Memasuki puncak musim hujan, Pemerintah Kota di Tangerang Raya bersiap mengantisipasi banjir. Strategi mengandalkan pompa untuk menyedot air masih menjadi tumpuan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pemerintah kota di Tangerang Raya mulai bersiap mengantisipasi bencana banjir. Fenomena La Nina menyebabkan peningkatan akumulasi curah hujan yang dikhawatirkan bisa memicu bencana hidrometeorologis.
Untuk mengantisipasi banjir, Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah telah meninjau beberapa lokasi pompa air yang berada di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. Arief mengatakan, persiapan Pemerintah Kota Tangerang dalam menanggulangi banjir terus dilakukan dengan menyiapkan pompa air di beberapa perumahan yang dekat dengan aliran sungai.
Petugas diminta bersiaga dengan pompa-pompa banjir di perumahan dan menanggulangi turap atau tanggul sungai yang rusak. Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membentuk tim Siaga Banjir yang berada di bawah koordinasi Bidang Operasi dan Pemeliharaan.
”Keseluruhan tim tersebut dibagi dalam tiga wilayah pekerjaan, yakni wilayah timur, tengah dan barat, yang selalu siaga saat pagi, siang dan malam hari,” kata Arief, Jumat (9/10/2020).
Namun, Arief menilai sejumlah pompa air masih harus dimodifikasi lagi karena sedotan airnya belum maksimal. Selain menyiapkan pompa air, Arief memerintahkan Dinas PUPR mengecek saluran-saluran air yang berada di sejumlah perumahan. Sebelum puncak musim hujan tiba, Arief meminta Dinas PUPR membuat sodetan baru agar air bisa tersebar untuk meminimalkan terjadinya luapan air.
Hal serupa juga disampaikan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Menghadapi musim hujan, Airin meminta para lurah dan camat turun ke lapangan dan mengajak warga gotong royong membersihkan selokan dan gorong-gorong di sekitar permukiman mereka.
Selain itu, Airin juga telah memerintahkan Dinas PUPR Tangsel untuk memeriksa tandon dan saluran pompa penyedot air agar tak tersumbat.
Sebelumnya, Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Herizal menyampaikan, pada akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La Nina sedang berkembang.
Catatan historis menunjukkan, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya. Peningkatan curah hujan pada awal musim hujan yang disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologis, seperti banjir dan tanah longsor.