Jebolnya turap di Kali Setu, Jagakarsa, Jakarta Selatan, diduga ada faktor kelalaian pengembang perumahan Kompleks Melati Residense. Pemprov DKI akan menginvestigasi penyebab peristiwa yang memakan korban jiwa tersebut.
Oleh
AGUIDO ADRI/STEFANUS ATO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Hujan deras pada Sabtu (10/10/2020) sore mengakibatkan banjir dan longsor di kawasan Jalan Damai, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lebih dari 1.000 orang terdampak, dua luka-luka, dan satu tewas. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menginvestigasi penyebab terjadinya longsor. Diduga ada kelalaian dari pihak pengembang perumahan.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, M Insaf mengatakan, banjir dan longsor di Jalan Damai RT 042 RW 02, Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengakibatkan 300 rumah dan 1.200 jiwa terdampak. Tidak hanya itu saja, peristiwa tersebut juga mengakibatkan dua orang luka-luka dan satu korban meninggal.
“Ada satu korban meninggal dan dua korban luka-luka sudah dalam penanganan dan dirawat di rumah sakit. Logistik dan penanganan pengungsi sudah berjalan. Data terakhir ada 271 warga yang mengungsi. Untuk kerugian masih kami data dulu. Kami dan petugas lainnya masih mengangkut material longsor dengan ekskavator,” kata Insaf, Minggu (11/10/2020) malam.
Insaf melanjutkan, berdasarkan informasi sementara yang mereka himpun, penyebab longsor karena jebolnya pembatas atau turap setinggi sekitar 10 meter di Kompleks Melati Residense yang berbatasan langsung dengan Kali Setu. Jebolnya turap tersebut menimpa pemukiman warga di bawahnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya akan menginvestigasi penyebab longsor yang mengakibatkan rumah-rumah rusak sehingga menimbulkan korban luka dan jiwa.
“Sekarang dalam proses investigasi, apakah ketentuan tata ruang dilanggar atau tidak. Dan bila dilanggar, akan ada tindakan yang tegas tanpa kompromi,” tegas Anies.
Sekarang dalam proses investigasi, apakah ketentuan tata ruang dilanggar atau tidak. Dan bila dilanggar, akan ada tindakan yang tegas tanpa kompromi. (Anies Baswedan)
Anies memastikan, warga yang terdampak mendapat perhatian mulai dari kesehatan, pengungsian yang layak, kebutuhan makan. Selain itu, lanjut Anies, aliran sungai yang terhambat oleh puing-puing akan segera dibersihkann sehingga aliran air kembali lancar.
“Akan dipasang pompa mobile untuk menarik air dari sisi selatan, melewati puing-puing ke sisi utara sehingga air tidak lagi tergenang mengalir ke perkampungan. Karena saat ini dengan tertutup oleh puing-puing yang banyak dan tanah, praktis sungai buntu,” kata Anies.
Camat Jagakarsa Alamsyah saat dikonfirmasi menduga ada kelalaian pembangunan dari pihak pengembang dalam proses pembangunan Perumahan Melati Residence, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Alamsyah mengatakan, seharusnya pihak pengembang tidak membangun perumahan berdekatan dengan Kali Setu. Turap yang dibangun setinggi 10-12 meter di Kali Setu yang longgsor seharusnya berjarak lebih dari 20 meter dari sepadan kali.
“Saya menduga ada kelalaian dalam pembangunan perumahan. Seharusnya tidak boleh bangun perumahan dekat kali. Dari Pak Gubernur Anies dan Pak Wali Marullah Matali sudah minta Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) DKI untuk menginvestigasi,” kata Alamsyah.