Warga Tak Disiplin Isolasi Mandiri, Rantai Penyebaran Covid-19 Sulit Putus
Tidak mudah memutus mata rantai penularan Covid-19 lewat isolasi mandiri di rumah. Sebab, sebagian orang tidak disiplin menjalani isolasi.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keterbatasan ruangan dan ketidakdisiplinan menjadi problem isolasi mandiri di rumah. Padahal, pemisahan orang tanpa gejala dari orang sehat mutlak selama proses ini. Lebih baik gunakan fasilitas isolasi milik pemerintah supaya tidak terjadi kluster keluarga.
Farid (38), warga Depok Jawa Barat, waswas karena dua orang tanpa gejala di kompleksnya beraktivitas seperti biasa, termasuk shalat berjemaah. Pada saat yang sama, banyak warga tidak mengenakan masker dan menjaga jarak. Lantas dia putar haluan dan bergegas seribu langkah kembali ke rumah.
”Shalat di rumah saja. Mereka (dua tetangga) memang kelihatan sehat, tetapi positif dan berisiko,” ujar Farid, Jumat (2/9/2020). Sepengetahuannya, petugas tingkat RT/RW sudah tahu prosedur isolasi mandiri dari puskesmas dan kelurahan. Apalagi, setiap temuan kasus positif diumumkan kepada warga.
Menurut dia ada kemungkinan orang tanpa gejala ini takut atau enggan isolasi mandiri. Mirisnya, warga pun tidak satu suara dalam bersikap. Sebagian khawatir, sisanya cuek bebek. ”Keterbukaan informasi penting sebagai pencegahan sebaran dan bantuan sosial, tetapi masih ada orang yang cuek,” katanya.
Andi (57), warga Grogol Utara, Jakarta Selatan, mengaku enggan isolasi mandiri seandainya terpapar Covid-19. Ketiadaan ongkos dan pemasukan harian adalah penyebabnya. ”Nanti tidak bisa kerja. Saya tidak dapat bansos,” ujarnya.
Dia mencontohkan keengganan warga untuk isolasi mandiri di sekitar kontrakannya, beberapa waktu lalu. Saat itu, ada warga yang tiba-tiba dijemput petugas dengan ambulans karena positif Covid-19. Sontak warga sekitar terkejut karena orang ini beraktivitas seperti biasa, bukan berdiam diri di dalam rumah setelah tes usap.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menekankan bahwa isolasi mandiri penting untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Isolasi mandiri tidak hanya membatasi kontak dengan orang di luar rumah, tetapi juga pada orang yang ada di dalam rumah karena risiko penularan terutama kepada kelompok rentan.
Spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Premier Bintaro, dr Ariska Sinaga SpPD, menuturkan, isolasi mandiri memisahkan dan membatasi ruang orang tanpa gejala ataupun gejala ringan sehingga tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan keluarga dan lingkungan. Persolan yang sering terjadi ialah keterbatasan ruang dan kedisiplinan.
Ariska menyarankan atur waktu paling awal atau paling akhir jika harus berbagi kamar mandi. Sebab, kamar mandi harus dibersihkan atau didisinfeksi terlebih dahulu. Minimalkan kontak apabila mengantar makanan. Dalam situasi yang mengharuskan interaksi, selalu kenakan masker dan jaga jarak. ”Jangan berlama-lama, langsung kembali ke ruangan isolasi,” ujarnya.
Atur waktu paling awal atau paling akhir jika harus berbagi kamar mandi. Sebab, kamar mandi harus dibersihkan atau didisinfeksi terlebih dahulu.
Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Sari Ulfa Nardia mengatakan, warga di permukiman padat membutuhkan isolasi di fasilitas kesehatan karena satu rumah bisa dihuni oleh enam hingga sepuluh orang.
”Selain tidak ada privasi yang memungkinkan pasien benar-benar terpisah dari orang lain, juga ada risiko penularan virus korona baru kepada anggota keluarga. Sebab, di dalam rumah, orang tidak memakai masker dan menjaga jarak, apalagi di permukiman padat,” ucapnya.
Warga yang tidak bisa isolasi mandiri di rumah sebaiknya memanfaatkan fasilitas dari pemerintah. Tersedia flat isolasi mandiri di Wisma Atlet Kemayoran dan fasilitas lainnya.
Fasilitas gratis
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menambah fasilitas isolasi mandiri pendukung flat Wisma Atlet Kemayoran. Setidaknya sudah ada tiga hotel untuk isolasi mandiri, yakni Ibis Style Mangga Dua Square, Ibis Senen, dan U Stay Mangga Besar.
Pemprov DKI menyediakan tambahan tiga wisma untuk isolasi mandiri, yaitu Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre), Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah, dan Graha Wisata Ragunan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menuturkan, fasilitas ini untuk mendukung flat isolasi mandiri Wisma Atlet Kemayoran. Apalagi, jumlah orang tanpa gejala mencapai 53 persen dari kasus aktif.
”Orang tanpa gejala ataupun gejala ringan yang tidak memiliki kapasitas isolasi pribadi sesuai protokol kesehatan harus mendapatkan surat rujukan dari puskesmas, rumah sakit, atau dokter untuk isolasi mandiri di falisitas pemerintah,” ucapnya.
Sementara itu, isolasi mandiri di rumah atau fasilitas pribadi akan melalui penilaian kelayakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan isolasi terkendali dari petugas kesehatan yang berkoordinasi dengan gugus tugas setempat.
”Apabila kelayakan tempat isolasi tidak memadai, sedangkan untuk individu atau masyarakat tadi yang tidak bersedia dirujuk ke lokasi isolasi terkendali, petugas kesehatan menginformasikan kepada gugus tugas setempat atau lurah atau camat untuk melakukan penjemputan paksa bersama satpol PP, kepolisian, TNI, dan unsur terkait,” katanya.
Petugas kesehatan akan memantau secara berkala. Jika kondisi memburuk, harus dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut. Lurah bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Tingkat RT/RW juga mengawasi proses isolasi mandiri tersebut bersama satpol PP, kepolisian, TNI, dan unsur terkait untuk melakukan penegakan hukum atau disiplin apabila terjadi pelanggaran.