Hujan deras juga menimbulkan genangan di 25 ruas jalan. Dinas SDA pastikan siap hadapi musim hujan dan antisipasi banjir.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta selama 3 jam, Jumat (16/10/2020), pukul 16.00-19.00, membuat 30 RT dan 25 ruas jalan tergenang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta memastikan tidak ada warga yang mengungsi.
Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta pada pukul 18.00 menginformasikan, ke-30 RT yang tergenang tersebar di lima wilayah kota. Rinciannya, empat RT di Jakarta Selatan, Jakarta Barat (21), Jakarta Timur (2), Jakarta Utara (2), dan Jakarta Pusat (1). Ketinggian genangan terpantau bervariasi 10-150 cm.
Sementara untuk ruas jalan yang tergenang, terpantau ada di enam ruas jalan di Jakarta Timur. Ruas jalan tersebut di Jalan Tlk Ambon No A2 RT 013 RW 011, Pondok Bambu, Duren Sawit; Jalan Pertanian Selatan RT 010 RW 003, Kelender, Duren Sawit; Jalan Galur Sari Timur, Utan Kayu Selatan, Matraman; Jalan Pulo Mas 3, Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung; Jalan Raya Penggilingan RT 001 RW 001, Cakung Barat, Cakung; dan Jalan Bujana Tirta 4 No 1C, RT 003 RW 015, Pisangan Timur, Kecamatan Pulo Gadung.
Di Jakarta Selatan, sembilan ruas jalan tergenang, yakni di Jalan Radio 1, Kramat Pela, Kebayoran Baru; Jalan Ciledug Raya RW 005 (Perempatan Seskoal), Cipulir, Kebayoran Lama; Jalan Lamandau No 6 RT 006 RW 007, Kramat Pela, Kebayoran Baru; Jalan Cidodol Raya (kompleks Loka Permai), Grogol Selatan, Kebayoran Lama; Jalan Sungai Sambas II No 9 RT 001 RW 005, Kramat Pela, Kebayoran Baru; Jalan Perdatam Terusan, Ulujami, Pesanggrahan; Jalan Bintaro Permai II, Bintaro, Pesanggrahan; Jalan H Amsar, Cipulir, Kebayoran Lama; dan Jalan M Saidi Riin 2 RT 004 RW 006, Petukangan Selatan, Pesanggrahan.
Di Jakarta Barat ada delapan ruas jalan tergenang, yaitu di Jalan Adam Ujung RT 009 RW 005, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk; Jalan G1 RT 001 RW 003, Slipi; Jalan Alpukat 3 RW 002, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan; Jalan S Parman, Tomang, Grogol Petamburan; Jalan Strategi Raya No 12, RT 001 RW 006, Joglo, Kecamatan Kembangan; Jalan Tanjung Duren Barat I, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan; Jalan Arjuna Selatan, RT 008 RW 011, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk; dan Jalan Latumeten 1, RT 002 RW 005, Kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan.
Sementara di Jakarta Pusat ada dua ruas jalan tergenang, yaitu di Jalan Administrasi II Pejompongan, Bendungan Hilir, Tanah Abang; dan di Jalan Kampung Rawa Sawah (Masjid Jami Babussalam), Johar Baru.
Antisipasi
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf menjelaskan, informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geosfisika (BMKG) dalam beberapa bulan ke depan intensitas curah hujan yang turun akan bertambah 20-40 persen dengan adanya La Nina. ”Kita mesti benar-benar siap. Salah satunya dengan gerebek lumpur di waduk, situ, embung, kali, dan saluran-saluran air,” ujarnya.
Dengan gerebek lumpur, menurut Juaini, genangan cepat surut. Di beberapa titik genangan yang selama ini terjadi di beberapa tempat bisa diatasi dengan mengeruk lumpur dan membuat dalam saluran air sehingga saluran air bisa lebih banyak menampung air hujan.
”Karena yang harus diantisipasi bukan hanya curah hujan di wilayah Jakarta saja, melainkan juga adanya air kiriman dari hulu,” ujar Juaini.
Dengan adanya gerebek lumpur yang sudah dikerjakan sejak Maret 2020, saat turun hujan genangan masih ada, tetapi jumlahnya berkurang. ”Di setiap wilayah kota antara 5-10 titik genangan,” ujarnya.
Selain gerebek lumpur, Juaini memastikan, ketiga jenis pompa untuk pengendalian banjir, yaitu pompa stasioner, pompa mobile (bergerak), dan pompa apung milik Dinas SDA DKI Jakarta siaga. Saat ini Dinas SDA memiliki 487 unit pompa stasioner yang tersebar di 178 lokasi.
Lokasi pompa stasioner tersebut umumnya berada di dekat sungai, waduk, maupun pintu air. Ketika tinggi muka air meningkat, pompa ini akan bekerja langsung untuk memompa air menuju sistem drainase yang lebih besar.
Saat ini, kondisi pompa stasioner 90 persen dalam keadaan baik. ”Sisanya masih dalam perbaikan. Pompa yang kondisinya baik pun secara rutin kami lakukan pengecekan agar pompa dapat bekerja secara optimal pada saat musim hujan,” ujar Juaini.
Selain pompa statisioner, tahun ini Dinas SDA juga menyiapkan penambahan sekitar 10 unit pompa bergerak. ”Saat ini kami telah mempunyai 160 unit pompa mobile dengan kapasitas hingga 400 liter per detik. Jumlah tersebut akan bertambah sekitar 10 unit. Pompa mobile tersebut diprioritaskan untuk lokasi seperti Kali Betik, Muara Angke dan Teluk Gong, serta lokasi rawan genangan lainnya,” lanjut Juaini.
Kemudian yang terbaru, Dinas SDA saat ini memiliki 65 unit pompa apung yang telah disebar ke lima wilayah kota di DKI Jakarta. Pompa apung memiliki bentuk yang simpel sehingga praktis digunakan untuk menyedot air di permukaan yang tidak dapat dilalui pompa bergerak.
”Meski ukurannya lebih kecil dan bentuknya lebih sederhana, daya sedot pompa apung cukup besar, yakni mencapai 50 liter per detik. Kami berharap pompa apung ini dapat semakin memaksimalkan penanganan banjir di seluruh wilayah DKI Jakarta,” ujar Juaini.