Kali Setu Tertutup Material, Ratusan Korban Banjir Jakarta Selatan Mengungsi
Ratusan warga Ciganjur, Jakarta Selatan, masih mengungsi akibat rumah mereka kebanjiran, Senin (12/10/2020). Pemindahan material yang menutupi aliran air Kali Setu masih dilakukan demi mencegah banjir terulang.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah 169 warga RT 004 RW 002 Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, masih mengungsi, Senin (12/10/2020), akibat banjir yang tiga hari terakhir menggenangi rumah mereka. Tinggi air di dalam rumah kini berkisar 15-30 sentimeter. Ancaman banjir dan longsor pun masih terbuka jika turun hujan lokal.
Turap setinggi 10 meter di perumahan Melati Residence—yang berhadapan dengan permukiman warga RT 004—ambrol pada Sabtu (10/10). Sedikitnya lima rumah rusak berat akibat tertimpa reruntuhan turap. Setelah turap ambrol, banjir setinggi 1 meter hingga 1,5 meter langsung menggenangi permukiman warga yang terletak lebih rendah daripada Melati Residence.
Air hujan dipastikan tidak bisa mengalir ke Kali Setu lantaran material turap yang longsor hingga kini masih menutupi badan kali. Akibatnya, air meluap ke rumah warga hingga saat ini.
Sugi (50), warga RT 004, mengatakan, permukiman warga tidak pernah banjir sebelumnya kendati hujan lebat mengguyur lokasi ini. Karena itu, ia amat terkejut saat air meluap dari saluran pembuangan kamar mandinya pada Sabtu lalu. Rumahnya berjarak 20 meter dari Kali Setu.
Dia menuturkan, tinggi air Kali Setu biasanya hanya sekitar 5 sentimeter atau setinggi mata kaki saat normal. Muka air itu berada sekitar 2 meter di bawah rumah warga.
Sabtu itu, Hamdani (47) baru pulang memancing saat hujan turun sangat lebat. Istri dan dua anaknya sedang menonton televisi di ruang tamu.
”Pintu rumah posisinya tertutup waktu itu. Lalu, terdengar bunyi gemuruh. Pas pintu saya buka, air langsung tinggi. Hanya dalam hitungan detik, air sudah setinggi dada (sekitar 1 meter),” katanya ketika ditemui di rumahnya. Senin siang, air masih sekitar 5 sentimeter di rumah Hamdani.
Banjir akibat longsoran turap ini membuat seorang perempuan berusia sekitar 40 tahun tewas. Rumah Hamdani berada di depan rumah korban. Ketika kejadian, Hamdani mendengar suami korban berteriak meminta tolong.
”Dia bilang, istrinya tertimpa reruntuhan. Warga dan tim SAR menemukan jasadnya di depan rumah dalam posisi tertimpa puing reruntuhan,” ujar Hamdani tanpa menyebutkan nama korban.
Kini, Hamdani waswas seandainya hujan turun lagi. Sebab, banjir akan kembali datang karena Kali Setu masih tertutup material. ”Semoga hujan tidak turun lagi malam ini,” harapnya.
Adapun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi, kawasan Jabodetabek berada dalam kondisi cerah berawan hingga hujan ringan pada 13-14 Oktober 2020. Namun, ada wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang, seperti Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Depok, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang.
Singkirkan material
Petugas dan alat berat dikerahkan ke lokasi untuk menyingkirkan material turap yang ambrol. ”Kalau prediksinya, kemungkinan seminggu ini baru selesai,” ujar Camat Jagakarsa Alamsyah.
Dia melanjutkan, investigasi terkait dugaan kelalaian pembangunan perumahan masih berlangsung. Dia menduga, ada aturan yang dilanggar karena jarak turap terlalu dekat dengan sempadan kali.
Dari data di posko pengungsian, ada 300 warga terdampak banjir ini. Sebanyak 169 warga mengungsi di tiga posko yang disiapkan pemerintah. Sementara sebagian korban lain memilih berada di rumah masing-masing.
Lurah Ciganjur Hifzillah menambahkan, bantuan berupa logistik sudah memadai. Yang paling dibutuhkan warga saat ini adalah alat-alat kebersihan.