Museum Nabi Muhammad Bakal Jadi Ikon Baru Kota Jakarta
Museum Nabi Muhammad SAW akan menampilkan seluruh kehidupan, keteladanan, keluarga, peran perdamaian, serta peradaban yang dibangun Nabi Muhammad SAW dengan teknologi 3D, hologram, dan ”augmented reality”.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·3 menit baca
RIYADH, KOMPAS — Pembangunan museum Nabi Muhammad SAW dan peradaban Islam Indonesia di Jakarta akan segera terwujud. Saat ini, perjanjian kerja sama pendirian telah disepakati. Museum Nabi Muhammad bakal menjadi ikon baru kota Jakarta.
Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani oleh Ketua Yayasan Sejarah Nabi Muhammad SAW Komisaris Jenderal (Purn) Syafruddin dan Deputi Eksekutif Liga Dunia Islam Abdul Rahman bin Muhammad al-Mathar. Proses penandatanganan dilakukan di Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu (24/10/2020) malam.
Momen bersejarah tersebut disaksikan secara langsung oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla bersama Sekretaris Jenderal Rabithah Alam Islamiyah (Liga Dunia Islam) Mohammad Abdul Karim al-Issa. Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla juga turut menyampaikan kegembiraannya.
Melalui keterangan tertulis, Kalla berharap, pembangunan museum ini bisa segera terealisasi. Sebab, museum internasional ini merupakan harapan bagi seluruh umat Islam di Indonesia.
”Umat Islam di Indonesia sangat menantikan museum yang akan menyajikan sejarah Nabi Muhammad untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah dan keimanannya kepada Allah SWT,” ujar Kalla yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam.
Menurut Jusuf Kalla, Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Indonesia ini akan menampilkan sejarah para pedagang dari jazirah Arab dalam membawa agama Islam ke Indonesia.
Selain itu, sejarah datangnya para ulama dari Arab untuk mengajarkan agama Islam juga akan ditampilkan. Proses ini yang kemudian membuat mayoritas penduduk Indonesia memeluk Islam.
Jusuf Kalla menuturkan, Museum Sejarah Rasulullah SAW dan Peradaban Islam tidak hanya akan menarik perhatian masyarakat Indonesia, tetapi juga Muslim yang berada di negara-negara sekitarnya. Museum juga akan menjadi ikon baru bagi Jakarta, seperti halnya bangunan-bangunan penanda kota-kota besar di dunia.
Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Indonesia ini akan menampilkan sejarah para pedagang dari jazirah Arab dalam membawa agama Islam ke Indonesia.
Seusai acara penandatanganan, Syafruddin yang juga merupakan Ketua Panitia Pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam mengatakan, penandatanganan naskah perjanjian kerja sama ini merupakan momentum besar bagi rakyat Indonesia, khususnya umat Islam di Indonesia dan negara-negara di sekitarnya.
”Museum yang pertama dibangun di luar wilayah Arab Saudi ini sudah dinantikan keberadaannya,” ungkapnya.
Acara yang penuh keakraban dan kehangatan tersebut juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui konferensi jarak jauh. Pertemuan yang berlangsung sekitar 50 menit tersebut juga diakhiri dengan acara jamuan makan malam.
Museum Nabi Muhammad SAW akan menampilkan seluruh kehidupan, keteladanan, keluarga, peran perdamaian, serta peradaban yang dibangun Nabi Muhammad SAW dengan teknologi 3D, hologram, dan augmented reality. Dengan begitu, museum dapat dimanfaatkan sebagai tempat penelitian bagi santri, mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk mempelajari kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Selain dibangun di Indonesia, Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam sebelumnya sudah dibangun di Mekkah dan Madinah. Museum sejarah Nabi SAW di Indonesia menurut rencana akan dibangun di Jakarta Utara.
Proses peletakan batu pertama atau groundbreaking sudah dilakukan pada 26 Februari 2020. Acara tersebut dihadiri oleh Jusuf Kalla, Muhammad Abdul Karim al-Isa, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, serta Anies Baswedan. (*)