Polda Metro Tangkap 1.377 Terduga Perusuh, Sebagian Besar Pelajar
Polisi mengikutkan orang-orang yang diduga akan atau sudah terlibat kerusuhan dalam tes cepat Covid-19. Dari tes terhadap terduga perusuh pekan lalu, ada 10 positif orang yang terjangkit Covid-19.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Metro Jaya dan kepolisian jajaran menangkap total 1.377 terduga perusuh terkait demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja di Jakarta, Selasa (13/10/2020). Sekitar 75-80 persen di antara mereka merupakan pelajar.
”Bahkan, ada lima anak SD (sekolah dasar) yang umurnya sekitar 10 tahun,” tutur Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (14/10/2020).
Seluruhnya diperiksa dan didata. Jika terbukti tidak terlibat tindak pidana, mereka dipulangkan.
Yusri mengatakan, penangkapan mereka sudah sejak sebelum unjuk rasa dimulai. Mereka datang dari tiga arah, yaitu dari arah Jawa Barat melalui Bekasi, dari Bogor melalui Depok, dan dari Banten melalui Tangerang.
Secara rinci, Polda Metro Jaya menangkap 564 orang, Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Timur (125), Polres Metro Jakarta Pusat (12), Jakarta Utara (127), Jakarta Barat (17), Jakarta Selatan (145), Polres Metro Tangerang Kota (156), Polres Metro Depok (65), Polres Metro Bekasi Kota (49), dan Polres Metro Bekasi (117).
Polisi mengecek gawai mereka dan mendapati bahwa rata-rata mereka mendapatkan ajakan berdemo melalui media sosial atau aplikasi percakapan. ”Mereka ada yang tanggal 8 Oktober sudah ikut, sekarang (Selasa) berangkat lagi,” ujar Yusri.
Yusri menambahkan, penggeledahan juga dilakukan, dan di antara mereka ada yang menyimpan ketapel serta batu. Polres Metro Jakarta Pusat bahkan menemukan ada yang membawa golok.
Selain itu, seperti terhadap yang ditangkap pekan lalu, polisi juga menyertakan 1.377 orang tersebut dalam tes cepat Covid-19. Hasilnya, 47 orang reaktif sehingga dikirim ke Wisma Karantina Pademangan, Jakarta Utara, seperti 37 pengunjuk rasa yang diketahui reaktif sebelumnya.
Untuk yang terkait demo pada 13 Oktober, Polda Metro Jaya menunggu hasil tes usap guna memastikan ada tidaknya terduga perusuh yang positif tertular. Namun, dari antara yang reaktif tes cepat pekan lalu, ada 10 orang yang positif Covid-19.
Untuk yang nonreaktif dan tidak melakukan tindak pidana, mereka bisa pulang asal dijemput orangtua. Pada Rabu sore, sejumlah orangtua atau kerabat menjemput anak-anak yang dikumpulkan di Stadion Polda Metro Jaya. Setelah wali anak menandatangani surat pernyataan, anak dibolehkan keluar.
Salah satu anak laki-laki yang baru saja bebas, A (15), mengatakan, ia tidak tahu mengapa polisi membawanya juga. Padahal, ia mengaku tidak ikut berunjuk rasa. Siswa salah satu madrasah tsanawiyah di Depok itu pergi ke kawasan Kota Tua bersama teman-temannya, kemudian menginap di Masjid Istiqlal.
Tidak diinformasikan
Pada Selasa pukul 18.00, mereka keluar untuk pulang. Saat menuju Stasiun Cikini, mereka tersasar kemudian berjumpa dengan polisi yang lantas membawa mereka ke Polda Metro Jaya.
Ibu A yang berinisial E (42) baru tahu bahwa anaknya di kantor polisi bukan karena diinformasikan petugas, melainkan karena ada teman A yang keluar lebih dulu dan mengabari dia. ”Pikiran saya, dia habis diomelin bapaknya, ngambek terus nginep di mana. Eh, ternyata di sini,” ucapnya.
Selain menangkap terduga perusuh, polisi juga menyita ambulans yang diduga terlibat membantu perusuh. Yusri menuturkan, pada Selasa, petugas merazia dan memeriksa seluruh ambulans yang melintas dekat lokasi unjuk rasa. Pengemudi ambulans lainnya bersedia berhenti dan dicek petugas.
Meski demikian, pengemudi ambulans bernomor polisi B 1342 TZM yang berada di belakang malah mencoba melarikan diri dari pemeriksaan dengan segera mundur, lalu maju dengan kecepatan tinggi. Sejumlah petugas hampir tertabrak.
Dalam video drama pengejaran ambulans itu yang populer di media sosial, petugas terlihat menembakkan peluru gas air mata ke kendaraan. Ambulans tetap melesat dengan kondisi dua pintu sebelah kiri terbuka.
Yusri mengatakan, ada satu orang yang melompat dari ambulans itu dan ditangkap. Dari keterangan sementara, ambulans diduga membawa logistik dan batu untuk pendemo, tetapi petugas masih mendalami.