Warga Khawatir Kesulitan Mendapatkan Lahan Pemakaman
Sejumlah warga resah di balik kabar makin minimnya lahan pemakaman Covid-19. Pemerintah berupaya mengatasi kekurangan lahan tersebut.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lahan pemakaman pasien Covid-19 di Jakarta pada awal Oktober 2020 makin sempit. Kabar tersebut meresahkan warga setelah tujuh bulan pandemi di Indonesia. Mereka khawatir semakin sulit mendapatkan lahan itu.
Bahrudin (50), penjual papan bunga di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, sejak September membayangkan kesulitan yang akan terjadi. ”Kalau tiap hari ada belasan atau puluhan orang meninggal dengan protokol Covid-19, bukan enggak mungkin pemakaman pada penuh,” ujarnya, Kamis (1/10/2020) siang.
Pendapat itu terlontar karena pengalaman Bahrudin saat mengantar papan bunga ke rumah duka. Dia mendengar, ada jenazah yang belum jelas akan dimakamkan di mana saat menjelang pemberangkatan. ”Waktu itu, ada salah satu jenazah yang belum jelas dimakamkan di TPU Tegal Alur atau TPU Pondok Ranggon. Waktu itu pertimbangannya juga karena pilih lahan yang sesuai,” katanya.
Begitu pula kegelisahan Subeni (31), warga Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Penentuan lokasi pemakaman ayahnya, yang meninggal pada Juli silam, sempat cukup lama. Hal tersebut lantaran belum jelasnya status positif Covid-19 dari jenazah ayah.
Yoyoh (30), warga Pademangan, Jakarta Utara, mengalami hal serupa saat ayahnya berpulang. Penentuan lokasi pemakaman akhirnya jatuh pada TPU Tegal Alur yang dianggap lebih dekat dengan domisili Jakarta Utara.
Berkurangnya petak pemakaman itu juga dilaporkan pegawai Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) TPU Pondok Ranggon, Imang Maulana. Lahan pemakaman di TPU itu tersisa 1,6 hektar. ”Sisa makam itu tinggal 700 petak lagi,” ucapnya, Rabu.
Per Kamis sore, di Jakarta ada enam penambahan kasus kematian Covid-19. Sementara rata-rata kematian sepanjang September stagnan dengan penambahan belasan kasus. Jumlah itu terus menambah kasus kematian yang tercatat 1.737 orang per 1 Oktober 2020. Tingkat kematian karena Covid-19 juga ada di angka 2,3 persen. Angka dan persentase tersebut tidak dapat diremehkan sama sekali.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyampaikan, berbagai upaya untuk perluasan makam sedang berlangsung. Dinas Bina Marga bertugas untuk menyiapkan lahan tersebut. Masih ada lahan baru yang dibuka di lingkungan TPU Pondok Ranggon. Namun, lahan tersebut tidak begitu luas.
”Ada beberapa hektar yang masih dibuka sesuai arahan Gubernur,” ujar Hari saat dihubungi, Kamis sore. Pembukaan lahan yang dimaksud itu terbagi dua tahap, yakni tahap awal 7.141 meter persegi, selanjutnya 6.150 meter persegi. Dia tidak memerinci penambahan luas untuk TPU Tegal Alur.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pekan lalu, juga menjanjikan masih banyaknya lahan pemakaman untuk jenazah Covid-19. Salah satu upaya itu adalah penyediaan lahan pemakaman TPU Rorotan di Cilincing, Jakarta Utara. Ada 2 hektar lahan yang sedang disiapkan di sana.
Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Utara Putut Widya Martata menyebutkan, persiapan lahan di TPU Rorotan berlangsung sejak pertengahan September. Perkiraannya, lahan akan siap sekitar tiga bulan mendatang. ”Persiapan lahan memakan waktu 100 hari dan dapat menampung 5.000 petak makam,” ucapnya, seperti dilaporkan Kompas.com.
Meski lahan pemakaman perlu, upaya untuk menekan kasus kematian Covid-19 harus tetap yang utama. Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko menyampaikan, fokus untuk menekan angka kematian jangan sampai kendur.
Cara untuk menekan angka kematian dan penularan Covid-19 lagi-lagi soal langkah pembatasan sosial. Makin ketat pembatasan sosial dan upaya tes, makin mudah pula penanganan pandemi. ”Saya harap, pemerintah tetap fokus. Batasi mobilitas dan perbanyak tes. Makin banyak pasien yang diketahui dan dirawat, penularan makin bisa dikurangi,” tuturnya.