PSBB Transisi, Layanan Angkutan Publik Berakhir Lebih Malam
Pada PSBB transisi, Dinas Perhubungan DKI kembali mengeluarkan aturan baru terkait jam operasional angkutan umum. Mulai Senin ini, angkutan umum beroperasi lebih malam, hingga pukul 22.00.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki PSBB transisi, mulai Senin (12/10/2020), angkutan umum beroperasi dengan jam layanan yang berubah dan lebih panjang daripada saat PSBB yang diperketat.
Sesuai kebijakan PSBB transisi yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta dan berlaku 12-25 Oktober 2020, MRT Jakarta mulai Senin ini beroperasi pukul 05.00-21.00 pada hari kerja, sedangkan pada akhir pekan beroperasi pukul 06.00-20.00. ”Kami memyesuaikan,” kata M Kamaluddin, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, Senin.
Adapun jarak antarkereta (headway) saat hari kerja adalah setiap 5 menit untuk jam sibuk (pukul 07.00-09.00 dan pukul 17.00-19.00). Di luar jam itu, kereta datang setiap 10 menit. Kemudian, saat akhir pekan, kereta datang setiap 10 menit.
MRT tetap memberlakukan pembatasan jumlah pengguna 62-67 orang per kereta (gerbong) atau 390 orang per rangkaian kereta.
Perubahan operasi juga terjadi pada Transjakarta. Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo menjelaskan, Transjakarta kembali memberlakukan penyesuaian pada pola operasi. Jika saat PSBB ketat bus berhenti beroperasi pukul 19.00, mulai Senin ini jam operasional Transjakarta diperpanjang menjadi pukul 05.00-22.00. Adapun tenaga kesehatan (nakes) akan dilayani pukul 22.00-23.00.
Halte dan stasiun
Terkait halte-halte Transjakarta yang terdampak demonstrasi dan rusak, mulai Senin ini halte tersebut difungsikan kembali. Namun, halte-halte itu belum bisa difungsikan secara total dan baru difungsikan dengan pola minimum operation. ”Salah satunya, Halte Bundaran HI, yang merupakan satu dari tiga halte dengan kerusakan berat, sudah bisa digunakan,” ucap Sardjono.
Pelanggan yang ingin menggunakan halte ini diarahkan untuk mengakses halte Bundaran HI melalui stasiun bawah tanah moda raya terpadu (MRT). Di sini pelanggan bisa memindai kartu di gerbang pembayaran atau membayar dengan QR Code.
Pada beberapa halte lainnya, seperti Halte Sawah Besar, Sarinah, Senen arah Pulogadung, dan Halte Senen arah Harmoni, disiapkan pembayaran menggunakan tap on bus (TOB). ”Selanjutnya, kami dibantu Pemprov DKI Jakarta, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, bersama dengan TNI Polri akan menjaga ketat pergerakan di seluruh area publik, temasuk transportasi,” lanjut Sardjono.
Adapun untuk stasiun MRT yang juga rusak, Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar menjelaskan, pintu masuk Stasiun MRT Jakarta Bundaran HI dan Setiabudi Astra yang terdampak telah selesai diperbaiki dan telah melayani masyarakat secara penuh mulai Senin pagi.
”Mulai hari ini, 12 Oktober 2020, seluruh fasilitas stasiun MRT Jakarta yang terdampak telah selesai diperbaiki dan dapat digunakan kembali oleh pengguna MRT Jakarta,” ungkapnya.
Perbaikan dilakukan dalam waktu tiga hari. Hal itu dilakukan dalam upaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama pengguna MRT Jakarta.
Pengoperasian KRL
Sementara itu, meski MRT Jakarta dan Transjakarta kembali diperpanjang jam operasionalnya, untuk kereta komuter masih tetap beroperasi dengan pola sebelumnya. Selanjutnya akan dievaluasi perjalanan KRL.
Erni Sylvianne Purba, VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), menjelaskan, karena DKI kembali menerapkan PSBB transisi, PT KCI mengevaluasi kebutuhan perjalanan KRL di masa PSBB transisi.
PT KCI hingga Senin tetap mengoperasikan 933 perjalanan KRL setiap hari dengan 91 rangkaian kereta yang siap melayani pengguna commuter line, dengan mengutamakan protokol kesehatan. ”KCI masih mengevaluasi perjalanan KRL setelah wilayah DKI Jakarta kembali memasuki masa PSBB transisi dan transportasi publik dapat beroperasi dengan jam operasional yang lebih leluasa,” ucapnya.
Adapun pada hari pertama masa PSBB transisi ini, jumlah pengguna KRL hingga pukul 07.00 tercatat 70.634 orang. Jumlah ini meningkat 7 persen dibandingkan waktu yang sama pada Senin pekan lalu.
Stasiun-stasiun yang mencatat kenaikan jumlah pengguna antara lain Stasiun Bogor dengan 6.719 pengguna, naik 20 persen dibandingkan waktu yang sama pekan lalu, Stasiun Bekasi (3.817 pengguna, naik 6 persen), dan Stasiun Depok (3.312 pengguna, naik 10 persen). Meskipun demikian, beberapa stasiun mencatat jumlah pengguna turun, misalnya Stasiun Rangkasbitung (2.262 pengguna, turun 5 persen).
Meski ada kenaikan, Purba memastikan, situasi di stasiun pada Senin pagi terkendali dengan antrean dan penyekatan yang diatur petugas agar physical distancing di antara para pengguna tetap terjaga.
Sementara itu, melalui media sosialnya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta menjelaskan, selama PSBB transisi, aturan ganjil genap sementara ditiadakan sampai batas waktu yang akan diinformasikan kembali.