penumpang AKAP sebanyak 134 orang,” kata Polana.
Jumlah ini, menurut Polana lebih kecil apabila dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Terminal Baranangsiang Bogor setiap hari melayani penumpang rata-rata sebesar 182 orang.
Data dari PT KAI menyebutkan, sebanyak 30.470 penumpang berangkat dari Stasiun Gambir, stasiun Pasar Senen, dan stasiun Jakarta Kota pada libur panjang, 27-30 Oktober 2020. Tujuan favorit para penumpang, antara lain Yogyakarta, Bandung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Eva Chairunisa, Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi 1 Jakarta menyebutkan, dengan peningkatan jumlah penumpang itu, PT KAI Daop 1 Jakarta mengoperasikan KA tambahan hingga 27 KA mulai 27 Oktober sampai 1 November 2020. Rinciannya, 12 KA berangkat dari stasiun Gambir, 13 KA dari stasiun Pasar Senen, dan 2 KA dari stasiun Jakarta Kota.
”Meski ada peningkatan jumlah penumpang dan ada KA tambahan, PT KAI Daop 1 Jakarta memastikan protokol kesehatan dan pembatasan okupansi penumpang hingga 70 persen dijalankan,” kata Eva.
Atur perjalanan kembali
Melihat peningkatan jumlah kendaraan dan jumlah penumpang yang meninggalkan Jakarta dan wilayah sekitar Jakarta, baik Syafrin ataupun Polana meminta masyarakat merencanakan perjalanan kembali, serta tidak kembali dalam satu waktu.
”Arus balik yang harus diantisipasi di tengah pandemi Covid-19 adalah bagaimana interaksi para warga yang kembali tidak berpotensi menimbulkan penularan virus,” jelas Syafrin.
Tentu saja tempat-tempat yang harus diwaspadai warga yang akan kembali ke Jakarta adalah tempat-tempat istirahat. Itu karena pengguna angkutan umum dan pengguna kendaraan pribadi akan menumpuk di sana dan dalam kondisi kelelahan.
”Apabila protokol kesehatan di area istirahat tidak dilaksanakan dengan baik, potensi terjadinya penularan besar. Apalagi warga dalam kondisi kelelahan, ini kondisi yang paling disenangi oleh virus. Imun sedang turun karena kelelahan lalu banyak orang yang sedang berkumpul,” kata Syafrin.
Untuk itu, Dishub DKI mengimbau pengelola jalan tol dan juga pengelola area istirahat agar menurunkan petugas untuk melakukan pengawasan secara ketat. Penerapan protokol kesehatan harus diawasi secara ketat. ”Kalau perlu di beberapa tempat yang menjadi pusat perkumpulan seperti mushala, toilet, ada petugas yang mengatur jumlah maksimal orang yang boleh beraktivitas di dalam,” kata Syafrin.
Dengan mengatur jumlah maksimal orang yang boleh menggunakan mushala atau toilet saat di area istirahat, harapannya potensi penularan saat arus balik libur panjang bisa diminimalkan karena interaksi pasti ada supaya tidak terjadi kluster libur panjang kembali di Jakarta.
Polana juga menghimbau masyarakat untuk dapat melakukan perjalanan kembali atau perjalanan balik lebih awal. ”Kami berharap masyarakat tidak bertumpu pada satu waktu atau pada satu hari tertentu saat kembali seusai libur panjang ini,” kata Polana.
Menurut Polana, hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya potensi penumpukan penumpang pada saat arus balik. Dengan melakukan perjalanan kembali lebih awal, masyarakat akan dapat memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat sebelum nantinya kembali beraktivitas rutin sehari-hari.
”Kita semua berharap libur panjang ini tidak turut serta membuat daftar kasus positif Covid-19 bertambah panjang,” tutup Polana.
Untuk operator angkutan umum, Syafrin menambahkan, tetap harus mematuhi aturan pembatasan yang diatur dalam Permenhub No 41/2020, untuk bus AKAP sudah ditetapkan maksimal 70 persen untuk jumlah penumpang. Selain itu juga operator, pengukuran suhu tubuh bagi petugas dan calon penumpang tidak boleh dilewatkan.
”Selain memperhatikan ketentuan jaga jarak atau physical distancing, penyemprotan disinfektan terhadap sarana dan prasarana transportasi juga secara rutin harus dilakukan,” kata Polana.
Adapun untuk obyek wisata di dalam kota Jakarta, Syafrin menambahkan, dari jumlah pengunjung tidak sebesar minggu lalu sebelum libur panjang. Itu karena banyak warga Jakarta yang pergi ke luar Jakarta. Meski begitu, ia memastikan pengawasan di tempat-tempat wisata di Jakarta tetap dilaksanakan.