Warga Lansia dan Anak-anak Kembali Nikmati Suasana Tepi Laut
Pembukaan kembali pantai Ancol untuk kunjungan wisata segala usia direspons positif oleh warga. Sejumlah pengunjung memakai kesempatan ini untuk berolahraga atau menikmati suasana tepi laut.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pada masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi kedua di Jakarta, para warga lansia dan anak usia di bawah sembilan tahun sudah bisa berkunjung kembali ke area pantai Taman Impian Jaya Ancol. Meski begitu, mereka memilih untuk menghindari berwisata di tempat ini pada akhir pekan.
Jumat (23/10/2020) pagi, belasan pengunjung tampak berendam di pantai Lagoon, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Para pengunjung yang berendam di air laut tersebut didominasi oleh kalangan anak-anak dan warga lansia.
Salah satunya adalah Desya (6), yang pagi itu ditemani oleh ayah, ibu, dan adiknya yang masih balita. Meski sudah berendam sekitar satu jam, ia belum juga mentas. Desya seakan enggan menyia-nyiakan kesempatan langka berendam di pantai pada masa pandemi ini.
”Selama pandemi, baru kali ini berani berendam di pantai. Sebelum ini, anak-anak di rumah saja, terutama yang balita,” kata Yani (27), ibunda Desya.
Yani sebenarnya masih khawatir mengajak anak-anaknya berwisata ke pantai Ancol. Kekhawatirannya terutama dipicu kemungkinan akan bersua dengan kerumunan pengunjung.
Kali ini, kekhawatiran itu terpaksa ditepis demi Desya yang sedang menderita gatal-gatal di kulitnya. Ia berharap, dengan berendam di pantai, gatal-gatal di kulit Desya bisa hilang. ”Sudah berbulan-bulan ini gatalnya. Saya enggak berani bawa ke puskesmas, kan, masih kayak gini. Paling selama ini beli salep saja di apotek,” ujarnya.
Untuk menghindari kerumunan, Yuni sengaja mengajak anak-anaknya datang ke Ancol pada hari Jumat. Sebab, jika datang pada akhir pekan, ia khawatir kawasan pantai akan penuh dengan pengunjung. ”Kebetulan ayahnya sedang kerja dari rumah. Tadinya ke sini mau tanya dulu boleh atau enggak. Ternyata boleh. Ya, sudah langsung masuk,” ujar warga Matraman, Jakarta Timur, ini.
Muhyidin (61) juga memanfaatkan lengangnya jalur pedestrian di pantai Ancol pada Jumat pagi untuk joging. Ia tidak hanya mengenakan masker saat joging, tetapi juga pelindung wajah (face shield). Warga Cilincing, Jakarta Utara, ini juga sengaja menghindari keramaian pada akhir pekan karena khawatir tidak kebagian kuota masuk ke area pantai.
”Kebetulan hari ini libur. Jadi, ya, datang hari ini sama istri dan anak. Takutnya kalau besok (Sabtu) ramai, jadi enggak bisa masuk. Kan, katanya dibatasi cuma 25 persen,” ujarnya.
Selain itu, Muhyidin juga mengaku rindu bersantai di tepi pantai Ancol bersama keluarga. Sebab, selama pandemi Covid-19, ia belum pernah sekalipun berkunjung ke pantai Ancol. Kunjungan terakhirnya bahkan sekitar akhir tahun tahun lalu.
Sementara Chandra (60), penghuni Apartemen Ancol Mansion di dekat gerbang Ancol, mengatakan sudah dua kali ini datang ke pantai Ancol setelah kawasan wisata itu dibuka kembali pada PSBB tahap kedua ini. Kunjungan pertamanya adalah untuk bersepeda, sedangkan Jumat ini ia datang untuk berenang. ”Sesempatnya saja, sih, kalau datang. Biasanya sepedaan. Kalau hari ini, sih, renang karena sudah lama enggak renang,” ujarnya.
Dari semua lokasi wisata yang ada di Ancol, kawasan pantai Lagoon relatif paling ramai. Di sana, para pengunjung terlihat duduk bersama anggota keluarga mereka di bawah pohon. Hampir semua pengunjung juga sudah mengenakan masker, kecuali yang makan dan berendam di air laut.
Hal ini turut memberikan keuntungan bagi Adi (33) yang sehari-hari menyewakan tikar di kawasan pantai Lagoon Ancol. Sebab, setelah kawasan Ancol dibuka bagi warga lansia dan anak, pengunjung yang datang ke Ancol kini didominasi oleh rombongan keluarga.
”Kalau dulu, kan, paling pasangan-pasangan doang yang datang. Kalau rombongan keluarga biasanya pada nyewa (tikar),” ujarnya.
Meski begitu, penghasilan Adi paling banyak masih didapat pada akhir pekan. Pada akhir pekan, minimal ia bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp 70.000. Berbeda dengan hari biasa, beberapa kali ia hanya bisa mengantongi Rp 10.000.
Dari semua lokasi wisata yang ada di Ancol, kawasan pantai Lagoon relatif paling ramai. Di sana, para pengunjung terlihat duduk bersama anggota keluarga mereka di bawah pohon. Hampir semua pengunjung juga sudah mengenakan masker, kecuali yang makan dan berendam di air laut.
Pada masa PSBB kedua ini, sejumlah tempat wisata sudah dibuka meskipun dengan aneka pembatasan. Selain Ancol, Kebun Binatang Ragunan dan Taman Mini Indonesia Indah juga sudah menyambut pengunjung.
Dibatasi
Sejak 12 Oktober 2020, kawasan Ancol memang sudah dibuka bagi pengunjung berusia di atas 60 tahun dan di bawah sembilan tahun. Namun, mereka hanya boleh berkunjung di kawasan pantai Ancol dan Allianz Ecopark.
Sebelumnya, pada PSBB transisi tahap pertama, pengunjung usia di bawah sembilan tahun tidak diperkenankan masuk ke Ancol, sedangkan warga lansia hanya boleh berkunjung pada pukul 06.00-10.00. Sementara ibu hamil belum diperkenankan berkunjung ke Ancol.
”Ibu hamil saat ini masih belum boleh masuk,” kata Department Head of Corporate Communication Taman Impian Jaya Ancol Rika Lestari saat dihubungi.
Selain itu, pada PSBB transisi tahap kedua ini, aktivitas berenang di pantai Ancol sudah diperbolehkan kembali. Sebelumnya, pada PSBB tahap pertama, pengunjung masih dilarang berenang. Kendati demikian, kapasitas pengunjung dibatasi hanya 25 persen.
”Sesuai ketentuan, pengunjung yang berenang harus tetap menjaga jarak,” kata Rika.
Pengunjung kini juga tidak lagi dibatasi untuk warga ber-KTP Jakarta saja, tetapi dari seluruh Indonesia. Adapun jam operasional di Ancol berlaku mulai pukul 06.00 hingga pukul 22.00. Gerbang Ancol ditutup pada pukul 21.00.
Pengunjung kini juga tidak lagi dibatasi untuk warga KTP Jakarta saja, tetapi dari seluruh Indonesia. Adapun jam operasional di Ancol berlaku mulai pukul 06.00 hingga pukul 22.00. Gerbang Ancol ditutup pada pukul 21.00.
Dalam kesempatan ini, Rika juga mendorong masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat, salah satunya dengan berolahraga di sekitar pantai. Menurut dia, ada beragam manfaat yang bisa didapatkan dengan menghirup udara laut dan berendam di air laut.
Ia menyebutkan, udara laut dapat meningkatkan kesehatan pernapasan, memperbaiki suasana hati, meremajakan tubuh, menyegarkan pikiran, dan membantu menemukan ide kreatif. Sementara manfaat air laut adalah meredakan sinusitis, meningkatkan imunitas, meringankan sakit kulit, hingga meningkatkan kekuatan otot dan tulang.